34. Pilihan

137 13 56
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

***

Setelah mengantar Galang menemui Dira, Ashlyn langsung pergi menuju ke rumah sakit sambil mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kenapa hidup gue harus sesial ini?" gumam Ashlyn.

Ashlyn menghembuskan nafasnya berat. Ashlyn menatap spion mobilnya karena merasa ada yang mengikutinya. Ia tersenyum miring ketika mobil berwarna hitam berada di belakangnya.

Ashlyn membelokkan stir mobilnya ke arah yang lebih sepi dan ya sesuai dugaannya, mobil itu mengikutinya. Baru saja Ashlyn akan tancap gas agar bisa menghindari mereka, tiba-tiba saja mobil itu menghalangi jalannya membuat Ashlyn mengerem secara mendadak.

"Sialan!" desis Ashlyn.

Dua orang laki-laki memakai pakaian serba hitam dilengkapi dengan topi dan masker berwarna senada keluar dari mobil tersebut. Ashlyn menyipitkan matanya lalu keluar dari mobilnya.

"Siapa kalian?" tanya Ashlyn sambil bersedekap dada.

Salah seorang dari laki-laki itu mendekat ke arahnya, "Lo gak perlu tahu siapa kita! Gue peringati sama lo agar gak nyakitin orang-orang terdekat dia!"

Ashlyn mengerutkan keningnya bingung lalu tak lama ia terkekeh kecil.

"Oh jadi lo adalah suruhan orang itu?" tanya Ashlyn.

"UDAH GUE BILANG LO GAK PERLU TAHU!" bentak laki-laki itu. Sedangkan temannya yang berada di belakang laki-laki itu hanya diam mengamati.

"Ternyata boss lo pengecut ya. Kenapa gak datang aja temuin gue? Apa dia takut? Teror yang dia buat gak mempan buat gue, makanya dia nyuruh kalian buat ngancem gue?" remeh Ashlyn.

Laki-laki di depannya mengepalkan tangannya lalu tak lama telfon laki-laki itu berdering.

"Habisin!" ucap seorang laki-laki dari balik telfon.

Panggilan terputus dan tepat pada saat itu, laki-laki itu mengeluarkan sebilah pisau dari dalam bajunya.

Ashlyn menatap pisau itu dengan tenang tetapi tetap waspada.

Gue gak boleh mati sebelum tugas gue selesai! batin Ashlyn.

"Jadi dia nyuruh lo buat bunuh gue?" tanya Ashlyn sambil terkekeh.

"Gak usah banyak omong lo anjing!" desis laki-laki itu.

Ashlyn berhasil mengelak ketika laki-laki itu akan menyerangnya. Tanpa banyak gerakan, Ashlyn langsung menendang aset masa depan laki-laki itu membuat pisau yang di pegang nya terjatuh.

"ARGH SIALAN!" teriak laki-laki itu sambil memegang aset yang paling berharganya.

Ashlyn mengambil pisau yang jatuh lalu menatap laki-laki yang terjatuh itu dengan tenang.

"Gue benci lo semua!" desis Ashlyn yang kemudian berancang-ancang akan menusuk pria itu.

Laki-laki itu membulatkan matanya ketika ujung pisau tepat berada di depan matanya. Ashlyn membeku ketika rasa dingin menyentuh dahinya. Perlahan, Ashlyn menatap ke arah depan.

Teman dari laki-laki itu menodongkan sebuah pistol kepadanya membuat ia menghentikan gerakannya. Ashlyn dan orang itu saling menatap tanpa laki-laki itu sadari bahwa Ashlyn pasti mengenali matanya.

Ashlyn tersenyum miris lalu berdiri. Ia memandang laki-laki itu dengan tatapan yang tidak biasa. Ashlyn melepaskan pisau dari tangan nya membuat suara jatuh itu menjadi mencekam.

EVANESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang