Bab 31. Si Adik Perempuan Kurawa dan Pandawa

2.7K 273 49
                                    

Happy reading...
Selamat membaca..
Jangan lupa ninggalin jejak kalian terimakasih banyak 🥰
.
.
.
.
.

Kelopak mata gadis itu mulai terbuka, dia merasakan kehangatan yang tersalur dari tangan seseorang. Dia sedikit tersenyum melihat seorang pria yang tidur sambil menyandarkan kepalanya di sisi ranjang.

Gadis itu melepaskan genggaman pria itu dari jemarinya, dia mengelus lembut puncak kepala pria itu.

Rupanya beginikah sensasi halus dari rambut Arjuna, pantas saja ada banyak kitab sejarah yang menceritakan betapa mengagumkannya rambut keriting miliknya, bahkan lontaran pujian itu tidak berhenti memuji rambut Arjuna.

Sara menatap intens paras Arjuna, memang Nakula lebih tampan ketimbang Arjuna. Tapi paras Arjuna lebih menawan ketimbang Nakula, tipe wajahnya seperti pria cantik. Keindahannya tak membosankan bila lama dipandang. Bahkan bila Arjuna menyamar menjadi wanita pun Sara akan tertipu dengan mudah.

Ketika gadis itu hampir jatuh ke pesona dan ilmu pengasihannya, tiba-tiba ia merasa setruman diinti jiwanya, alam sadarnya langsung membangunnya. kuasa Dewinya langsung menyadarkannya dari sifat buruk manusia.

Gadis itu menjauhkan tangannya dari puncak kepalanya,
"Mengapa berhenti mengelus kepalaku Sara?" Pria itu mulai membuka matanya.

"Kepalamu jelek." Balasnya secara gamblang.

"Apa? Pasti ada yang salah dari penglihatanmu Sara, padahal bentuk kepalaku ini sangat indah." Balasnya tak terima.

"Justru penilaianmu yang terlalu tinggi." Timpalnya.

Arjuna menekuk wajahnya, dia segera mencari cermin dan melihat bentuk kepalanya. Arjuna sering diejek oleh para Kurawa bahwa ia seorang pria jadi-jadian yang sok-sokan menggunakan busur panah, hanya karena bentuk tubuh dan wajahnya yang gemulai dan cantik.

Sara tertawa melihat tingkahnya,
"Aku bercanda kak Arjuna, jangan terlalu dipikirkan." Katanya.

Dengan senyum jahil yang mengembang Sara mengatakan,
"Kau tetap cantik di mataku, nona Arjunawati." Gadis itu mengedipkan sebelah matanya genit.

"SARAA!!"
Gadis itu semakin tertawa, senang rasanya bisa menjahili pria yang suka memainkan banyak hati wanita.

"Sudahlah, sekarang aku akan mengganti perbanmu." Kata Arjuna, dia mulai melepas kain yang membalut luka gadis itu.

Arjuna menyipitkan matanya, dia menatap heran padanya. Padahal semalam ia melihat dengan jelas ada banyak luka lecet di telapak kakinya, tapi mengapa luka itu hilang tanpa bekas seolah tak terjadi apa-apa padanya.

"Sara bagaimana bisa lukamu itu sembuh dalam waktu singkat? Padahal aku melihat dengan jelas ada banyak luka di kakimu." Tanya Arjuna, dia menatap kaki gadis itu, tak ada luka lecet disana malahan kaki dan betisnya itu nampak indah dan bersinar.

"Entahlah, alam selalu menyembuhkan ku bila aku terluka." Jawabnya.
Sesungguhnya alam akan bergerak untuk menyembuhkannya saat Dewi mereka terluka.

"Begitu."
Arjuna berfikir keras, dia merasa adiknya itu mempunyai banyak rahasia. Sara seseorang yang riang dan mudah didekati tapi ia sulit dimengerti, dia seperti membuat batasan dan enggan bercerita tentang dirinya sendiri. Isi kepalanya pun begitu rumit dan sulit ditebak, dia seperti bukan manusia dari planet ini.

Teringat di kepala Arjuna ketika Bima pernah bercerita bahwa lukanya saat di hanyutkan ke sungai Gangga langsung sembuh total saat Sara mengeluarkan cahaya putih kehijauan yang sangat indah, seperti warna perpaduan dari alam dan air kehidupan.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang