Bab 25. Dendam Sangkuni

2.5K 244 22
                                    

Happy reading...
Jangan lupa vote dan komen
Terimakasih 😋


"Takdir adalah kehendak dari Yang Maha Kuasa, bahkan manusia yang secerdas bagai Dewi Saraswati pun takkan mampu merubahnya." Kata Gandari, dia menepis kasar tangan kakaknya.

Lalu wajah kecewanya itu menghadap pada kakaknya,
"Kau tahu kak? Aku menggantungkan banyak bayi pada sebuah pohon yang beracun, tapi siapa sangka bahwa bayi-bayi itu akan mati akibat racunnya." Kata Gandari,

Ketahuilah ketika ia melahirkan segumpal daging para Kurawa, ia telah mendapatkan ramalan bahwa daging-daging itu adalah titisan iblis kali. Yang merupakan anak terkutuk di dunia ini, anak pembuat angkara murka,
dan ia diperintahkan agar membakar segumpal darah dagingnya itu.

Tapi ia hanya seorang ibu, ibu yang begitu menyayangi dan mengasihi anak-anaknya.
Mana sanggup seorang ibu membunuh darah dagingnya yang telah ia kandung dan ia lahirkan tak terkira rasa sakitnya.

Mau seburuk apapun putranya hal itu tidak akan memudarkan kasih sayang seorang ibu.
Bahkan seorang ibu akan memberikan kehidupan yang terbaik untuk anak-anaknya, walaupun ia harus menyerahkan seluruh kebahagiaan dan merasakan penderitaan seumur hidupnya dan walaupun harus menjual darah sekalipun akan ia berikan agar anaknya bisa hidup dengan baik.

Dan akhirnya segumpal daging itu dipotong-potong menjadi 100 bagian dan memasukkannya ke dalam guci dalam kurun waktu 1 tahun atas perintah resi Byasa. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki. Yang pertama muncul adalah Duryudana, diiringi oleh Dursasana, dan saudaranya yang lain.

Hanya putrinya Dursala yang terlahir normal, kelahiran putrinya itu merupakan berkat dari Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewi Laksmi. Dikatakan putrinya itu akan jauh dari kegelapan, akan berbeda dengan kakak-kakaknya.

"Gandari adikku sayang, kakakmu ini hanya ingin menjadikan putramu Duryudana sebagai Raja selanjutnya. Bahkan Kakakmu ini sampai meninggalkan wilayah Gandara dan menghabiskan sisa hidupnya hanya untukmu dan anak-anakmu." Kata Sangkuni, matanya benar-benar menyiratkan kasih sayang tanpa batas pada Gandari, adik berharga miliknya.

Sekali lagi Gandari menggelengkan kepalanya, tangisannya semakin tak mereda, tenggorokannya terasa teriris-iris. Maksud kakaknya itu baik tapi dengan cara yang salah. Ini sangat melenceng dari ajaran Dharma yang selalu ia pegang.

"Tidak! Kau bukan hidup untukku dan anak-anakku! Kau hidup hanya untuk membalas dendam! Hanya karena aku menikah dengan orang buta kau sampai berubah menjadi sosok seperti ini!" Kata Gandari di tengah isaknya.

"Kau hanya mencuci otak dan meracuni pikiran anak-anakku agar rencana mu berhasil, rencana untuk menghancurkan dinasti Kuru! Kau hanya memperalat anak-anakku untuk rencana dendammu! Bahkan kau juga memperlakukan putriku secara tidak manusiawi!" Hardiknya dengan nada kekecewaan, kain merah penutup matanya telah basah oleh air matanya.

Sangkuni tertawa,
"Ya itu memang benar Gandari! Aku hanya ingin membalas dendam pada Bisma yang licik dan Dretarasta yang buta, serta putri terkutuk itu yang akan menghalangi segala rencanaku." Teriak Sangkuni.

"Mereka yang telah membuatmu menderita dan terjatuh kedalam jurang kegelapan. Mereka juga yang menghancurkan diriku sendiri, Gandari!" Kata Sangkuni.

Gandari mengepalkan tangannya,
"Jangan pernah menyebut Putriku seperti itu Raja Gandara! Jangan pernah menyentuh putriku barang sehelai rambutpun! Keluar sekarang aku tidak ingin melihat mu!" Teriak Gandari.

"Baiklah, mari kita lihat kehancuran mereka didepan matamu itu Gandari, tertawalah bila nanti aku berhasil menghancurkan dinasti Kuru dan Yadewa di bawah kakimu itu."
Mata hitam sekelam malam itu memancarkan dendam.
Semakin gelap warna sebuah mata maka semakin buruk pancaran hatinya.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang