BAB 15B: DUA HATI YANG PATAH

5.9K 1.1K 42
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Kalian pacaran?" 

Marina dan Arjuna kompak mengangguk. Membuat Nala semakin murung.

Dia langsung berdiri dari tempatnya duduk.

"Nala tidak jadi makan Bang. Nala harus pergi. Maaf sudah mengganggu waktu Abang. Nala suka sama Abang, tapi kalau Abang sudah punya pacar. Nala tidak akan ganggu. Nanti kalau kalian sudah putus, tolong kabari Nala. Permisi..." tanpa menunggu lagi, Nala langsung pergi begitu saja.

Arjuna dan Marina menatap kepergian Nala dengan tatapan yang entah apa artinya.

"Anak orang, kamu gitukan. Jahat banget sih Jun..." Ucap Marina pada Arjuna.

"Memangnya aku apakan. Lebih baik, begini. Dari pada dia semakin berharap, repot nanti kedepannya." jawab Arjuna santai.

"Ya tidak papa berharap, apa salahnya. Siapa tau betulan jodoh." Ucap Marina.

"Untuk apa berharap, kalau cuma sekedar harapan semu." Sahut Arjuna.

"Apa kalau aku juga yang berharap, akan jadi harapan semu."

Deg...

Arjuna tidak pernah menyangka Marina akan mengatakan demikian. Dia tau, Marina menaruh suka padanya. Tapi tidak berfikir akan mendengar ungkapan tidak langsung dari gadis itu secepat ini.

"Kamu ini bicara apa?" Arjuna terkekeh di akhir ucapannya. Entah pura-pura tidak tau atau pura-pura bodoh, Arjuna sendiri tidak faham dengan sikapnya.

"Aku yakin, kamu tidak bodoh Jun. Aku yakin kamu faham selama ini." Ucap Marina dengan seriusnya.

"Maaf..." hanya itu yang Arjuna katakan. Berharap satu kata yang keluar dari mulutnya bisa mewakili jawabannya saat ini.

Mendengar jawaban Arjuna, yang sudah di perkirakannya. Marina hanya bisa tersenyum tipis.

"Kalau nanti di hati mu sudah tidak ada namanya, tolong kabari aku Jun. Aku duluan ..."

Marina pun pergi setelah mengatakan hal tersebut. Arjuna hanya menatap kepergian temannya itu dengan sendu. Merasa kejam, setelah memanfaatkannya bahkan Arjuna langsung menyakiti hatinya. Dalam setengah hari, dia sudah mematahkan dua perasaan perempuan sekaligus. Dan lebih parahnya lagi, dia menolak dua hati perempuan demi satu bocah yang sampai saat ini masih bodoh dan tidak peka. Atau justru sedang bersenang-senang dengan pacarnya.

Dasar, Arjuna merutuki kebodohannya sendiri. Andai bisa, dia ingin merubah perasaanya. Hatinya juga lelah, jika terus-terusan kucing-kucingan dengan keadaan. Menyimpan rasanya sendiri dan memakan dengan bulat-bulat rasa cemburu yang kadang hadir tanpa permisi itu.

Bunyi ponsel yang tiba-tiba mengejutkan Arjuna dari lamunannya. Dia, melihat siapa yang menelponnya siang itu. Nama Aruna tertera di layar.

"Kenapa?" tanya Arjuna langsung tanpa salam ketika sambungan mereka sudah terhubung.

"Abang Juna, tolongin Runa Bang." Suara Aruna terdengar memelas dari seberang sana. Arjuna langsung khawatir, kenapa lagi dengan gadis bodoh itu.

"Kenapa kamu?" tanya Arjuna. Meski perasaannya cemas, dia tetap berusaha menjaga nada suaranya agar terdengar ketus.

"Aku, ketanggap polisi Bang."

Arjuna langsung berdiri dari duduknya saking kagetnya. Kenapa bisa, bocah itu berurusan dengan polisi.

"Dimana kamu?"

Arjuna langsung pergi membayar makananya dan ingin segera menyusul Aruna. Begitu sudah mengetahui lokasi gadis itu, Arjuna langsung mematikan ponselnya begitu saja.

***
Dari kejauhan, Arjuna melihat banyak sekali polisi berseragan. Ada juga banyak motor terparkir tidak jauh dari tempatnya berada. Arjuna langsung turun dari mobil dan menghampiri satu manusia yang tadi membuatnya kalangkabut justru sekarang tengah duduk di bawah pohon dengan santainya.

"Abang..." Aruna melambaikan tangannya dengan sumringah melihat kedatangan Arjuna. Dia langsung berdiri dan berlari kecil kearah malaikat penolongnya itu.

Sedangkan Arjuna, hanya bisa menggeleng tak habis fikir. Antara lega dan jengkel menjadi satu.

"Aku fikir, Bang Juna tidak jadi datang." Ucap Aruna saat sudah berada di sebelah Arjuna.

"Kenapa bisa kena Razia?" tanya Arjuna langsung.

Dia yang sudah berfikir negatif saat mendengar ucapan Aruna kalau dirinya tertangkap polisi, tiba-tiba merasa jengkel. Karena pada kenyataanya, gadis itu tidak terjerat masalah serius. Memang benar tertangkap polisi, tapi karena ada operasi penertiban lalu lintas. Bahasa mudahnya, Aruna kena tilang.

"Tidak bawa STNK dan tidak pakai Helm." Jawab Aruna dengan lugunya.

"Dasar bodoh." Ucap Arjuna langsung.

"Soalnya tadi rencananya cuma mau beli es krim di minimarket dekat rumah. Ternyata tutup, jadi kesini. Ehh ternyata ada razia. Terus tidak bawa STNK jadi motornya di tahan sama pak polisi." Aruna menjelaskan kronologi bagaimana dirinya bisa berada di sana.

"Ayo pulang." Arjuna langsung berbalik, kembali menuju mobil dan meninggalkan Aruna begitu saja.

"Motor gimana Bang?" Aruna mengejar Arjuna. Memikirkan bagaimana nasib motor milik bapaknya itu.

"Ya biarkan saja, nanti juga diurus sama polisinya."

"Kok gitu?"

"Kamu ceroboh, naik motor tidak bawa STNK."

"Terus gimana?"

"Ditinggal, kita pulang. Ambil STNK nanti di tukar sama motornya kesini lagi!" jawab Arjuna dengan kesal.
Aruna mengangguk faham, lalu mengikuti Arjuna untuk masuk ke mobil.

Arjuna benar-benar di buat jengkel dengan kebodohan Aruna siang itu. Dan lebih menjengkelkan lagi dirinya sendiri, yang bisa-bisanya menyukai gadis sebodoh itu.

***BERSAMBUNG***

TOLONG TANDAI TYPO YA, SAYA BLM KOREKSI ULANG. 😁

TAPIN, 21 OKT 2022
SALAM
E_PRASETYO

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang