Harsa tidak menyangka jika ia akan melakukan aksi ini di usianya yang bukan anak kecil lagi. Padahal dulu, Harsa sering menasehati Caka agar selalu mengikuti setiap pengobatan dan jangan pernah kabur ketika giliran diperiksa. Harsa bahkan dulu sampai kewalahan saat mencari Caka yang kabur dari kamar rawatnya. Tapi lihatlah sekarang, siapa yang berulah? Orang yang dulunya bersikap sok dewasa, kini malah bertingkah seperti anak kecil.
Lima belas menit yang lalu, seorang perawat meminta Harsa untuk bersiap-siap sebelum menjalani pengobatan yang telah dijadwalkan. Namun Harsa yang ingat betul bagaimana perasaan tidak nyaman setelah menjalani pengobatan itu seakan masih melekat di dalam dirinya, lantas memilih untuk melarikan diri secara diam-diam saat perawat itu lengah. Dan kini, aksi kejar-kejaran itu masih berlangsung.
Sesekali Harsa menoleh ke belakang hanya untuk memastikan jarak aman antara dirinya dan perawat wanita yang sudah seminggu ini Harsa panggil dengan sebutan 'Kakak'. Mulutnya kemudian terbuka lebar, cukup terkejut ketika Kakak perawat itu menunjuknya dari kejauhan. Lantas, dengan segala kemampuan yang Harsa miliki, ah, mungkin lebih tepatnya adalah sisa-sisa tenaganya yang tidak seberapa ini. Tapi tunggu dulu, jangan remehkan Harsa kalau perihal kabur-kaburan ini. Meskipun belum pro, tapi untuk saat ini Harsa bisa dibilang cukup handal. Asalkan Mavin tidak ada disini dan untungnya Mavin memang tidak ada disini karena sedang ada kelas.
"Kabuuuurrrrrr!" teriak Harsa di dalam hatinya.
Langkahnya tampak gesit melewati setiap orang yang ada di lorong rumah sakit. Tangannya pun dengan sigap menahan kupluknya yang melekat sempurna di atas kepalanya. Takut-takut jika nanti kupluknya malah terbang dan jatuh begitu saja. Harsa tidak ingin kupluk yang baru saja dibelikan Mavin dua hari yang lalu untuknya itu hilang. Oh, tidak akan.
Hingga tak lama kemudian, Harsa menghentikan langkahnya setibanya di taman yang ada di samping gedung rumah sakit. Sejenak, Harsa kembali menoleh ke belakang guna memastikan kalau Kakak perawat itu tak lagi mengejarnya. "Hahhhh..." Harsa menghempaskan napasnya, cukup lega karena akhirnya kini ia bisa istirahat. Jujur saja, aksinya tadi itu cukup melelahkan. Meskipun begitu, masih ada tawa kecil disela-sela napasnya yang masih ngos-ngosan.. Entah kenapa, rasanya hanya ingin saja.
"Abang kenapa?" tanya anak laki-laki yang berusia sekitar 8 tahun dan mengenakan baju pasien yang sama dengan Harsa. Anak itu tiba-tiba menghampiri Harsa dan memandang Harsa dari ujung kepala hingga kaki dengan tatapan aneh, hingga membuat tawa Harsa perlahan memudar.
"Abang pasti kabur sebelum diperiksa dokter ya?" tanya anak itu sembari mengarahkan telunjuknya pada Harsa.
Harsa tentu saja kaget. Bagaimana bisa anak laki-laki itu menebaknya dengan benar. "Kamu mata-mata, ya?" tanya Harsa dengan panik bersamaan dengan tangannya yang juga turut menunjuk ke arah wajah anak laki-laki yang tingginya hanya sebatas pinggang Harsa.
"Huh, dasar pengecut! Masa sama dokter aja takut," cibir anak itu dengan wajah yang menjengkelkan.
"Sembarangan kamu! Siapa juga yang takut. Kamu itu jangan sok tahu, deh!" balas Harsa tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI BALIK HARSA || HAECHAN
FanficTentang Harsa yang selalu menunjukkan senyumnya, namun selalu menyembunyikan kesedihannya. "Bunda, berapa banyak air mata yang harus aku keluarkan di dunia ini?"