Kelas yang tadinya senyap seketika mulai riuh saat bel pulang sekolah terdengar. Beberapa anak terlihat memasang wajah gembira sembari menyandang tas di punggungnya. Beberapa yang lainnya terlihat biasa saja sembari menguap lebar, menunggu guru yang mengajar di depan kelas mengakhiri jam kelasnya. Tak terkecuali Jerry yang duduk di bangku belakang, segera mengangkat kepalanya setelah sepanjang jam pelajaran, kepalanya hanya menempel di atas meja. Sungguh, jam pelajaran sejarah benar-benar membuatnya mengantuk. Jerry tak bisa menahannya lagi, meskipun di pertengahan kelas ia sempat membasuh wajahnya. Tapi tetap saja Jerry berakhir terlelap di atas mejanya.
“Jadi ‘kan?”
Nana yang duduk di meja sebelahnya tiba-tiba bersuara, membuat Jerry menoleh dan mendapati Nana yang menunggu jawabannya. Tak hanya Nana, Juna yang duduk di depan Nana pun kini tengah menatapnya, seakan tengah menunggu kepastian. Sejenak Jerry terdiam, sebelum kemudian mengangguk setelah ingat kalau sepulang sekolah nanti mereka ada janji belajar bersama untuk persiapan ujian sekolah yang dua minggu lagi akan mereka hadapi.
“Di tempat biasa,” ucap Jerry yang kemudian bangkit dari kursinya setelah guru yang mengajar di kelas tersebut mengakhiri kelas.
“Oke!” balas Nana yang juga ikut bangkit dari kursinya.
“Kalau gitu, nanti gue nyusul sama Acha ya. Mau mampir dulu ke toko buku,” sahut Juna.
Jerry yang mendengar itu pun mengangguk, namun sepasang matanya sejak tadi menatap sendu pada meja yang ada di depannya. Sampai kapanpun, Jerry akan selalu merasa ada yang kurang. Biasanya disaat-saat seperti ini, Harsa adalah orang yang paling bersemangat dan paling menantikan untuk belajar bersama. Lalu dengan sukarela, Harsa akan menawarkan rumahnya sebagai tempat belajar untuk persiapan ujian. Atau jika bukan rumahnya, maka Harsa akan merekomendasikan kafe sebagai tempat tujuan mereka. Tapi kini, kehebohan dan raut wajah yang penuh semangat itu tak akan pernah lagi terlihat.
Kalau Jerry boleh jujur, sekolah menjadi kurang seru setelah kepergian Harsa. Entah kenapa, Jerry seperti kehilangan semangatnya dan tak begitu menikmati setiap pelajaran di kelas. Sebenarnya, hari ini bukan kali pertama dan bukan hanya kelas sejarah saja yang membuat Jerry mengantuk. Hampir setiap mata pelajaran, Jerry selalu kehilangan minat saat kelas dimulai dan berakhir mengantuk.
Kepergian Harsa selain membuat Jerry kehilangan salah satu kawan baiknya, tapi juga membuat Jerry seperti kehilangan rival di dalam kelasnya. Mungkin itulah kenapa semenjak kepergian Harsa, Jerry merasa kehidupan sekolahnya menjadi tidak begitu menyenangkan.
Sayang banget lo nggak ikut serta pertempuran terakhir kita di sekolah ini, Sa.
Padahal anak itu sudah berjanji untuk melakukannya bersama-sama hingga akhir sampai mereka bisa melihat satu sama lain melanjutkan mimpi masing-masing.
Ngomong-ngomong tentang mimpi, Jerry jadi teringat dengan obrolan singkatnya dengan Harsa. Saat itu, Harsa tengah menunggu jemputan ayahnya setelah bimbingan belajar selesai. Jerry sudah menawarkan tumpangan, namun Harsa bersikeras ingin menunggu ayahnya. Alhasil, Jerry pun memutuskan untuk ikut menemani Harsa sebentar, karena entah kenapa anak itu terlihat sangat menyedihkan hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI BALIK HARSA || HAECHAN
FanficTentang Harsa yang selalu menunjukkan senyumnya, namun selalu menyembunyikan kesedihannya. "Bunda, berapa banyak air mata yang harus aku keluarkan di dunia ini?"