Hari sabtu. Dunia cerah, namun berbanding terbalik dengan keadaan hati Senja. Hati senja mendung, entahlah, kecewanya belum berakhir. Padahal kemarin Langit sidah berkali-kali meminta maaf. Padahal jika dipikir-pikir, bukan Langit yang salah di situasi ini. Bahkan Senja sempat menyalahkan dirinya sendiri, Senja berpikir dirinyalah yang salah di sini. Senja yang mengambil Langit dari Bella. Atau memang Bella yang hanya mengaku-ngaku?
"Gak tau ah, pusing." Senja menghela napas agak berat, dari kemarin malam Senja sibuk bermonolog. Mengkhayal lalu menangis, Senja tidak mau bercermin. Senja belum sanggup melihat matanya yang sembab akibat menangis semalam.
-------
Afifah sedang membereskan kamarnya sambil bernyanyi-nyanyi riang. Tidak pernah seceria ini dia biasanya. Hal yang paling malas Afifah lakukan, tapi kali ini tidak.
"Afifah berisik banget kamu, nyanyi-nyanyi gak jelas." Mamanya sudah berkali-kali mengoceh karena Afifah yang terlalu berisik
Ceklek.
"Kamu tuh ya, masih mending kalo kamu teriak-teriak nyanyi gak jelas gitu suaranya bagus! Ini suara kayak begituan, yang bisa dinding retak denger suara kamu kelamaan Fah," oceh mamanya yang kini sudah berada di depan pintu kamar.
"Eh? Emang keras ya?" tanya Afifah dengan wajah tanpa dosa.
Mamanya berdecak sambil geleng-geleng. "Huhhh jadi dari tadi mama teriak gak kedengeran gitu?"
Afifah menyengir. "Enggak mah."
"Udah kalo kerja gak usah sambil nyanyi nanti gak selesai" ujar mamanya.
"Siap mah." ucap Afifah.
mengangguk-angguk dengan wajah kecewa. Moodnya kini sudah dibuat down oleh mamanya sendiri. Afifah pun bermonolog. "Padahal lagi semangat beres-beres. Kapan lagi gue bisa sesemangat ini beresin kamar?"
"Senjaa, kamu dari tadi tidur aja sih! Beres-beres kamar coba, cuci sepatunya!" Devi berseru sambil menguncangkan tubuh Senja.
"Bentar lagi mah, Senja ngantuk" ujar Senja singkat.
"Alay banget kamu nangis, kenapa?" tanya Devi
Senja menghela napas. "Biasa...."
"Film lagi?" tanya Devi. Senja hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Nangis ditambah kurang tidur bisa-bisa kamu sakit, yaudah istirahat aja. Minggu ini kamu gak usah beresin kamar juga gak apa-apa," ujar Devi lalu keluar kamar.
"Yes, alhamdulillah terbebas dari beres beres kamar" batin Senja senang.
-------
Langit: Sore main yuk?
Senja: Maaf, aku lagi gak enak badan sekarang.
Langit: Sekarang sabtu loh.
Senja: Kamu aja yang izin ke mama, kalo aku pasti gak akan diizinin.
Langit: Ok sip nanti aku ke rumah buat izin ke camer.
Senja: Kamu aja yang izin ke mama, kalo aku pasti gak akan diizinin.
Langit: Ok sip nanti aku ke rumah buat izin ke camer.
Senja: Kakak aku udah punya suami woi !!!
Langit: Nikahnya sama kamu kan.
Senja: www.
Langit: Ih kok gt si
Senja: Plagiat aja gak suka.
Langit: Iya deh iya, cowok mah salah mulu.
Senja: Udah ah males, mo tidur.
Senja menyimpan handphonenya di atas laci, memejamkan mata sambil menarik selimut sampai ke leher.
Ting! *bunyi suara notifikasi dari ponsel
"Ck, siapa lagi itu." Senja berdecak takkala mendengar bunyi notifikasi dari ponselnya.
Afifah: Senjaaa, tadinya gue mau ngajak lo main hari ini, tapi gak bisa.
Senja: Gue juga gak bisa main kok santai aja.
Afifah: Quality time sama Langit? :v
Senja: G!
Afifah: Belum baikan emang?
Senja: Kepooo.
Afifah: Oke deh, mainnya rahasia-rahasiaan.
Senja: Bodo ah, mau tidur lagi ngantuk bye.
-------
"Ya ampun, gue udah bahagia dari tadi pagi ternyata nanti sore diajak main sama Altezza. Mimpi apa gue semalem oh my God" jerit Afifah histeris sambil berjingkrak-jingkrak diatas kasurnya.
Iya, sebenarnya Altezza sudah mengajaknya untuk main kemarin siang. Tetapi sorenya dia membatalkan karena ada urusan yang penting. Akhirnya mood Afifah saat itu down, berasa diberi harapan palsu.
Pagi tadi Afifah mendapatkan pesan dari Altezza bahwa Sabtu ini mereka akan jalan-jalan tetapi di sore hari. Afifah lebih bersyukur main di sore hari, dibandingkan siang hari, karena jika siang hari mentari sangat menyengat. Afifah tidak mau kulitnya menjadi hitam.
Alay? Lebay? Tidak juga. Hanya kurang enak dipandang. Afifah benar-benar tak sabar menunggu sore hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Sky
Teen FictionKetika penulis jatuh cinta, tapi tidak sanggup mengungkapkan dia hanya bisa membuat pria itu menjadi tokoh utama dalam tulisannya. Aku akan membuat namamu melegenda seperti kisah-kisah kuno Yunani, ntah bagaimanapun caranya aku mampu. Jika kamu bers...