BAB 57B: SUSU

6.4K 821 49
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
Aruna sarapan dengan mata setengah terpejam. Pagi ini, matanya berat sekali di ajak bangun. Bahkan sampai makan saja, nyawanya seperti belum terkumpul sepenuhnya.

"Kalau matamu belum bisa di ajak bangun, sana tidur lagi. Abang malas lihatnya, manusia yang seperti tidak niat hidup begitu." Ucap Arjuna dengan ketusnya. Dia lalu bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang makan.

Pagi-pagi sudah di buat tensi dengan susahnya membangunkan Aruna. Belum lagi saat makan, istrinya itu masih setengah mengantuk. Benar-benar merusak suasana hatinya saja.

Mendengar ucapan Arjuna, Aruna langsung mempercepat makannya. Jangan bilang dia di tinggal suaminya untuk berangkat kekampus.

"Abang ..." panggil Aruna saat keluar dari dari rumah. 

"Apa?" jawab Arjuna yang ternyata tengah duduk di teras rumah. Aruna fikir suaminya itu sudah berangkat meninggalkannya. 

"Kirain Abang pergi duluan," ucap Aruna dengan malunya. 

"Sudah bangun?" tanya Arjuna dengan sinisnya. 

Aruna mengangguk pelan dengan wajah tanpa bersalahnya itu. 

"Ayo berangkat," Arjuna berdiri dan berjalan menuju mobilnya. 

Aruna langsung kembali kedalam rumah untuk mengambil tas dan bukunya. Lalu mengunci pintu dan segera menyusul Arjuna kedalam mobil. 

"Abang nanti pulang jam berapa?" tanya Aruna saat mereka tengah berada di jalan. 

"Jam empatan mungkin, kenapa?" Arjuna menoleh pada Aruna. 

"Ayo ke sini, nanti sore." 

Aruna memperlihatkan postingan di sosial medianya pada Arjuna. 

"Apa itu?" tanya Arjuna yang tidak tau tempat apa yang di perlihatkan oleh Aruna. Karena hanya melihatnya dalam sekilas. 

"Ini pasar kangen namanya. di Taman budaya dekat Malioboro itu." 

"Jualan apa disana?" 

"Tahu gejrot, sosis bakar, gurita, dawet, geblek, mendoan, bakso, cilok bakar, es selendang mayang, sate em..." 

"Intinya makanan semua kan?" Arjuna memotong ucapan Aruna. Tidak usah di sebutkan semua. 

"Iya. Banyak makanan di sana. Ada yang dari khas Jogya, ada dawet ponorogo, mendoan banyumas, ada juga yang jualan Clorot khas purworejo. Banyak pokoknya, pergi ya." Ucap Aruna penuh permohonan. 

"Kamu ini kalau urusan makanan, mana pernah absen." ucap Arjuna langsung. 

"Mau pergi atau tidak. Kalau tidak mau, nanti sore Runa pergi sama teman." 

"Nanti sore pergi sama Abang." ucap Arjuna dengan tegasnya. 

Aruna lalu tersenyum senang. Dia juga sebenarnya kalau Arjuna tidak mau pergi dia juga tidak akan pergi. Tapi dia pasti akan membuat Arjuna sampai mau menuruti keinginannya. 

*** 

Sore harinya, Aruna benar-benar membawa Arjuna untuk pergi ke pasar kangen. Mereka pergi dengan mengendarai sepeda motor hasil meminjam dari Asep. Karena akan sangat sulit untuk mencari parkiran mobil di sana nanti. 

"Ini bukan hari libur tapi kok tetap ramai ya," ucap Aruna yang tengah duduk dengan santai di boncengan Arjuna. Mereka tengah melewati jalan Malioboro yang sore itu terlihat sangat padat.

"Kapan Jogya itu sepi, terus ini mau parkir dimana?" Tanya Arjuna. Karena mereka sudah sampai di area taman pintar dan ternyata parkiran sudah penuh.

"Itu Bang. Motor depan juga cari parkiran. Ikut saja Bang," Aruna menunjuk sebuah motor yang berjalan di depannya. Mereka melewati lampu merah taman pintar ke utara. Sampai ada orang-orang yang melambai-lambai untuk parkir. Akhirnya mereka menghentikan motor dan memilih parkir di sana.

"Ayooo Bang," Aruna menarik tangan Arjuna menuju lokasi pasar kangen yang berada di sisi barat tempat parkir mereka.

"Pelan-pelan Runa," tegur Arjuna karena kewalahan dengan tarikan istrinya.

Apalagi disana banyak sekali pengunjung. Jika tidak melihat jalan dengan benar, pasti akan saling bertabrakan. Apalagi ketika sudah memasuki pintu masuk pasar, suasana semakin padat. Bahkan mereka harus rela berdesak-desakan untuk masuk.

"Awas..." Arjuna melindungi wajah Aruna yang hampir tersenggol pundak pengunjung lain.

"Jalan itu lihat-lihat," Arjuna memperingatkan.

"Ini juga lihat-lihat Abang." Sahut Aruna.

"Lihat jalan Runa, bukan makanan."

"Kan tujuannya kesini memang mau makan."

Arjuna tidak lagi menjawab. Dia hanya fokus dengan jalanan sambil tangannya menggandeng tangan Aruna dengan erat. Jangan sampai istrinya itu hilang dan hinggap di sembarang tempat.

"Mau itu, itu, itu, itu, clorot juga, serabi, mendoan, itu juga." Aruna menunjuk berbagai penjual makanan yang ingin dia coba. Tanpa mengatakan apapun lagi, Arjuna menurutinya. Selama yang di minta oleh Aruna hanya makanan maka Arjuna akan membelikannya dengan senang hati.

"Awas kalau sampai tidak habis." Arjuna memperingatkan. Meski dia merasa itu sia-sia. Kapan Aruna makan tidak habis. Istrinya itu selalu makan dengan lahap sampai lupa daratan bahkan bisa tidak menyisakan apapun.

Lama mereka berburu berbagai makanan yang diinginkan Aruna. Sampai semua sudah di beli, Arjuna hanya bisa diam. Melihat banyaknya kantong plastik di tangan Aruna.

"Sudah?" Tanya Arjuna.

"Mau durian kocok sama sosis bakar sama dimsum di luar tadi Bang," ucap Aruna lagi.

Salah memang pertanyaan Arjuna. Harusnya dia langsung membawa Aruna pulang bukannya bertanya sudah atau belum.

"Ayo," Arjuna langsung membawa Aruna keluar area pasar. Di mana disana terdapat berbagai penjual makanan kekinian. Jika di dalam pasar menjual berbagai makanan tradisional khas daerah, maka di luar pasar sebaliknya.

"Abang mau minum apa?" Tanya Aruna saat mereka sudah berdiri di depan penjual durian kocok. Aruna memesan dua gelas durian kocok untuk dirinya dan Armaya.

"Susu," jawab Arjuna sekenanya.

"Susu apa? Yang jual dimana?" Tanya Aruna dengan bingung.

"Susu murni."

"Hahhhh..."

***BERSAMBUNG***

Pasar Kangen 2023 sore tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasar Kangen 2023 sore tadi ...

Padat merayap...

Ada yang sudah kesana?

YOGYAKARTA, 30 JULI 2023
SALAM
E_PRASETYO

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang