BAB 59: YANG WARAS NGALAH

5.7K 866 31
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
Aruna tiduran dengan malas di depan TV sejak tadi perutnya terasa tidak nyaman. Bahkan rasanya lebih parah dari biasanya. Sehingga untuk melakukan apapun Aruna rasanya sangat malas. Sedangkan Arjuna duduk dengan santai sambil membaca buku tak jauh dari tempatnya berada.

Tiba-tiba Aruna, kepikiran sesuatu.

"Abang ..." panggil Aruna pelan. Dia menghampiri Arjuna.

"Hemm..." jawab Arjuna.

"Minta uang," Aruna mengulurkan tangannya pada Arjuna. Meminta uang pada suaminya itu.

"Untuk apa?" Tanya Arjuna.

"Beli seblak."

"Memangnya kartu sudah kosong?" Tanya Arjuna lagi. Tapi meski begitu dia tetap mengambilkan uang untuk istrinya itu.

"Masih banyak. Tapi uang cash nya habis. Tadi Runa lupa ambil," jawab Aruna saat mengambil uang dari Arjuna.

Aruna langsung bangun dari duduknya dan ingin pergi membeli seblak. Tapi saat dia sampai di depan pintu, suaminya tetap duduk dengan tenang di posisinya.

"Abang tidak mau ikut?" Tanya Aruna lagi.

Arjuna hanya menggeleng pelan.

"Antar Runa yuk," ajak Aruna.

"Tumben. Biasanya pergi sendiri."

"Kalau Runa pergi sendiri tidak takut, kalau Runa di ambil abang-abang di luar sana?" Tanya Aruna lagi.

"Kalau di ambil paling juga di pulangin lagi. Memangnya siapa yang tahan ngurusin kamu selain Abang?" Jawab Arjuna dengan santainya.

Mendengar jawaban Arjuna, Aruna langsung kesal. Dia tidak jadi membeli seblak. Justru langsung masuk kembali kekamarnya. Tidak lupa dia mengembalikan uangmya kembali pada Arjuna.

"Kok tidak jadi beli?" Tanya Arjuna saat melihat Aruna justru pergi kekamar.

"Malas." Jawab Aruna dengan ketus.

Arjuna langsung menutup bukunya, dan menyusul istrinya.

"Kenapa lagi itu anak Pak Asep," guman Arjuna lirih.

Sampai di kamar, Arjuna mendapati Aruna yang justru tidur meringkuk di atas kasur dengan tubuh tertutup selimut seluruhnya.

"Kenapa tidak jadi beli seblaknya?" Tanya Arjuna sambil menarik pelan selimut Aruna.

"Malas." Jawab Aruna dengan ketus.

Sudah hilang nafsu makannya. Entah kenapa dia kesal mendengar jawaban Arjuna tadi. Apa di mata laki-laki itu dia perempuan yang sangat merepotkan sampai-sampai tidak akan ada yang mau merawatnya kecuali dia.

"Ayo Abang antar," ucap Arjuna lagi. Dia duduk di dekat Aruna masih dengan sabar menunggu Aruna bangun.

"Tidak usah." Jawab Aruna lagi. Masih dengan ketusnya.

"Runa marah? Kenapa?"

"Tidak papa."

Arjuna langsung membuang nafasnya dengan pelan. Rumus perempuan itu kalau bilang tidak papa, itu artinya kenapa-kenapa. Tapi kenapanya itu yang sulit untuk di cari tau. Perempuan itu makhluk yang sepaket dengan kata ruwet.

"Abang salah apa ini? Abang salah bicara?"

"Tidak tau."

"Abang belikan seblak, mau?"

"Tidak usah."

"Maunya apa?" Tanya Arjuna lagi masih dengan sabarnya.

"Perut Runa sakit." Ucap Aruna dengan lirih. Bahkan suaranya hampir menangis. Sontak saja Arjuna langsung membuka selimut Aruna.

CINTA ARJUNA (DELETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang