Bab 36. Kunjungan Kurawa ke Indraprasta

2.4K 234 69
                                    

Happy Reading😚
Jangan lupa vote dan komentar
.
.
.
.
.

Puncak keberhasilan telah datang, Indraprasta yang dulunya hanya wilayah gersang kini telah menjadi kerajaan yang indah dan megah. Kerajaan itu bergelimang emas dan permata bak kerajaan fantasi di negeri dongeng.

Kerajaan Indraprasta tak pernah terlanda kekeringan karena ada Dewa Indra disisinya, walaupun sebelumnya ada penjelmaan Dewi Mariamman yang menurunkan hujan berkali-kali tanpa henti di balik layar sebelum Dewa Indra di sisi mereka.

Dan karena kerajaan Indraprasta telah selesai 100% dan sudah memiliki banyak rakyat, maka akan diadakan penobatan Raja secara resmi.

Dan tibalah saat Yudistira akan menyelenggarakan upacara Rajasuya di Indraprastha, dia mengundang semua ksatria di wilayah Arya dan semua keluarga Kurawa.

Dan keluarga Kurawa menunjuk Duryudana, Dursasana, Karna dan Dursala sebagai perwakilannya. Awalnya Sangkuni juga ingin hadir, tapi gadis itu berhasil membuatnya harus tinggal di wilayah Gandara untuk sementara.

Sebenarnya ketiga pria itu berencana ingin mengacaukan upacara penobatan Yudistira dengan rencana yang disusun Sangkuni. Tapi Sara mengetahuinya, dia memperingati dan menasehati ketiga pria itu agar tak melakukan hal adharma. Dan ajaibnya ketiga pria itu mau mendengarkannya, mereka tampak patuh sebagaimana anjing yang tunduk pada majikannya.

Dan ketika penobatan telah selesai serta ksatria-ksatria telah pulang ke negeri mereka, disitulah keluarga Kurawa masih berada di Indraprasta. Mereka sengaja dibuat lama untuk tinggal di Indraprasta dengan alasan seorang keluarga harus menginap lebih lama.

Seorang Ratu dengan pakaian merah kebesarannya dan perhiasan yang memenuhi tubuhnya membuatnya terlihat semakin bersinar dengan kecantikan yang tanpa banding.

Sedangkan di depannya seorang tuan Putri dengan pakaian biru elegannya, tak ada perhiasan melekat darinya melainkan hanya berlian safir berbentuk merak dan sulaman bunga-bunga putih, dia bagaikan kecantikan Dewi surgawi. Keindahan mereka seperti perwakilan antara matahari terbenam dengan matahari terbit.

Kedua rupa dan warna mereka sangat berlawanan, yang satu berkulit hitam manis dan yang satu berkulit kuning langsat cerah. Sang Ratu yang terlahir dari api serta memiliki unsur Dewi Kali dan sang Putri yang terlahir dari air yang berunsur kedewian-nya dan Dewi Laksmi.

Sifat mereka pun berbeda, Drupadi yang serius, anggun dan beraura kuat. Sedangkan Sara yang ceria, menyenangkan dan berganti-ganti aura.

"Salam Kak Drupadi." sapa gadis itu, senyuman terbit diwajahnya hingga menampilkan lesung pipinya yang membuatnya terlihat semakin manis.

"Diberkati lah kau, jadi kau yang bernama Sara itu. Kau sungguh cantik sekali." balasnya, ekspresinya terlihat antusias saat bertemu Sara karena suaminya sering bercerita tentang adik perempuan mereka. Jadi Drupadi pun senang dengan kedatangan Sara dan menganggapnya sebagai adik perempuannya juga.

"Terimakasih, kakak juga sangat cantik."
balasnya.

Kedua wanita itu mulai mengobrol sebagimana seorang kakak dan adik iparnya.

Sore harinya Sara diundang khusus oleh kelima Pandawa, dan itupun hanya dirinya yang diundang.

Gadis itu memberikan salam pada kelima kakaknya, mata safirnya menatap ke sekitar, rupanya mereka ingin berbicara secara pribadi padanya, karena di ruangan itu hanya ada mereka berenam.

Mereka berenam pun mulai meminum teh dan bercengkrama seperti kelima kakak laki-laki dengan adik perempuan semata wayangnya.

"Bagaimana kabarmu Sara?" Tanya Bima, ia memulai pembicaraan.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang