Bab 2. Kelahiran Sang Kesayangan Alam

5.3K 391 13
                                    

Makasih udah mampir guys
Jangan lupa like ya.. makasih..😚

Hari ini adalah hari bahagianya alam semesta.
Langit menjadi cerah tanpa celah, angin-angin berhembus lembut, ombak lautan menjadi tenang, bahkan para Dewa memberi berkah untuk kawasan yang kekeringan dengan tiba-tiba diguyur hujan, pohon-pohon berbuah dengan lebatnya, serta para Dewi dan bidadari bersenandung sambil menaburkan kelopak-kelopak bunga lotus biru.

Semua dilakukan untuk menyambut kelahiran sang kesayangan alam semesta dan para Dewi yang baru saja lahir.
Bahkan para Resi dan Brahmana penasaran siapa gerangan bayi yang lahir dengan restu alam semesta.

Disebuah kamar yang berdesain klasik nan mewah terdengar teriakan dan rintihan seorang wanita, dia sedang berjuang untuk melahirkan sang buah hatinya.

Suara tangisan bayi itu memenuhi  ruangan persalinan,
"Selamat Raja Dretarasta, Ratu Gandari melahirkan seorang anak perempuan yang sangat cantik." ujar seseorang yang membantu persalinan kepada seorang Raja bermata buta.

"Rupanya hanya bayi perempuan."
Wajahnya terlihat acuh dan tidak peduli.

"Yang Mulia sebenarnya mata Tuan Putri berwarna biru seperti hamparan samudera." kata bidan itu setelah membersihkan si bayi, Bidan itu menatap kagum pada sang putri yang baru lahir.

Sang Ratu itu tersenyum bahagia, dengan nada gembira ia berkata,
"Puji Dewa, sepertinya putri kita ini menerima banyak berkah. Benarkan Tuanku?"

Sang Raja tak membalas, wajahnya terlihat kecewa dan kesal, bahkan suasana menjadi mencekam, membuat bidan itu tak nyaman lebih lama di ruangan ini.
"kalau begitu saya undur diri Yang Mulia." Pamit bidan itu terburu-buru.

Tak lama setelah itu sang Raja juga pergi keluar, meninggalkan istri dan anaknya yang baru lahir. sang istri tahu kalau suaminya hanya membanggakan dan menyayangi putra-putranya saja, dia tidak suka anak perempuan. Apalagi warna mata putrinya itu begitu menyulut emosi sang Raja.

Pintu itu terbuka dan munculah sesosok pria setengah abad dengan pakaian serba putih, wajahnya tidak henti menyunggingkan senyuman.

"Puji Dewa.. seperti nya cucuku ini sangat disayangi oleh para Dewa dan Dewi. Dia akan menjadi wanita yang istimewa nantinya." Ucapnya.

"Tentu saja ayah." Balas Gandari dengan bangga.

Sang Resi pun mengambil alih untuk mengendong bayi itu dengan hati-hati, sang resi menatap lekat bayi perempuan itu.
Bayi itu berwajah rupawan, berkulit kuning langsat cerah, berambut hitam kecokelatan, dan mata biru samudera yang sangat indah hingga membuatnya terpukau. Tunggu bermata biru??!!

"Astaga ya Dewa! Mata biru cucuku ini mirip sekali dengan mata biru ayahku." Ucap sang Resi kagum, ia seperti melihat sosok Raja Santanu di tubuh putri kecil itu.
Raja Santanu adalah Raja yang disegani pada masanya, ia merupakan leluhur dari para Kurawa dan Pandawa.

"Mata cucuku ini sangat indah, belum pernah aku melihat mata seindah ini putriku." Ujar Resi Bisma, ia telah jatuh ke pesona mata Shappire itu.

"Bahkan aromanya pun sangat wangi bagaikan bunga lotus, ayah." Balas Gandari, dia terus mengirup aroma lotus biru yang begitu menguar di seluruh penjuru ruangannya.

Dan akhirnya mereka terus berbincang tentang putri satu-satunya yang dimiliki  Hastinapura itu.

Disisi lain Sang Putri yang baru lahir itu menatap heran pada kedua manusia dewasa itu, dia mencoba memahami keadaan yang baru terjadi.

Sebenarnya situasi macam apa ini?
Seingat ku, aku telah mati setelah ledakan bom. Batinnya lagi.

Ya, siapa sangka Sang Pencipta memberi hadiah untuk sang gadis pahlawan dengan membuatnya lahir kembali dengan banyak menerima berkah-Nya.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang