29. Teror kedua

94 17 0
                                    

Haiii!

OHH IYAA. MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN YAAA🙏

Maaf kalo aku ada salah sama kalian.

Absen yuk kalian dari mana aja.

Spam komen dengan tokoh favorit kalian di cerita ini.

Vote juga jangan lupa.

Yang vote sama komen dapat pahala hehe😘

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Tok tok tok.

"Non nyonya suruh kebawah untuk sarapan."

Ashlyn menatap pintu kamarnya yang tertutup. Suara Bi Imah memanggilnya.

"Iya Bi!" jawab Ashlyn setengah berteriak.

Ashlyn menatap dirinya di cermin yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Ada satu yang kurang, terlalu polos. Ashlyn kemudian mengambil bando mutiaranya. Sangat manis jika dipakai oleh Ashlyn. Setelah merasa sudah beres, Ashlyn melangkah keluar menuju ruang makan. Disana ternyata sudah ada Mama dan Papa nya serta Dipta yang juga sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Lama." ketus Radit.

Ashlyn tertegun sejenak mendengar nada ketus itu. Ia kemudian duduk di samping Dipta dengan kaku. Seolah ia hanya orang asing disini.

Dipta yang mendengar ucapan Radit yang terkesan ketus itupun sontak bingung. Apa ia tidak salah dengar? Seorang Praditya berbicara sangat ketus kepada putrinya?

Aletta hanya diam, ia menyiapkan makanan ketiga orang tersayang nya. Ashlyn meremas kedua tangannya gugup. Ia tidak sanggup ada disini. Entah kenapa rasa nyaman sontak hilang begitu saja ketika Ashlyn bersama mereka.

"Aku berangkat dulu ya," ucap Ashlyn.

"Loh sayang kan kamu belum sarapan." bingung Aletta.

"Aku ada piket Ma, jadi harus datang cepat."

"Gue anter."

Ashlyn memandang Dipta dengan bingung tapi ia diam saja walau sebenarnya ia tidak mau diantar oleh adiknya itu. Bisa gawat jika anak sekolah nya melihat Ashlyn diantar oleh cowok berseragam SMP.

Ashlyn menyalami Aletta lalu beralih ke Radit. Tangan Ashlyn menggantung di udara karena Radit tidak juga menjabat tangannya.

"Pa." lirih Ashlyn.

"Kamu gak lihat saya lagi makan? Pergi sana jangan mengganggu selera makan saya!" kesal Radit.

Mendengar itu, Ashlyn menarik kembali tangganya.

"Aku berangkat dulu. Assalamualaikum."

Ashlyn berlalu begitu saja tanpa menunggu Dipta terlebih dahulu. Melihat Ashlyn yang berjalan tergesa-gesa serta kedua tangan yang saling meremas membuat Dipta tahu bahwa kakaknya itu sedang merasa gugup.

EVANESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang