𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶
****
Ashlyn menggerutu pelan. Ia saat ini sedang berada di pinggir jalan. Ia sudah menunggu taksi lewat selama 15 menit tapi tak ada satu pun yang lewat. Apa karena sudah terlalu sore? Padahal ini baru jam 5 sore. Ia tadi sudah kembali ke sekolah untuk mencari Galang tapi ternyata laki-laki sudah pergi. Ia jadi menyesal karena menolak ajakan Galang.
Ia duduk sebentar di taman yang ada di sana. Sungguh ia sangat lelah. Ia memandang betisnya dengan pandangan miris. "Tis maaf ya karena gue nanti lo makin besar dan jelek. Salahin aja si kutu kupret Galang yang tega ninggalin gue dan gak cegah gue kek sinetron di Indosiar." ucapnya seperti orang gila.
Bahkan ada beberapa orang yang memandang Ashlyn aneh. Kasian sekali anak muda ini pikir mereka. Ashlyn menyandarkan tubuhnya di kursi taman itu. Ia bisa saja menelpon orang tuanya, tapi masalahnya baterai ponselnya habis.
Ia mengedarkan pandangan di sekelilingnya. Banyak sekali para remaja yang masih berada di sana dengan menggunakan pakaian sekolah. Ia menggelengkan kepalanya heran dan sedih. Miris sekali dirinya sendirian di sini.
Lagi enak-enaknya menatap para remaja yang dimabuk cinta itu, matanya malah menangkap satu objek yang sangat ia kenali. Itu Zayyan!
Ashlyn langsung menjelikan matanya menatap objek itu. Zayyan dan seorang gadis dengan seragam yang sama dengan ia dan Zayyan pakai. Ashlyn ingin tahu apa yang ingin mereka bicarakan. Ashlyn bingung, karena Zayyan paling susah bicara dengan seorang perempuan bahkan banyak yang mengira dia itu gay.
Ashlyn berdiri dari duduknya. Ia berjalan kearah tong sampah besar yang kebetulan berada dekat dengan tempat Zayyan. Ashlyn berjongkok untuk mendengarkan apa yang dibicarakan. Ashlyn bahkan mengabaikannya pandangan orang-orang yang mereka pikir mungkin Ashlyn adalah orang yang sangat kepo.
"Belum bisa terima gue?" tanya Zayyan kepada gadis didepannya.
Gadis didepannya itu menunduk. Ia kemudian mengangkat pandangannya menatap Zayyan dalam. Ia tersenyum hangat menatap Zayyan dengan tatapan mata teduh.
"Zayyan maaf. Aku sangat menghargai perasaan kamu. Aku juga gak pernah larang kamu untuk suka sama aku. Tapi kembali lagi perasaan itu gak bisa dipaksa. Kamu adalah laki-laki yang baik. Kamu adalah laki-laki yang bisa menghargai perempuan. Banyak yang cinta dengan tulus ke kamu." ucap gadis itu lembut agar Zayyan dapat menerima ucapannya.
Zayyan memandang gadis di depannya ini dengan teduh. Ia sangat mencintai gadis ini. Sangat. Tapi sayang cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Wajah datar yang selalu ia tunjukkan ke orang-orang tidak ia tunjukkan ke gadis ini. Karena baginya gadis ini spesial.
Zayyan terkekeh miris. "Percuma banyak yang cinta sama gue kalo itu bukan lo! Gue cintanya cuma sama lo!"
Gadis itu menghela nafasnya pelan. Ia menggenggam tangan Zayyan dengan lembut. "Zayyan buka mata kamu. Aku cuma mengganggap kamu temen aku. Temen baik aku. Mungkin ini terdengar jahat tapi maaf Zayyan aku gak bisa dan aku gak cinta sama kamu." ucap gadis itu.
"Zayyan aku mohon, jangan pusatkan perhatian kamu ke satu objek. Tapi kamu harus lihat objek yang lain. Kalau kamu memusatkan perhatian kamu ke satu objek maka kamu akan kehilangan banyak hal. Jangan buang waktu kamu untuk hal yang gak bisa buat kamu bahagia Zayyan. Aku sayang kamu tapi gak lebih dari sayang sebagai teman. Sekali lagi aku minta untuk berhenti. Berhenti perjuangin aku. Kalaupun nanti aku yang kemakan omongan aku sendiri, biarin aku yang gantian perjuangin kamu. Please stop. Stop looking for wounds. See you at school with a different feeling." lanjut gadis itu yang kemudian pergi meninggalkan Zayyan dengan luka yang baru di ciptakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT!!] Jangan lupa follow terlebih dahulu😽 _________ Persahabatan, percintaan, kebencian, balas dendam, teror, teka-teki, semua lengkap ada di cerita ini. _________ Ashlyn Mikhayla Calista. Seorang gadis cantik dengan kehidupan yang...