Free class adalah dunia surga untuk semua murid di mana mereka bisa tertidur, mabar atau gibah bagi para kaum hawa.
Tapi tidak dengan Senja, kini dia sedang berada di kantin karena Anya dan Julia memintanya untuk ke kantin.
"Gimana perkembangan lo sama Langit?" tanya Julia to the point.
"Gak gimana-gimana" jawab Senja.
"Gak berjuang? Terus gimana mau dapetin hatinya?" sindir Anya.
"Gak gitu, cuma Langitnya aja belum respon" ujar Senja.
"Chatan?" tanya Zulfa.
Senja hanya menggelang, sampai saat ini belum ada keberanian untuk meminta nomer atau id line nya.
"Minta ya nanti. Biar lo ada perkembangan" kata Anya, Senja mengangguk ragu.
"Ragu? Masa iya mau ngebantah perintah dari ketua lo?" kata Julia.
"Iya kak" jawab Senja terpaksa.
"Kemarin lo pulang sama Melvin?" tanya Anya pada Jasmine.
"Iya kak" jawab Jasmine.
"Cuma gebetan?" tanya Zulfa.
"Kita gak mau pacaran kak, soalnya kalo putus pasti nyakitin dua-duanya" jelas Jasmine.
"Terus Senja, kamu masih tetep di pendirian kamu mau jadiin Langit pacar kamu?" tanya Anya sinis.
Senja memutar bola mata ke atas lalu ke bawah. "Kayaknya gak akan juga deh kak, gue males kalo ngalamin hal yang tadi Jasmine bilang" jelas Senja.
"Plin-plan lo." Julia menatapnya malas.
"Kan belum tentu hari ini sama hari besok pemikiran kita masih gitu-gitu aja kak....semua pasti ada perubahan" Senja tersenyum tulus.
Baru kali ini dia bisa sepuitis ini. Karena salah ucap akan membuat Anya dan Julia tak mengerti.
"Ya udah ke kelas aja deh, bentar lagi kan pulang" ujar Anya.
"Dan lo... jangan lupa buat minta nomernya Langit, ok? Ini perintah!" seru Julia dengan tatapan sinisnya itu.
"Hmm" gumam Senja lalu berjalan ke kelasnya. Bingung sekali perasaan Senja, apa dia harus melanjutkan ikut Meteora Girls Squad ini atau berhenti sampai di sini. Senja takut salah jalan.
Bel berbunyi, dan sedetik kemudian seluruh siswa berhamburan dari kelas menuju gerbang yang kini sudah terbuka lebar, tapi Senja tak seceria biasanya. Karena Senja terpaksa harus meminta nomer telepon milik Langit.
Bukan jual mahal, tapi Senja sedang menikmati bagaimana sakitnya mencintai dalam diam agar hatinya terlatih untuk patah hati. Senja tau, Langit sekarang pasti sudah banyak mendengar cerita tentang Senja yang menyukai Langit.
Tapi apa salahnya jika Senja tetap berjarak dengan Langit? Senja selalu berharap bagaimana hari-hari indahnya dengan Langit, walaupun sepertinya tidak akan mungkin.
"Langit!" pekik Senja dari kejauhan, kemudian Langit menoleh enggan.
"Apa?" tanya Langit singkat.
"Gue mau minta nomer hp Lo, boleh?" pinta Senja memasang puppy eyes walau Senja tau Langit tak akan mempan dengan tatapan itu.
"Buat?" tanya nya singkat.
"Nambah kontak aja" kata Senja ragu.
"Gue gak salah kan" batin Senja.
"Gak ada kerjaan" ejek Langit lalu meminta handphone Senja untuk menyimpan nomer handphone nya.
"Makasih Langit" ujar Senja yang merasa senang.
"Ya" kata Langit, lalu pergi.
"Nanti aku chat duluan ya Langit!" ujar Senja sangat antusias.
Langit melengkungkan bibirnya membentuk senyuman, sudah lama sekali langit tidak tersenyum disebabkan perempuan.
Tapi Senja mampu merubah itu, dan membangkitkan kembali senyum yang sebelumnya hilang. Tapi Langit tidak mempunyai rasa pada Senja, mungkin dia tersenyum hanya karena keanehan perempuan itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Sky
Teen FictionKetika penulis jatuh cinta, tapi tidak sanggup mengungkapkan dia hanya bisa membuat pria itu menjadi tokoh utama dalam tulisannya. Aku akan membuat namamu melegenda seperti kisah-kisah kuno Yunani, ntah bagaimanapun caranya aku mampu. Jika kamu bers...