BAB 46: MENUJU HARI H

5.6K 847 44
                                    

SELAMAT MEMBACA
***

Arjuna dan Aruna tengah sibuk memilah undangan yang baru datang untuk nantinya di bagikan. Sejak tadi keduanya fokus dengan kegiatan masing-masing.

"Sudah selesai?" Tanya Arjuna pada Aruna.

Aruna yang semula fokus dengan undangan di tangannya lalu menoleh pada Arjuna.

"Sudah." Aruna mengangkat beberapa undangan yang akan dia bagikan pada teman-temannya.

Arjuna yang melihat undangan di tangan Aruna jumlahnya sedikit sekali. Merasa kurang puas.

"Kok cuma segitu?" Tanya Arjuna dengan bingung.

"Ya kan memang sedikit punya Runa Bang. Lagi pula siapa yang mau Runa undang?"

"Teman kampusmu?" Ucap Arjuna lagi. Seingatnya Aruna itu punya penggemar di kampusnya. Laki-laki yang katanya ketua angkatan. Siapa itu namanya, Arjuna lupa. Jangan sampai manusia itu tidak mendapatkan undangan. 

"Kan libur kuliah Bang, pulang kampung mereka. Cuma beberapa yang asli Yogya. Tidak usah di undang. Runa juga tidak terlalu dekat sama mereka." Jawab Aruna menjelaskan.

"Jadi itu siapa namanya, ketua angkatanmu. Tidak di undang juga?" Arjuna masih belum puas dengan jawaban Aruna.

"Hendra maksud Abang? Orangnya lagi di Bali liburan sama teman-temannya. Tidak mungkin juga datang kalau di undang."

"Tapi si Tegar di undang kan?" Jangan lupakan, selain Hendra ada lagi satu manusia yang wajib tau jika Aruna sudah menikah, yaitu Tegar.

"Di undang kan termasuk tetangga." Jawab Aruna.

"Mantan terindah mu di undang juga tidak?" Sepertinya Arjuna masih ingin tau banyak hal tentang siapa saja yang akan di undang oleh Aruna. Sejak tadi pertanyaannya tidak ada habisnya.

"Tidak." Aruna menggeleng dengan pelan.

"Undang Runa. Kenapa tidak di undang. Wajib itu," jawab Arjuna langsung ketika mendengar jawaban Aruna bahwa dia tidak mengundang mantannya.

"Tidak tau dimana sekarang Arif itu, terus tidak tau juga rumahnya. Terus undangannya mau di antar kemana. Lagian ngapain juga undang dia, tidak penting Abang." Jawab Aruna dengan malasnya.

Namun, lain dengan Aruna yang merasa tidak penting. Justru menurut Arjuna, Arif itu penting harus datang. Kalau perlu lagi si Hendra juga harus datang.

"Jadi berapa semua undanganmu itu?" Tanya Arjuna lagi pada Akhirnya.

"15 orang. Pemuda dan pemudi di kompleks ini. Itu juga tidak semua. Cuma yang akrab-akrab saja."

Arjuna tidak lagi menjawab, dia hanya mengangguk tanda setuju.

Tiba-tiba Utari dan Sarni datang  ikut duduk di sebelah Aruna. Mereka melihat beberapa undangan yang sudah tercetak rapi di atas meja. Lengkap dengan nama orang yang akan di undang.

"Runa sudah selesai belum?" Tanya Utari pada Aruna.

"Sedikit lagi Bun," jawab Arjuna.

"Kenapa Bun?" Giliran Aruna yang bertanya.

"Itu mau cobain gaun, katanya sudah jadi. Sama nanti sekalian mampir tes makanan"

Aruna yang mendengar kata makanan, tentu saja langsung bersemangat.

"Mau pergi sekarang Bun?" Tanya Aruna.

"Ayo, kalau ini sudah selesai." Jawab Utari.

"Sudah ini. Ganti baju dulu ya Bun."

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang