JANGAN LUPA VOTE. BELAJAR MENGHARGAI KARYA ORANG YA HEHE
"Itu yang berempat kok ngobrol?" tanya bu Fafa.
"Tuh bu Langit" ucap Yuda.
"Kenapa Langit?" tanya bu Fafa.
"Gapapa bu" jawab Langit.
"Harusnya lo bilang gak kuat kek pen kencing atau apalah" desis Yuda.
"Gak kepikiran bambang" sahut Langit.
"Pemadaman listrik hari ini lumayan lama ya" ucap Riko pelan-pelan.
"Emang belum beres?" tanya Rehan.
"Belom" jawab Riko.
------
Di dalam perpustakaan, Senja terus menangis hingga suaranya parau, Senja takut kegelapan. Sudah hampir 2 jam Senja terkurung di sini bersama kegelapan dan terus-terusan menangis hingga kini air matanya habis. Senja tak tahu bagaimana matanya saat ini, yang ia rasakan perih. Senja juga merasakan perih di perutnya, Senja memang sarapan tadi pagi. Tapi tidak banyak, dan Senja merasa pusing karena belum meminum obat dan vitaminnya.
Senja terus berdoa, berharap ada yang datang membantu Senja keluar dari perpustakaan ini, ruangan ini minim sekali udara dan hawa panas, juga sedikit debu karena perpustakaan jarang dikunjungi. Siswa di sini lebih tertarik bermain ponsel daripada membaca buku.
Senja sudah sangat pusing, Senja tak tahan lagi berada di sini lebih lama lagi. Udara panas membuatnya tidak enak bernapas, Senja tak hentinya berdoa, semoga saja ada yang membantunya.
Untuk sekedar mengetuk-ketukan tangan pada pintu pun Senja sudah lemas, kini pandangannya kabur, kepalanya semakin pusing. Senja berusaha menghilangkan rasa sakitnya ini.
Tringgggggggg *Bel istirahat telah berbunyi.
Langit buru-buru keluar kelas dan mencari Senja ke perpustakaan, entah lah, feeling nya mengatakan bahwa Senja berada di sana.
"Senja, kamu di dalem?" tanya Langit cukup keras.
"Laaa...ngiiit"
"Kamu di dalem kan?" Langit bertanya memastikan
"I....iy...iya, too...long a..a..ak..aku"
"Kamu tunggu sebentar ya, pintunya dikunci, aku coba cari kunci dulu ya" kata Langit.
"Jangan lama" lirih Senja dengan suara parau.
"Iya, aku cepet dateng lagi kok" sahut Langit.
Langit berjalan mencari bu Fina, guru perpustakaan pasti mempunya kunci perpustakaan kan?
"Bu Fina" panggil Langit.
"Ada apa?" tanya bu Fina.
"Boleh pinjem kunci perpustakaan?" pinta Langit.
"Boleh kok" sahut bu Fina
"Makasih bu" ucap Langit saat bu Fina sudah memberikan kuncinya
"Ini juga baru dibalikin sama Anya dan Julia" kata bu Fina
Langit mengepalkan tangannya kuat-kuat, tak lama ia pamit karena ingin menyelamatkan Senja. Amarahnya kini sudah berada di puncak, mengapa tak ada habisnya mengerjai Senja?
"Senja, kamu nepi dulu ya, aku mau buka pintunya" kata Langit
"Iya" gumamnya.
Setelah pintu dibuka, cahaya masuk dan Senja menangis dengan keras. Akhirnya Senja bisa keluar dari tempat gelap itu.
"Jangan nangis, aku di sini" ujar Langit, "air mata kamu udah abis."
"Yuk beli minum dulu" ajak Langit.
Senja menggeleng. "Malu."
"Kenapa harus malu? Ayo ah" Langit memaksa.
Setelah mengunci kembali pintu perpustakaan, mereka berjalan ke ruang guru untuk mengembalikan kunci perpustakaan pada bu Fina
"Loh? Udah?" tanya bu Fina.
"Udah bu" jawab Langit.
"Emang ngapain tadi di perpus?" tanya bu Fina kembali.
"Ini bu Senja" ucap Langit.
"Senja kenapa?" tanya bu Fina.
"Gapapa kok bu hehe" alibi Senja.
Setelah pamit, Langit protes. "Kok bilang gak apa-apa sih?"
"Guru gak usah tau" ujar Senja.
"Harus tau lah, biar si Anya sama Julia tau rasa," ujar Langit.
"Gak apa-apa ih" ucap Senja.
Sampai di kantin, Senja disuruh duduk saja dan Langit yang membeli minum untuk Senja.
"Nih minum, udah aku bukain" ujar Langit.
"Makasih" sahut Senja.
"Uwwww so sweet" ledek Afifah yang baru datang.
"Huh temennya ke kunci malah enak-enakan pacaran" sindir Langit.
Plak.
"Gak gituu" pekik Afifah.
"Jan asal geplak ke orang Fah, gapapa biar aku aja yang digeplak sama kamu, orang jangan" ucap Altezza, Afifah tersipu malu.
"Bucin" ledek Senja pelan.
"Aku juga bucin" kata Langit.
"Kalo sayang mah beda" bisik Senja
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Sky
Teen FictionKetika penulis jatuh cinta, tapi tidak sanggup mengungkapkan dia hanya bisa membuat pria itu menjadi tokoh utama dalam tulisannya. Aku akan membuat namamu melegenda seperti kisah-kisah kuno Yunani, ntah bagaimanapun caranya aku mampu. Jika kamu bers...