"Libur gini gak ada niatan jalan-jalan apa?" tanya Fitri.
"Enggak" jawab Senja singkat.
"Loh? Kan punya Langit, ajak jalan dong." Fitri berkata sambil senyum-senyum.
"Ngaco" balas Senja singkat, "Kakak ke sini sendirian? Kak Brayn nya mana?"
"Lagi reuni sama temen SMA" jawab Fitri.
"Loh? Kakak gak ikut apa?" tanya Senja.
Fitri menekan tombol remot TV untuk memindahkan channel nya, lalu menatap Senja. "Ada sama gak ada kakak di sana, gak berpengaruh. Dari pada di sana kakak cuma celingak-celinguk gak jelas mending di sini aja."
Senja memikir jauh. "Kakak gak mikirin apa kalo acara reuni pasti ada mantannya kak Brayn tuh, apa kakak gak cemburu kalo nanti mereka berinteraksi?"
Bintang tersenyum. "Kuncinya kan satu dek, kepercayaan. Karena kakak mikirnya gini, Brayn mau berinteraksi sama siapapun di sana, termasuk mantannya kakak gak akan larang. Mau dia berpaling dari kakak dan pulang ke mantannya juga kakak gak akan larang kok."
"Kenapa gitu kak?" tanya Senja yang tampak bingung.
"Ya gini deh, kalo Brayn ngelakuin kayak gitu, artinya dia gak bener-bener sayang sama kakak" jawab Fitri dengan santai.
"Ohhhhh" respons Senja lalu beranjak dari kursi yang ia duduki.
"Mau ke mana?" tanya Fitri.
"Ke kamar, ngantuk" jawab Senja.
"Halah, bilang aja mau teleponan sama si Langit Langit itu" ujar Bintang meledek.
"Astaghfirullahaladzim kakak, gak boleh suudzon gitu deh" balas Senja sambil menahan ketawa.
"Tau kok kakak, gak usah berbohong gitu lahhh, kakak juga pernah rasain kok di fase kayak kamu" ujar Fitri sambil tertawa.
"Idiiihhh apaan sihhh" ucap Senja lalu buru buru berjalan ke kamarnya.
Di kamarnya Senja senyum-senyum sendiri, lalu mengambil handphonenya dan membuka 3 pesan dari Langit.
Langit: Senja aku hari ini mau anter Karin buat beli stationary. Boleh gak? Soalnya mama nya minta aku buat anterin Karin. Tapi kalo emang kamu gak bolehin aku buat anterin Karin, yaudah gak apa-apa. Nanti aku pura-pura gak enak badan aja.
Senja: Hmmm...yaudah deh gak apa-apa, kasian juga Karin nya. Kan udah lama gak ke sini jadi gak tau banyak tempat. Gak usah pura-pura sakit gitu ah, nanti sakit beneran hehe :')
Jleb.
Satu kata yang mewakili Senja kini, entah kenapa dadanya kini serasa di hantam oleh benda yang keras.
Langit: Kalo kamu emang gak ngebolehin aku, ya udah gak apa-apa. Lagian aku ngerti kok, kamu pasti cemburu kan? Apalagi kalo aku gak minta izin dulu sama kamu.
Senja: Temenin aja Langit, kasian juga. Gitu-gitu juga dia kan sahabat kamu dari dulu, pentingin dulu sahabat daripada pacar.
Langit: Aku janji, walaupun aku lagi sama dia, hati aku tetep sama kamu kok. Kamu gak usah khawatir ya :')
Senja: Iya Langittt, aku percaya kamu kok :)). Tapi ada syaratnya lohhh wkwk
Langit: Apaan tuh?!
Senja: Mau minta beliin sticky notes yang lucu-lucu sama yg warna pastel gitu. Kalo gak dibeliin aku ngambek ya :v
Langit: Ih kirain apaan. oke, aku beliin sekalian sama tokonya.
Senja: Apasiii
Langit: Nanti aku anterin deh sticky notesnya
Senja: Kalo mau ke rumah pokoknya pc dulu okayy.
Langit: Iya Senjaaaa.
Senja tersenyum tipis, walaupun begini akhirnya, hatinya masih merasakan sesak. Senja membaringkan dirinya di kasur. Menginggat ucapan Fitri yang belum lama diucapkan.
Setiap kata ia resapi, ia ingat. Sampai akhirnya Senja tenang kembali. Iya, Senja kini mengerti, kepercayaan nomer satu.
Akhirnya Senja tidur, karena merasa bosan, sampai akhirnya ada ketukan pintu.
Ceklek
"Eh malahan tidur, kakak gak ditemenin gitu nonton TV?" tanya Fitri yang telah membuka pintu kamar.
"Serius deh kak, Senja ngantuk banget. Abis makan suka langsung ngantuk gitu kan" ujar Senja.
"Lama-lama gendut loh, idihh nanti Senja gendut eh pendek lagi, lengkap banget dah tuh" ledek Fitri.
Bugh
"Ih kakak kok ngedoain gitu sih?" pekik Senja setelah melemparkan dua bantal sekaligus.
"Bercanda doang astaghfirullah, emang kakak ngedoain kamu? Enggak juga!" balas Fitri sambil menutup pintu kamar Senja dengan keras.
"Gila kali ya" ujar Senja langsung melanjutkan tidur cantiknya pagi ini.
See you next chapter wkwk bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Sky
Teen FictionKetika penulis jatuh cinta, tapi tidak sanggup mengungkapkan dia hanya bisa membuat pria itu menjadi tokoh utama dalam tulisannya. Aku akan membuat namamu melegenda seperti kisah-kisah kuno Yunani, ntah bagaimanapun caranya aku mampu. Jika kamu bers...