2. Cinta sendirian

302 63 10
                                    

𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

****

Bel istirahat telah berbunyi. Para murid berlomba-lomba untuk mencapai kantin terlebih dahulu sebelum ramai. Kecuali Galang yang memang sudah berada di kantin sejak satu jam yang lalu.

"Si bangsat! Gue kira lo kaga sekolah!" ucap seorang laki-laki yang bernama Arzan.

"Enak lo ye di kantin sedangkan kita pada pusing sama fisika!" sahut Fabian.

"Ck lo udah pinter apa yang mau dipusingin?" tanya Galang kesal. Fabian memang anak yang paling pintar di antara mereka.

Fabian menggaruk tengkuknya lantas cengengesan tak jelas, "Gue cuma mewakili isi hati Arzan," ucapnya membuat Arzan mendelikkan matanya walaupun itu benar.

"Setan lo!" umpat Arzan membuat mereka tertawa.

"Lo sengaja bolos atau telat?" tanya Agam yang sedari tadi diam. Dia memang terkenal dengan sifat dinginnya. Tapi itulah yang membuat kaum hawa semakin tertarik dengannya. Sebenarnya bukan cuma Galang yang menjadi most wanted tapi juga ketiga sahabatnya menjadi most wanted karena memang tampang mereka yang diatas rata-rata.

"Telat!" jawab Galang.

"Lah tumben?" tanya Arzan bingung. Karena biasanya Galang sangat jarang telat.

"Gara-gara Ashlyn yang siap-siap nya lama amat." jawab Galang dengan santai.

Arzan akan kembali bertanya tapi terhenti karena kaget mendengar suara Ashlyn yang tiba-tiba datang seperti setan.

"Enak aja Lo nyalahin gue! Emang dasarnya aja lo yang bawa motornya lelet!" sahut Ashlyn yang dari tadi sengaja menguping pembicaraan mereka.

Arzan, Fabian dan Agam tercengang mendengar Ashlyn yang mengatakan Galang lelet bawa motor. Padahal Galang ada orang yang sering ikut balap liar. Sedangkan Galang hanya mendengus kesal.

"Dasar cewek! Maunya bener doang!" gumam Galang dengan pelan. Bisa panjang urusan nya kalo salah satu dari mereka tidak ada yang mau ngalah.

"Lyn udah! Ayo duduk. Gue laper nih!" ujar Frea yang dari tadi memperhatikan perdebatan Ashlyn.

Ashlyn mendengus kesal kemudian duduk kembali dengan tenang. Ia menoleh ke arah penjuru kantin ketika mencium aroma parfum yang sangat ia kenali. Ashlyn menghentikan pandangannya tepat di kantin pojok, dimana terdapat segerombolan laki-laki yang sedang makan bahkan diiringi oleh senda gurau.

Ia tersenyum kecil memperhatikan laki-laki yang tampak tenang dalam makannya. Ia bahkan mengabaikan nasi goreng yang sedari tadi meminta untuk dimakan. Ia menyukai laki-laki itu. Ya Ashlyn menyukai laki-laki dengan netra biru safir itu. Namanya Zayyan. Ravindra Zayyan Bagaskara. Ah mengingat namanya saja sudah membuat Ashlyn tersenyum malu.

Frea, Felicia, dan Ziya menatap aneh Ashlyn yang senyum sendiri bak orang gila. Mereka memusatkan perhatian mengikuti pandangan Ashlyn. Kompak mereka bertiga memutar bola mata malas. Ya mereka memang tahu bahwa Ashlyn menyukai ketua tim futsal itu. Mereka menyebut Ashlyn cewek bego. Ashlyn itu cantik tapi ia malah mengejar laki-laki yang bahkan tak pernah menganggap ada kehadiran nya.

"Tatap teross! Zina mata lo!" sindir Ziya yang tak dihiraukan oleh Ashlyn. Perempuan itu masih sibuk yang memperhatikan Zayyan seakan-akan Zayyan mampu mengalihkan dunianya. Aish sudah seperti lagu Afgan saja.

EVANESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang