BAB 60: SYARAT LIBURAN DARI ARJUNA

7K 840 59
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
Aruna menatap ruang kerja Arjuna dengan bosan. Sedikit menyesal kenapa tadi menyetujui permintaan suaminya itu untuk datang. Dan hasilnya, dia hanya diam seperti orang bodoh hampir dua jam lamanya. Sedangkan laki-laki berstatus suaminya itu entah kemana. Sejak tadi Aruna belum bertemu dengannya. Dan dia hanya bisa menunggu di ruang kerja, sesuai pesan suaminya itu tadi.

Ceklek ...

Aruna langsung menoleh saat mendengar suara pintu di buka. Ternyata Arjuna yang datang.

"Runa sudah lama?" Tanya Arjuna saat melihat istrinya sudah duduk dengan manis di ruangannya.

"Belum Bang, baru dua jam." Jawab Aruna dengan setengah kesal.

Arjuna langsung mengusap kepala Aruna. Agar istrinya itu tidak marah.

"Maaf, tadi Abang masih ada pasien jadi sedikit lama. Kamu sudah lapar?" Arjuna duduk di kursinya, lalu melihat beberapa laporan pasien yang sudah ada di atas meja.

"Belum lapar. Tapi sudah bosan. Tau begini, tadi pulang aja. Ngapain nungguin Abang kerja." Keluh Aruna.

Arjuna tidak menanggapinya lagi. Dia hanya diam dan fokus dengan kertas-kertasnya. Akan dia selesaikan dulu sebelum pulang.

"Abang masih ngapain?" Tanya Aruna karena bukannya siap-siap pulang suaminya itu justru terlihat sibuk.

"Tunggu sebentar. Masih ada yang perlu di cek."

Lagi-lagi Aruna hanya bisa menunggu. Kembali menatap ruangan Arjuna yang sudah dia telusuri sejak tadi. Bahkan dia mulai hafal letak barang-barang disana.
Tiba-tiba tatapan Aruna berhenti pada sebuah kalender yang tergantung di dinding.

"Abang Juna..." panggil Runa dengan lembut. Selembut kapas ibaratnya. Namun, panggilan lembut Aruna justru membuat Arjuna menjadi curiga. Tadi istrinya terlihat kesal kenapa tiba-tiba berubah manis begitu. Padahal Aruna bukan bunglon.

"Kenapa?" Tanya Arjuna dengan santai. Matanya masih fokus membaca tulisan-tulisan di kertas yang ada di tanganya itu.

"Ingat tidak besok tanggal berapa?" Tanya Aruna lagi. Dia meletakkan kepalanya di meja sambil menatap Arjuna.

"Tanggal lima," Jawab Arjuna langsung.

"Kalau lusa?" Tanya Aruna lagi.

"Tanggal enam."

"Besoknya lagi?"

"Tanggal tujuh."

"Kalo..." belum sempat Aruna menyelesaikan ucapannya Arjuna langsung menutup kertas-kertanya. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi dan menatap Aruna dengan tajam. Dia faham kemana arah pembicaraan Aruna. Kenapa berbelit sekali. Tidak to the point saja.

"Abang tau kalau sepuluh hari lagi tanggal 15."

Mendengar ucapan Arjuna, Aruna langsung tersenyum.

"Tanggal 15 hari apa?" Tanya Aruna dengan senangnya.

"Sabtu."

"Maksudnya, di hari itu ada hari spesial. Hari apa coba?" Tanya Aruna lagi. Dia masih berusaha memberi kode pada Arjuna. Berharap suaminya tidak melupakan hari apa tanggal 15 besok.

"Ulang tahun kamu," jawab Arjuna dengan malas. Aruna langsung tersenyum senang, ketika Arjuna tidak lupa ulang tahunnya.

Orang lain biasanya memberi kode ulang tahun itu sehari sebelumnya atau minimal tiga hari sebelumnya. Tapi Aruna, sudah sibuk bahkan ketika ulang tahunnya masih sepuluh hari kedepan. Kalau orang dengan ingatan jangka pendek, tiba hari H sudah jelas lupa lagi karena masih sepuluh hari. Tapi jangan mempermalahkan, yang dia katakan tadi normalnya manusia. Tapi yang di hadapannya ini Aruna, jadi jangan heran. Bukan dia bermaksud mengatakan kalau Aruna itu tidak normal, tapi mungkin sedikit spesial.

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang