Bab 28. Rahasia Netra

2.5K 271 49
                                    

Happy reading...
Jangan lupa vote dan komentar terimakasih 😉
.
.
.
.

Keesokan harinya tersebar kabar di seluruh istana tentang kedatangan Raja Sindhu. Tujuan Jayadrata datang ke Hastinapura karena ingin memperdalam pengetahuannya dalam bidang tata pemerintahan dan kenegaraan, ia ingin menjadi murid dari Yang Mulia Pandu.

Tapi disayangkan, rupanya Pandu telah tiada dan kedatangannya pun menjadi sia-sia, ia bahkan diusir secara terang-terangan oleh Bisma.
Tapi Sangkuni menerimanya menjadi tamu, sebab didalam kegagahan dan ketampanan Jayadrata, Sangkuni melihat bahwa pemuda itu bisa menjadi kekuatan untuk Duryudana dalam melawan Pandawa.

Sangkuni dengan liciknya membujuk Jayadrata agar menghamba pada Raja Hastinapura yang memiliki negeri yang kaya dan besar. Sangkuni juga akan menjodohkan Dursala dengan Jayadrata, awalnya Jayadrata menolak dijodohkan karena ia telah memiliki wanita pujaannya. Tapi ia dijanjikan akan diberikan salah satu wilayah  Hastinapura apabila mau menikah dengan Dursala.

Seorang gadis itu mengenakan gaun biru muda dengan cadar tipis diwajahnya yang tak mampu menyembunyikan keelokannya, gadis itu nampak berlari terburu-buru.

Dia berusaha kabur setelah diperintahkan untuk menjamu Raja Sindhu dan menemaninya berkeliling ke taman istana. Pasti mereka ingin mendekatkannya dengan Jayadrata.

"Tangkap dia!" Teriak Sangkuni, dia mengejar keponakannya yang ingin melarikan diri. Sang Putri itu dikejar gila-gilaan oleh para prajurit, dayang dan Sangkuni.

"Saya mohon Tuan Putri jangan berlari-lari! jaga kehormatan anda!"

Gadis itu malah semakin berlari sambil mengangkat roknya cukup tinggi hingga menampilkan betisnya yang indah.
Ketika akan berbelok ke persimpangan ia tidak sengaja menabrak seseorang hingga terjatuh.

"Maaf, aku tidak sengaja."

"Sara mengapa kau berlarian?" Tanya
Arjuna, pria itu terjatuh setelah ditabrak  gadis itu.

"Jangan perlihatkan betismu sembarangan." Kata Yudistira sambil memalingkan wajahnya.

Gadis itu langsung melepaskan genggamannya pada roknya,
"Maaf kak, permisi aku terburu-buru." Pamit gadis itu.

Dia kembali mengangkat roknya dan menampilkan betisnya, dia berlari tanpa henti menuju kandang kuda untuk melarikan diri.
Dia akan kembali pulang setelah Jayadrata pergi dari Hastinapura.

***

Beberapa hari setelahnya...

Di ruangan singgasana itu sedang terjadi rapat besar, rapat itu dihadiri oleh para pembesar yang berasal dari keluarga Kerajaan (Raja, Ratu, Pangeran Yudistira, Duryudana, Sangkuni, Bisma serta Widura) mereka sedang memutuskan untuk pernikahan Dursala. Meski usia Dursala masih 19 tahun, tapi hal itu dianggap telah memasuki usia kedewasaan. Apalagi begitu banyak surat lamaran yang terkirim untuk Dursala.

Sangkuni dan Duryudana berniat akan menerima lamaran dari Jayadrata,
mereka ingin membuat koneksi di Kerajaan Sindhu.

"Itu tidak bisa diterima saudaraku Duryudana, Sara adalah seorang Putri Raja, dia tidak bisa didapatkan hanya dengan sebuah kertas lamaran. Bagaimana bisa kau menerima sebuah pinangan tanpa ijin." Kata Yudistira, walaupun sikapnya terlihat tenang tapi sorotan matanya memancarkan kekhawatiran akan nasib adik perempuannya.

"Aku tidak memerlukan ijin untuk menikahkan adikku." Kilah Duryudana.

"Pangeran Duryudana! Walaupun Dursala adikmu, dia adalah seorang putri. Dan pernikahan seorang Putri ditentukan oleh para menteri." Ungkap Widura, dia juga menghawatirkan keponakan perempuannya.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang