"LANGIT?" cetus Senja tak menyangka.
"Kenapa?" tanya Langit.
"Gue kira Afifah" ujar Senja.
"Lo gak inget apa? Afifah kan sekarang selalu istirahat di kelas" ucap Langit.
Senja melepaskan tangannya dari tangan Langit, tersenyum kecil "Makasih ya udah mau bantu."
"Gue mau ngomong sama lo ya" pinta Langit.
"Kalo gue ada waktu" jawab Senja.
"Sekarang, tapi gak di sini, takutnya lo jadi malu" ucap Langit.
Senja terpaksa mengangguk, Langit berjalan ke luar kantin.
"Lo ngapain sih ikut-ikutan squad si Anya? Mereka sesat tau!" ujar Langit.
"Gue cuma nyoba-nyoba aja" sahut Senja.
"Lo gak nyadar? Itu bertambah buruk buat lo" ungkap Langit, "nilai lo turun Senja"
"Terus urusan lo apa?" tanya Senja pura-pura tak peduli.
Langit diam, Senja juga diam.
"Gue peduli sama lo" gumam Langit.
"Gue gak perlu di peduliin" ujar Senja.
"Gue udah ada rasa sama lo" ucap Langit sambil menatap lekat Senja.
Bukannya tersenyum, Senja malah berkaca-kaca lalu berlari menjauh, berlari menuju kamar mandi.
Membasuh wajah yang tadi di siram lalu berjalan ke kelas, mata yang sudah berkaca-kaca. Bulir air mata yang telah siap meluncur bebas di pipi.
Aku belum bisa nerima kemungkinan bahwa suatu saat aku akan ditinggalkan karena kembalinya seseorang
-Senja"Lo nangis? Kenapa?" tanya Afifah khawatir.
"Gue gak bisa, Fah." Senja terus meracau, tangisnya pecah begitu saja saat Afifah memeluknya.
Pelukan Afifah menjadi motivasi untuk Senja agar selalu kuat.
"Cerita sama gue ada apa? Bukan tentang Langit kan?" tanya Afifah dengan hati-hati pada Senja, takut malah membuat keadaan semakin parah.
"Ini tentang Langit" sahut Senja.
"Apa apa?" tanya Afifah, kemudian Senja menceritakan apa yang terjadi kemarin dan tadi.
"Jadi? Lo mau tetep berjuang buat luluhin hatinya Langit?" tanya Afifah.
Senja menghapus air matanya. "Gue rasa...gue bakalan berhenti sampe sini, gue gak mau nyakitin perasaan gue sendiri dengan berharap pada seseorang yang mengharapkan orang lain"
Tringgggg *Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaringnya, sorak-sorak ramai dari setiap penjuru kelas, semangat para pelajar sepertinya kembali full mendengar bell.
"Eh liat, itu di mading ada berita baru apa lagi?" ujar Rehan pada teman-temannya.
"Liat-liat, kita gak boleh ketinggalan informasi dong" sahut Tegar.
"Kepo amat kayak cewek" ledek Langit.
"Berisik lo, lo juga pasti mau liat kan" semprot Yuda dengan tatapan tajamnya.
Mereka lalu membaca selembar kertas HVS dengan catatan bertuliskan tebal.
Orang yang berkhianat, iya Senja Karina Putri! Dia masuk Meteora Girls Squad, tapi dia masih belain orang yang jelas-jelas salah, sok-sokan orangnya. Cari perhatian banget, adik kelas tapi gak tau diri banget, buat kalian yang baca ini semua gak usah deh berteman sama Senja Karina Putri penghianat! Lugu diluar iblis di dalem tau?
Oh iya, satu part penting, dia suka sama Langit Sedangkan Langit gak peduli sama dia. Genit banget sih ngedeketin Langit gak kira-kira.
KALO UDAH JABLAH YA TETEP JABLAY
"Eh cuy, ada nama lo nih" ujar Yuda pada Langit.
"Sotoy lu" kata Langit.
"Beneran, liat deh lo," kata Rehan
"Senja kenapa? Apa gara-gara tadi Senja ngebela kebenaran? Dia harus nanggung malu kayak gini?" batin Langit.
Senja keluar kelas bersama Afifah, banyak tatapan sinis dari orang-orang, Senja hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
"Heh Afifah, lo masih mau temenan sama jablay?" tanya siswi yang ada di koridor.
"Kenapa Fah?" tanya Senja dengan perasaaan tidak enak.
"Gak tau, udah diemin aja" ujar Afifah.
"Fah, kok di mading ada foto gue ya?" tanya Senja yang tak sengaja melihat ke arah mading.
"Yuk liat dulu" ajak Afifah, Senja mengangguk.
Saat Senja membacanya, mata Senja memanas, Senja menyesal pernah bergabung dengan mereka. Detik selanjurnya Senja berjalan cepat menyusuri koridor, banyak tatapan sinis sepanjang jalan menuju gerbang.
"Kak, bisa jemput sekarang banget? Senja pusing"
"Aduh dek...kakak gak bisa, naik ojek aja ya, nanti uangnya kakak ganti beneran deh...."
"Ok."
Tut'
Senja memutuskan untuk berjalan, padahal langit sudah mendung, gemuruh sudah mulai terdengar. Senja tidak peduli itu.
Senja lari kepinggir saat gerimis datang, memasangkan jas hujan untuk tasnya, lalu berlari memecah gerimis di jalanan.
Tetes air mata Senja tersamarkan oleh air hujan, Senja merasa lebih baik sekarang."Dengan lo hujan-hujanan kayak gini, gak bisa bikin lo lebih baik"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Sky
Teen FictionKetika penulis jatuh cinta, tapi tidak sanggup mengungkapkan dia hanya bisa membuat pria itu menjadi tokoh utama dalam tulisannya. Aku akan membuat namamu melegenda seperti kisah-kisah kuno Yunani, ntah bagaimanapun caranya aku mampu. Jika kamu bers...