30

18 5 0
                                    

Hari minggu, tepat di mana Fitri menikah dengan Brayn. Senja menolak menjadi pagar ayu dipernikahan kakaknya, tetapi kakaknya memaksa, sehingga mau tidak mau Senja harus menjadi pagar ayu dipernikahan kakaknya.

Setelah akad nikah selesai, Senja duduk di kursi khusus keluarga, dengan santainya meneguk jus buah yang disediakan. Menikmati lantunan musik yang menggema digedung ini.

Devi menghampiri sambil berdecak. "Subhanallah Senja, sana dong duduk di meja penerimaan tamu"

"Bentaran doang mah, haus nih" ujar Senja sambil tersenyum.

"Buruan ih, masa iya Zevana sendirian di sana" ucap

Zevana-adik Brayn beda dua tahun umurnya dengan Senja.

Senja pun ke meja penerimaan tamu. Kembali duduk sambil memastikan tamu membawa undangan lalu membagikan souvenir pada tamu yang datang, sedangkan Zevana mempersilahkan tamu untuk menulis nama di buku undangan.

"Kak Senja, Zevana kedalem dulu ya, haus" ujar Zevana, Senja mengangguk mengiyakan. Senja tak ada waktu memegang ponsel karena tamu sedang banyak yang datang sehingga sibuk memberi souvenir.

Matanya teliti mencari keberadaan Langit dibarisan para tamu yang datang. Ya, Langit diundang karena termasuk tetangga Senja sekaligus Devi ingin Langit dan keluarganya datang, sekarang Devi yang lebih rindu bertemu Langit.

Tamu sedikit demi sedikit mulai berkurang, tapi masih banyak juga yang datang. Hanya saja tidak sebanyak tadi. Langit datang bersama mama dan papanya, tak lupa adik kecilnya yang terlihat menggemaskan. Senja bersiap untuk menyapa mereka.

"Siang, om, tante" sapa Senja.

"Siang juga Senja," Nina menyahuti, "Oh ini pacar kamu, cantik ternyata seperti apa yang kamu bilang"

"Iya lah, Langit mah gak akan salah pilih" ujar Langit percaya diri.

"Kakak namanya siapa ini?" tanya Amora

"Senja" jawab Senja.

"Senja Frista?" tanya Amora.

"Enggak lah sayang, Senja Frista kan seumuran kamu, mana bisa berubah jadi besar" jelas Nina.

"Tante sama om masuk dulu ya Senja" ujar Nina diangguki oleh Senja dan diikuti langkahnya oleh princess kecil Amora.

"Gak ikut masuk?" tanya Senja.

"Gak ah, males" jawab Langit.

"Mama pengen ketemu kamu tau" ujar Senja.

"Ya udah aku masuk, temenin dong" pinta Langit.

"Lah aku kan jaga meja tamu" jawab Senja

Zevana yang sedang memainkan ponsel menyahuti, "Gak apa-apa kak Senja masuk aja. Biar Zevana yang jaga di sini"

"Beneran gak apa-apa?" tanya Senja memastikan.

"Beneran" jawab Zevana. Senja pun beranjak dari duduknya lalu mengantar Langit untuk bersalaman dengan pengantin, dan orang tua.

"Dasar manja huh" ledek Senja.

"Gak apa-apa kali-kali" timpal Langit

"Kalah mulu deh aku kalo ngomong sama kamu" ujar Senja sambil berdecak pinggang. "Malesin tau gak."

"Ih salah siapa gak jago pembelaan diri, jadi sering aku ledekin" ucap Langit.

"Aku imut, aku diam dan aku sadar" ujar Senja.

"Huh dasar, korban stiker di whatsapp" kata Langit.

"Iyalah, kata-katanya aku terapkan di real life" ucap Senja.

"Ok sekarang aku yang kalah" ujar Langit.

Setelah bersalaman, mereka turun dari singgasana. Lalu mengambil dessert yang tersedia di dalam gedung itu, sambil mengobrol-ngobrol. Tadi juga Afifah sudah datang dengan Altezza, sangat serasi bahkan mengalahkan pengantin yang sedang duduk anggun sambil bersalaman dengan tamu yang datang.

Afifah yang memakai gaun berwarna biru muda dan Altezza yang memakai jas berwarna hitam dengan kameja biru juga celana bahan. Entah mengapa Senja melihat mereka serasi sekali. Bahkan Senja meledek mereka seperti akan pergi graduation sekolah.

Afifah dan Altezza berfoto di sana, Afifah yang memegang bunga dekorasi yang dipajang di pintu masuk gedung membuat Senja tertawa terpingkal-pingkal di tempatnya, tak lupa tamu yang selara humornya rendah pun ikut tertawa atau menunduk menahan tawanya agar tak meledak.

Dan giliran sekarang Senja dan Langit difoto bersama, difotokan oleh Zevana yang bersedia menjadi photograper dadakan di sana. Senja melihat hasilnya lalu tersenyum, seserasi ini Senja dengan Langit. Atau hanya ilusi Senja saja?

Langit melihat hasil fotonya juga, lalu tersenyum

"Aku ganteng banget gak ngerti lagi" ucap Langit sambil tertawa.

Tawa Senja pecah, entah mengapa Langit sangat PD mengatakan dirinya tampan sekali di foto itu. Tapi Senja juga mengakui itu, Langit yang memakai Kameja berwarna abu-abu yang serasi dengan gaunnya, dipadukan dengan celana jeasn yang membuat dirinya nampak cool

"Cocok deh udah" celetuk Zevana, dan kami tertawa karena itu, memang selara humor kita sangat rendah.

Twilight SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang