WARNINGG
INI PART MENDEKATI ENDING, SORRY KALO CERITANYA GA NYAMBUNG, DAN MASIH BANYAK TYPO YANG BERTEBARAN. DAN MAKASIH YANG MAU UDAH BACA SAMPE PART MENDEKATI ENDING.
HAPPY READING🥰
Langit: Aku udah sampe rumah
Senja: Ok, jangan lupa bersih bersih yaa, abis dari luar rumah pasti banyak debuu.
Langit: Siap ibu negara
Senja: Ok kapten :v Udah ah alay banget deh
Langit: Ngikut yang lagi viral aja
Senja: Viral sekarang mah kebanyakan bucin, terus alay.
Langit: Iya, kamu juga kebawa bucin deh
Senja: Ah udah dulu, aku mau nikmatin minuman yang kamu bawa.
Langit: Belom diminum emangnya?
Senja: Baru mau, karena baru beres laporannya
Langit: Yaudah selamat menikmati, kalo kurang jangan lupa pcpc :v
Senja: Okayy, kalo kurang bawain lagi yaa!!
Senja tersenyum, entah mengapa moodnya meningkat seketika. Senja meminum minuman yang diberikan Langit, sambil melihat awan yang indah bersama halusinasi yang tak pernah lepas dari pikiran Senja.
Senja membuka instagram, niatnya hanya untuk membuat snapgram, huuhhh terdengar alay sih. Namun itulah yang ingin Senja lakukan sekarang.
"Eh ini kan instagramnya Langit, kok login di aku ya?" Senja bermonolog.
Terlihat ada 1 akun yang men-tag Langit, Senja lihat karena merasa kepo.
OMG.
OH MY GOD!
Baru saja Senja merasa bahagia, kini moodnya turun drastis karena melihat 1 postingan dari akun Karin, yang isinya foto Karin dan Langit dengan caption 'my bf'
Senja tau ini hanya tingkah Karin, mencari perhatian banyak orang, mencari cara agar Senja pergi dari Langit. Tetapi dia tidak akan pernah berhasil, kepercayaan Senja pada Langit sudah tinggi, mereka saling percaya. Tapi tetap saja Senja sedih saat melihat Langitnya dengan wanita lain, apa lagi Karin, orang yang Senja benci.
Lusa nya, Senja dan Langit pergi ke sebuah toko buku untuk membeli stationary. Yaa, walaupun mood Senja belakangan ini sangat buruk, hingga sanggat susah diubah. Tapi Langit bisa membuat Senja tersenyum, walau Langit tau itu sebuah keterpaksaan, menghargai Langit.
Langit belikan Senja ice cream namun tidak ada senyum bahagia yang muncul dari Senja, tidak ada mata berbinar, tidak ada teriakan yang menyambut ice cream itu, hanya senyum terpaksa sambil menghela napas berat menerimanya.
Langit sangat tahu mengapa Senja seperti ini, Langit sudah menjelaskan dan Senja mengerti, Senja hanya tidak suka Karin bersikap seperti itu. Pikirnya, itu sudah kelewat batas.
Langit tidak ada hentinya mengoceh, Langit juga tidak ada hentinya menyampaikan lelucon yang berharap bisa membuat Senja tertawa, menghilangkan sedikit sedihnya. Namun itu sama sekali tidak berjalan, seakan kesedihannya menempel tidak mau lepas.
Entah bagaimana, dan entah mengapa. Tiba-tiba muncul Karin di sana. Menghampiri Langit dan Senja yang sedang duduk berdua, di kursi panjang yang ada di salah satu mall.
Dekat toko buku yang di hampiri Senja, dan Langit memang banyak yang menjual makan ataupun minuman. Dengan banyak kursi yang berjejer di sekitarnya.
"Haii Langit, eh kita ketemu" ujar Karin, lalu mendorong Senja sedikit dan Karin duduk diantara Langit dan Senja.
Mata Senja berkaca-kaca, tangannya mengepal kuat, emosinya ingin diledakan sekarang juga. Tapi Senja harus menahannya, Senja tidak boleh mengeluarkannya, sebisa mungkin menahannya agar tetap diam.
"Kamu sendiri ke sini?" tanya Karin.
"What?! Terus aku di sini di anggap apa sama kamu Rin?" batin Senja.
"Ihh, kok dari tadi aku di anggurin sih" ujar Karin lalu mencebikkan bibirnya.
"Lo bisa gak sih?! Sehari aja gak usah ngusik hidup gue! Gue tuh capek lo gini terus." ujar Langit, emosinya memuncak dan langsung ia ledakkan, seperti lava yang keluar dari gunung.
"Kamu bentak aku? Karena kamu lebih milih dia dari pada aku?!" tanya Karin sambil menunjuk Senja dengan telunjuknya tepat di depan wajahnya.
Tak lama, Senja mencengram kuat lengan Karin yang sedang menunjuk wajahnya itu. Seakan mencengkramnya hingga tidak akan keluar dengan mudahnya.
"Lo bisa gak sih ngehargain gue? Sedikit aja? Selama ini gue diem pas lo deketin Langit atau berusaha ngusik hubungan gue sama Langit. Lo gak mikir apa? Kalo lo yang diginiin bakalan kayak gimana rasanya? Emang ya lo cewek yang gak punya hati! Yang gak tau malu! Yang gak tau diuntung! Gue harap lo bisa menjauh dari Langit dan stop buat ngusik hubungan kita! Lo ngerti sampai sini?" tanya Senja sambil menghempaskan tangan Karin kuat-kuat.
Dan tak lama, Karin pun pergi. Untunglah masih ada kesadaran untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Sky
Teen FictionKetika penulis jatuh cinta, tapi tidak sanggup mengungkapkan dia hanya bisa membuat pria itu menjadi tokoh utama dalam tulisannya. Aku akan membuat namamu melegenda seperti kisah-kisah kuno Yunani, ntah bagaimanapun caranya aku mampu. Jika kamu bers...