BAB 66: LIBURAN ATAU HONEYMOON

6.2K 760 30
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Abang, Abang bangun Bang ..." Aruna berusaha membangunkan Arjuna. Waktu hampir senja, dan suaminya itu belum juga bangun.

"Abanggggg ..." panggil Aruna lagi.

Arjuna yang sebenarnya sudah bangun, justru sengaja membuat Aruna kesal. Bukannya segera bangun dia justru terlihat semakin pulas tidurnya.

"Abang, Runa mau mandi sore." Ucap Aruna lagi masih dengan menepuk-nepuk pelan wajah Arjuna agar suaminya itu bangun.

"Itu kamar mandinya," Arjuna menunjuk kamar mandi yang ada di sebelah kanan ranjang. Tidak bangun, dia tetap pada posisi tidurnya.

"Tidak mau mandi disitu," jawab Aruna lagi.

Arjuna yang mendengar jawaban Aruna langsung bangun. Memang apa yang salah dengan kamar mandinya.

"Airnya mati?" tanya Arjuna.

"Tidak." Aruna menggeleng pelan.

"Yasudah sana mandi, kenapa malah rewel."

Aruna justru menggeleng tidak mau.

Arjuna yang melihat hal tersebebut pun di buat bingung dengan tingkah Aruna.

"Coba lihat kamar mandinya tidak ada pintunya, malu mau mandi." Aruna menunjuk kamar mandi yang hanya di sekat dengan dinding kaca tanpa tirai yang aktifitas di dalamnya bisa terlihat dari dalam kamar.

Arjuna langsung tertawa, dia fikir kenapa dengan kamar mandinya. Ternyata hanya karena dinding dan pintunya terbuat dari kaca.

"Malu sama siapa? Disini cuma ada Abang sama kamu?"

"Ya malu sama Abang! Pokoknya tidak mau mandi disitu. Ayo carikan kamar mandi lain kalau tidak, pindah kamar saja yang kamar mandinya tertutup." Aruna kembali merengek pada Arjuna. Namun, Arjuna memilih mengabaikannya seolah-olah tidak mendengar rengekan Aruna.

"Abangggg!!! Yasudah Runa tidak mau mandi!" ucap Aruna lagi.

"Tidur di luar kalau tidak mandi." Balas Arjuna dengan wajah galaknya.

"Yasudah makanya carikan kamar mandi lain."

"Mau cari kemana? Ini kamar privat Runa. Satu kamar satu kamar mandi. Mana ada kamar mandi lain, mana ada juga orang yang menginap disini mandi di kamar mandi selain yang ada di dalam kamarnya sendiri."

"Ayo pindah hotel kalau begitu, percuma bayar mahal-malah kamar mandi saja tidak ada dindingnya." Gerutu Aruna lagi.

"Sudah tidak usah banyak tingkah sana mandi. Ngapain malu sama Abang, tahi lalat di pinggul mu yang besar itu saja Abang sudah lihat kok." Ucap Arjuna dengan santai. Mendengar ucapan Arjuna spontan saja Aruna langsung memeluk tubuhnya sendiri membuat Arjuna semakin senang menggodanya.

"Jangan buka rahasia Abang ..."

"Kita ini suami istri Runa, pasangan yang sah berlisensi resmi dari KUA. Kamu telanjang saja Abang sudah sering lihat, Abang sudah pegang juga semua. Jadi kalau mau mandi sudah mandi sana. Tidak akan ada yang lihat selain tuhan dan Abang."

"Abang Runa masih kecil, kok bicaranya frontal begitu."

Tuk ...

Arjuna langsung menyentil kening Aruna. Deklarasi istrinya itu mengenai dirinya yang masih kecil terdengar seperti ejekan di telinga Arjuna. Seperti mengatakan dia bandot tua yang terobsesi pada daun muda. Benar-benar menggelikan.

"Kamu itu muda, bukan kecil. Jangan seperti balita baru di perawani om-om cabul begitu." Cibir Arjuna lagi.

"Ya memang om-om," gerutu Aruna lagi. Namun sebelum di amuk Arjuna karena mengatainya om-om Aruna langsung pergi. Sudah lah, terserah saja mau kelihatan atau bagaimana. Terserah, dia benar-benar butuh mandi.

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang