Bab 19. Misi Dewi Mariamman

2.1K 232 7
                                    

Happy Reading..😋
Jangan lupa vote dan ninggalin jejak kalian.. terimakasih

"Salam kakek" Sara dengan sopan memberi hormat pada kakeknya, matanya menatap kerinduan.

Setelah mendengar Sara kembali, Bisma bergegas pergi menemui cucunya,
"Semoga cucuku ini berumur panjang dan memperoleh kemakmuran." Ucap Bisma sambil mengelus puncak kepala Sara, satu-satunya cucu perempuannya.

"Terimakasih kakek. Mari masuk kedalam, aku akan menyajikan teh Krisan dan kue mentega untuk kakek. Dan kita bisa bertanding Chaturanga." Kata Sara.
Chaturanga adalah permainan catur jaman dulu, Catur merupakan permainan tertua di dunia.

Sara mulai menyeduhkan teh krisan, lalu ia menuangkannya ke dalam cangkir dan menyajikannya pada Kakek kesayangannya.

"Ini sangat enak cucuku." Puji Bisma, ia kembali menyesap tehnya, rasanya unik dan khas.

"Maaf aku tak menyuguhkan susu hangat untuk kakek." Kata Sara sambil tersenyum.

"Kau mengejek, aku tak setua itu." timpal Bisma tak terima.

Mata Bisma melirik kue mentega yang terlihat enak itu, lalu ia mulai memakannya.
"Ini kue terenak yang pernah kakek makan, kau begitu pandai memasak." Puji Bisma.

"Terimakasih kakek." Jawab Sara.

'Rupanya kakek sangat suka mentega hasil curian Basudewa Krishna. Tak sia-sia hasil kerja kerasmu kak Ris, karena aku dan kakek Bisma dapat merasakan hasil jerih payahmu.'
batin Sara.

Mungkin bila Sara sampai ketahuan membuat Resi Bisma yang Agung sampai memakan makanan hasil curian, pasti Sara akan dihukum menyalin kitab Weda.

Disisi lain
"Hacimmm, sepertinya ada yang membicarakan ku kak Balarama." kata seseorang pria berkulit gelap, ia terus bersin-bersin.
"Itu hanya kepercayaan diri mu saja Khana." Balas Pria berkulit putih itu.

Mereka berdua sedang memainkan chaturanga, begitulah cara Bisma menghabiskan waktu bersama cucu perempuannya yang mulai beranjak dewasa.

"Cucuku Dursala, ada yang ingin kakek bicarakan denganmu." kata Bisma ditengah permainannya.

"Iya, katakanlah" kata Sara, ia mulai berfikir keras mana yang harus ia gerakkan untuk memojokkan permainan kakeknya.

"Sebenarnya ibuku ingin bertemu denganmu, tenanglah ibuku tak memiliki niat buruk untuk mu." Kata Bisma.
Sebenarnya Bisma penasaran mengapa ibunya ingin bertemu dengan cucu perempuannya. Tak pernah sekalipun ibunya itu mau menemui keturunan dari dinasti Kuru, bahkan Para Pandawa dan Kurawa pun tak pernah bertemu dengan Dewi Gangga.

"Ibu kakek? Dewi yang membawa kend-i.. ehh maksud nya Dewi sungai Gangga itu?" Tanya Sara.

"Benar, beliau ingin kau menemuinya besok pagi di sungai Gangga."

"Kakek bisa mengantarkanku?" Tanya Sara.

"Baiklah, besok pagi temui aku di depan kandang kuda." Kata Bisma sambil menggerakan pionnya.

"Kau kalah! Rajamu terpojok Sara,
Kau terlalu fokus pada hal besar dan mengabaikan hal kecil, sampai hal kecil itu mampu membalikkan situasi." kata Bisma sambil tersenyum kemenangan.

"Ahh, kakek licik sekali. Kakek membuatku fokus pada menterinya, hingga aku tak menyadari bahwa Prajurit itu mulai naik tingkat." Timpal Sara.

"Kadang jangan meremehkan orang yang terlihat remeh dan lemah. Semua akan berubah bila ia mau berusaha dan alam pun menghendakinya." Balas Bisma.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang