"Itu nembak?" tanya Senja, karena senang Senja jadi bertanya seperti itu, detik selanjutnya Senja menepuk jidatnya merutuki dirinya sendiri mengapa se-reflek itu responnya.
"Iya, lo mau?" tanya Langit.
Senja menatap mata Langit, lalu mengangguk. "Gue mau"
-----
"Ayo pulang" ajak Langit, Senja mengangguk saja.
-Di perjalanan pulang-
"Makan dulu gak?" tanya Langit.
"Terserah kamu aja" jawab Senja.
"Makan dulu ya, nanti kamu sakit" ujar Langit.
"Eh?" ujar Senja bingung.
"Kenapa?" tanya Langit.
"Enggak kok, hehe" jawab Senja.
Ting! *suara notifikasi dari ponsel Senja
Kak Fitri: Senjaaa, kakak pulang malem, mau cetak undangan dulu, makan di luar aja tar uangnya kakak ganti.
Senja: Undangan apa kak? Siapa yang nikah?
Kak Fitri: Pura-pura lupa atau beneran lupa nih?
Senja: Asli lupa.
Kak Fitri: Kan kakak seminggu lagi mau nikah :)
Senja: Astaghfirullah, sampe lupa aku kak.
Kak Fitri: Wkwkw Ingetnya dia terus ya.
Senja: Astaghfirullah.
Kak Fitri: Bener kan?
Senja: Gak kok.
Kak Fitri: Yaudah kakak mau berangkat dulu ya hehe, bye.
Senja: Bye.
Sampai di cafe, mereka memesan nasi goreng, mengganjal lapar sebelum makan malam yang jarak waktunya lama.
"Kamu kenapa?" tanya Langit.
"Selembut ini dia sekarang" batin Senja.
"Emang aku kenapa?" tanya Senja balik.
"Pucet banget" kata Langit.
"Oh, hmm aku gak apa kok" sahut Senja.
"Beneran?" tanya Langit.
"Iya" jawab Senja.
Senja sebenarnya sedikit pusing, tapi, dia tidak mau mengungkapkan apa yang di rasakannya. Dia tidak mau Langit khawatir, dan Senja ingat, dia belum minum obat vitaminnya dari kemarin. Kalo mama dan papanya sampai tau, Senja pasti ditegur.
"Kemarin itu, guru yang ngajar di kelas aku, keluarnya lebih 20 menit. Aku gak pulang bareng cewek, malahan aku nyari-nyari kamu" jelas Langit.
"Iya gak apa-apa, kemarin juga kakak aku bisa jemput kok" sahut Senja.
"Berarti gak pulang sama cowok?" tanya Langit.
"Enggak, emang kamu kata siapa?" Senja balik nanya.
"Gak kenal, tapi ada di gerbang gitu" jawab Langit.
"Hmm, mungkin mereka salah liat" ujar Senja.
"Mungkin" ucap Langit.
Senja memakan nasi gorengnya, meminum apa yang dipesan, lalu pulang. Di perjalannan pulang, keringat dingin bercucuran, tangannya pucat, Senja menganggkat ponselnya untuk melihat apakah mukanya pucat juga apa tidak.
Dan benar saja, wajahnya pucat pasi, keringat dingin bercucuran. Ah, ini kelalaian Senja karena kemarin tidak minum obat.
Setelah turun dari motor, karena sudah sampai, Langit melihat wajah Senja yang pucat pasi. "Kamu kenapa?"
"Lupa minum obat kemarin" ujar Senja.
"Sakit?" tanya Langit khawatir.
"Hmm" gumam Senja.
"Sakit apa?" tanya Langit lagi.
"Istirahat ya, jangan lupa obatnya diminum, kalo butuh sesuatu, telepon aja ya" ujar Langit.
"Iya, makasih Langit, hati-hati di jalan" ucap Senja sambil melambaikan tangannya.
-----
Tringggg....tringggg.... *Telepon Senja berdering
Senja: "Halo mah?"
Devi: "Senja, kamu di mana?"
Senja: "Di Apart mah"
Devi: "Rapiin dulu baju kamu sama buku-buku pelajaran ya"
Senja: "Ada apa mah?"
Devi: "Beresin dulu aja, ke koperin, yang kak Fitri biarin dulu aja di sana"
Senja: "Ah iya ma"
Devi: "Ok, sebentar lagi mama sampe, udah beres ya"
Senja: "Ok mah"
Senja pun buru-buru merapikan baju-baju ke dalam koper untung bajunya tak banyak, lalu Senja memasukan buku tulis dan buku paket, tak lupa juga dengan alat tulisnya.
Sekitar 15 menit, Senja sudah selesai merapikan barang-barangnya, tapi tak semua. Tak lupa juga ia meminum obat dan vitaminnya. Senja senang, mama dan papa-nya pulang.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Senja, lalu membuka pintu.
"Mamaaaa" pekik Senja senang lalu memeluk mamanya.
"Kangen ya" ujar Devi.
"Kangen banget" ujar Senja
"Udah beres-beresnya?" tanya Bima.
"Udah" jawab Senja.
"Ayoo" ajak Bima
"Kita mau kemana sih Pah, Mah?" tanya Senja.
"Surprise" jawab Devi
Kopernya di bawakan oleh Bima, sedangkan Devi dan Senja asik mengobrol, menceritakan sekolahnya dan teman-temannya.
"Kamu udah punya pacar belum?" tanya Devi
"Hah?" tanya Senja kaget, kenapa se-pas itu mamanya bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Sky
Teen FictionKetika penulis jatuh cinta, tapi tidak sanggup mengungkapkan dia hanya bisa membuat pria itu menjadi tokoh utama dalam tulisannya. Aku akan membuat namamu melegenda seperti kisah-kisah kuno Yunani, ntah bagaimanapun caranya aku mampu. Jika kamu bers...