37. Pesta atau bukan

23 4 9
                                    

H a p p y R e a d i n g

***

"Lyn," panggil Felicia.

Ashlyn yang sedang bermain ponsel langsung mendongak. Di hadapan nya saat ini ada Felicia, Frea dan Ziya. Ketiganya menatap Ashlyn diam.

Ashlyn mematikan ponselnya. "Apa?"

"Kita dengar dari Galang kalo keluarga lo pergi," ucap Ziya dengan sangat hati-hati.

Ashlyn menganggukkan kepalanya. "Terus?"

Frea tersenyum lalu duduk di sebelah Ashlyn. Ia merangkul bahu Ashlyn lalu tersenyum lembut. "Lo jangan pernah merasa kesepian ya? Kita selalu ada buat lo apapun keadaannya. Dan lo harus selalu ingat kalo lo gak sendirian. Kita ada sama lo, Lyn."

Ashlyn memandang mereka secara bergantian. Semakin banyak masalah yang datang, Ashlyn semakin merasa muak dengan semua kebohongan-kebohongan yang mereka buat. Memang sejak awal Ashlyn sudah tahu bahwa mereka hanya berpura-pura untuk menjadi temannya, tapi ia tidak mempermasalahkan itu.

Tapi, sekarang rasanya sangat berbeda. Kentara sekali bahwa mereka sedang memakai topeng. Cukup, ia sudah tidak ingin bersandiwara lagi.

Ashlyn tersenyum tipis. "Nanti malam jam 7 datang kerumah gue ya?"

Mereka bertiga tersenyum lalu mengangguk kepala pertanda setuju. Ashlyn membalas senyuman mereka. Baiklah, sebaiknya ia menyelesaikan nya satu per satu.

***

"Anjir! Lo ngapain disini, Lyn?" kaget Galang ketika ia ingin duduk di sofa rooftop.

Ashlyn menatap Galang. "Emang kenapa? Gak boleh ya?"

Galang tertawa kecil lalu ia duduk di sebelah Ashlyn. "Sensi amat lo. Lagian tumben aja lo bolos sendiri. Biasanya kan bareng gue."

Ashlyn hanya diam sambil menatap ke depan. Galang menatap Ashlyn kaku. Ia mengerti bahwa saat ini perasaan Ashlyn sedang tidak karuan. Dan ia tidak ambil hati perihal ucapan Ashlyn ketika kejadian teror di loker itu. Menurutnya Ashlyn sedang di fase tidak percaya siapapun.

Mereka berdua sama-sama diam. Ini bukan mereka sekali. Entah sejak kapan hubungan mereka mulai jauh. Tapi ini benar-benar bukan Galang dan Ashlyn.

Gue benar-benar kangen lo, Lyn. Batin Galang sambil menghela nafasnya berat.

"Galang," panggil Ashlyn pelan.

Gentala menoleh sambil mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa lo?"

Ashlyn menarik nafasnya dalam-dalam. "Gue... merasa aneh."

"Aneh? Iya emang keadaan saat ini emang aneh," sahut Galang sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gue merasa aneh," ulang Ashlyn. Ia kemudian menyenderkan tubuhnya di sofa lalu menatap langit biru. "Gue ngerasa gak kenal sama diri gue sendiri, gue ngerasa gak kenal sama lo, gue ngerasa gak kenal sama keluarga gue, gue ngerasa gak kenal sama Zayyan, gue ngerasa gak kenal sama temen-temen gue. Gue ngerasa gak kenal apapun, Lang."

Galang menatap Ashlyn paham. Saat ini tidak ada yang tahu apa isi pikiran Ashlyn. Ia juga tahu bahwa banyak sekali masalah yang datang pada gadis itu. Mulai dari teror yang pelakunya belum ketemu, papanya yang berubah drastis, kandasnya hubungan Ashlyn dan Zayyan serta keluarganya yang meninggalkan sendiri.

EVANESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang