Bab 12. Karna

2.6K 266 10
                                    


Happy reading, jangan lupa vote ya, makasih 🥰...

Seseorang misterius itu berjalan di tengah hutan, ia terlihat menenteng kantong yang berisikan koin emas.

"Terimakasih Dewi Laksmi, Hah, kalau begini aku akan cepat kaya."
Gadis itu tersenyum riang, ia baru saja menang besar dalam tanding judi dengan bantuan sang Dewi keberuntungan itu.

"Iya kan Shiroi? Uang ini bisa aku gunakan dengan baik, untuk aku sumbangkan dan membeli makanan, khususnya membeli jagung untuk mu." Kata gadis itu sambil tersenyum, dengan gembira ia menunjukkan sekantong jagung pada si burung terhormat itu.

Burung itu terbang sambil berkicau cerewet, bagaimana bisa anak burung Garuda tunggangan Dewa Wisnu yang Agung, diperlakukan seperti burung dara bahkan seperti ayam?

"Hei kau jengkel padaku?" Kata Sara melihat burung itu terbang menjauh.

Shiroi tiba-tiba mempercepat terbangnya, seolah ada yang menarik perhatiannya, ia bahkan menghiraukan panggilan dari majikannya karena saking tertariknya dengan pesona orang itu.

"Kau tersesat dari kawananmu burung kecil?" Tanya Seseorang pada burung yang tiba-tiba hinggap di bahunya.

Segera gadis itu berlari menuju ke sumber suara, untuk menyusul burung peliharaannya.
Benar, burung itu sedang dielus-elus oleh seorang remaja laki-laki yang tengah membelakanginya.

Bocah itu berpakaian serba putih dan ada pisau cukur di sebelahnya. Membuat Sara meyakini bahwa identitas remaja itu hanya ada dua;
Pertama, ia seorang brahmana muda.
Kedua, ia seseorang yang akan menyamar menjadi brahmana, mengingat kepalanya masih ditumbuhi dengan rambut yang lebat.

Tapi sepertinya ia bocah yang baik, karena Shiroi mau dielus olehnya, sejauh ini burung itu hanya mau dielus oleh dirinya, Yudistira dan Arjuna saja.

Sara berjalan pelan untuk mendekati bocah itu, terlihat bahu dan punggung bocah itu langsung kaget dan terdiam,
ia waspada.
'Dia punya kepekaan yang bagus' batin Sara.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Sara.

Bocah itu langsung berbalik cepat, dan menatap waspada pada Sara yang terlihat misterius karena menggunakan tudungnya.
Tangan kanan bocah itu langsung menggenggam pisau cukur, membuat Sara tersenyum getir.

"Harusnya saya yang bertanya sedang apa kau disini?" Mata cokelat madu itu menatap semakin awas.

"Memangnya tidak ada tempat yang tidak bisa aku datangi?" Sara membuka tudungnya lalu tersenyum ramah pada bocah itu, bocah yang pernah menyelamatkannya di desa waktu itu.

"Kau? Kau gadis waktu itu."
Kini tatapan remaja berkulit eksotis itu melembut pada gadis didepannya.

"Aku belum berterimakasih dengan benar waktu itu, terimakasih sudah menyelamatkan ku." kata Sara sopan, ia sedikit membungkukkan badannya.

"Iya tidak masalah." Balas remaja itu sambil tersenyum, mata cokelat madunya semakin terang seterang matahari, dia sedang jatuh kedalam pesona gadis rupawan didepannya.

Setelah sadar akan sikap kurang ajarnya yang terlalu lama menatap intens keelokannya, remaja itu segera menundukkan pandangannya,
"Emm ka- kau sungguh seorang manusia?" Tanyanya hati-hati.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang