BAB 18A: ARUNA GALAU

5.4K 813 14
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Arjuna meletakkan buku yang tengah dia baca, lalu melihat jam di dinding. Yang ternyata sudah hampir jam 12 siang. Pantas saja perutnya mulai berdemo minta di isi.

Arjuna beralih menatap Armaya yang baru datang dari luar, kemudian duduk di hadapannya.

"Sudah makan?" tanya Arjuna pada Armaya.

Remaja tanggung itu hanya menggeleng sambil mengusap perutnya. Mengisyaratkan kalau dia sedang lapar.

"Abang sudah makan?" tanya Armaya balik.

"Belum juga, tadi cuma sarapan roti."

"Lah, Abang sarapan. Aku malah belum makan dari pagi." Keluh Armaya.

"Memangnya Aruna tidak membuatkan sarapan, sampai tidak sarapan kamu?"

Armaya lagi-lagi hanya menggeleng.

Dia merasa kasihan dengan Armaya, lalu merogoh ponsel di saku celananya.

"Pesan makanan saja ya, Abang malas masak."

Arjuna menyerahkan ponselnya pada Armaya. Armaya langsung membuka salah satu aplikasi jasa pesan antar makanan yang ada di ponsel Arjuna. Dengan semangat Armaya memilik makanan apa yang ingin dia makan.

"Tanya Aruna, mau makan apa. Pesankan sekalian." Ucap Arjuna lagi.

"Mbak tidak usah Bang. Kita saja," Jawab Armaya dengan cueknya.

Tidak perduli jika kakak perempuannya itu tidak makan. Mungkin bukan makan yang di butuhkan kakaknya itu saat ini, tapi kewarasan jiwanya. Mungkin saja kakaknya itu sedang tidak waras karena baru saja putus cinta.

"Tanya Arma, biar kita pesankan sekalian." Pertintah Arjuna lagi.

Armaya lalu menyerahkan ponselnya pada Arjuna. Sudah ada beberapa menu pilihan Armaya, sisa Arjuna yang harus memilih.

"Mbak itu dari pagi belum bangun. Bahkan belum keluar dari kamar sampai sekarang ini." Ucap Armaya dengan malasnya. Dia sudah tidak ingat berapa kali mengetuk kamar kakak perempuannya itu. Mengatakan lapar dan sebagainya tapi sama sekali tidak di respon oleh sang kakak. Armaya tidak mendengar suara apapun dari kamar Aruna, bahkan hembusan nafas Aruna saja tidak terdengar. Entah kakaknya itu antara sedang pingsan atau justru sudah tidak bernyawa Armaya tidak tau.

"Aruna belum bangun dari pagi?" tanya Arjuna dengan tidak percayanya.

"Belum keluar dari kamar malahan. Sana kalau Abang mau, Abang lihat sendiri. Sekalian cek, siapa tau sudah tidak bernyawa." Jawab Armaya lagi dengan santainya.

Arjuna sama sekali tidak menanggapi ucapan ngawur Armaya, dia langsung berdiri dari duduknya dan berjalan dengan buru-buru menuju rumah Aruna.

Sampai di rumah Aruna, suasana benar-benar sepi. Seperti tidak ada kehidupan sedikitpun.

"Aruna..." panggil Arjuna dari luar. Dia juga mengetuk pintu berkali-kali. Namun, tidak ada jawaban sedikitpun dari Aruna.

Arjuna juga mengetuk-ngetuk kaca jendela kamar Aruna. Namun, lagi-lagi tidak ada jawaban.

Arjuna langsung masuk kedalam rumah, takut terjadi apa-apa dengan gadis itu.

Saat hendak masuk kekamar Aruna, ternyata kamar itu di kunci dari dalam.

"Arunaaaa... Arunaa...." Panggil Arjuna di sertai gedoran keras di pintu kamar.

Bahkan Arjuna menggedornya tanpa perasaan, jika saja rumah itu dekat dengan tetangga pasti gedorannya sudah membangunkan tetangga yang tengah tidur di rumah mereka.

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang