Bab 13. Si Iblis Patana vs Si Dewi Penyembuhan

2.6K 250 18
                                    

Happy reading...
Jangan lupa untuk memberikan dukungannya ya terimakasih 😉

Seorang gadis itu mengulurkan tangannya ke arah pohon yang hampir mati, cahaya putih kehijauan itu keluar dari dalam tubuhnya membuat pohon itu kembali subur dengan daun yang lebat. Kemampuan surgawi nya  mampu mengembalikan daya hidup pepohonan dan alam sekitarnya.

"Kau hebat muridku, kau menyembuhkan pohon itu." puji Parasurama.

"Terimakasih Tuan Guru, ini juga berkat bimbingan anda." jawab gadis itu merendah.

"Dimana Karna?" Tanya Sara heran, biasanya Karna selalu menemani gurunya bila di hari luang.

"Dia sakit, aku menyuruhnya beristirahat." kata Parasurama.

"Kenapa?"

Parasurama menunduk, lalu ia mulai bercerita,
"Tadi siang aku tidur di pangkuan Karna, dan ketika aku tertidur. Karna tergigit kelabang besar di pahanya. karena tak ingin membangunkanku, Ia menahan rasa sakitnya sampai aku terbangun."

"Sara dia itu sungguh ksatria sejati dan memiliki kesabaran luar biasa." Lanjutnya.

Itulah yang membuat Parasurama mulai menerima Karna sebagai muridnya. Ia merasa beruntung memiliki dua murid yang berbakti dan berhati tulus.

"Aku permisi tuan guru." pamit gadis itu, matanya memancarkan kekhawatiran.

Gadis itu berlari menuju tempat Karna berada, dimana remaja itu tengah duduk di bawah pohon, wajahnya terlihat pucat dan lemas.

"Aku telah mengetahui lukamu. Jangan mencoba untuk menyembunyikannya dariku!" Kata Sara.

"Tidak perlu cemas, tadi Tuan Guru sudah mengoleskan salep untuk menetralkan racunnya." Kata Karna mencoba menenangkan Sara yang terlihat cemas.

Sara duduk disebelah Karna, Ia menatap kain yang membungkus paha Karna, kain itu bernoda darah.
"Tapi tetap saja tidak menyembuhkan rasa sakitnya." Ucapnya.

Bagi Sara, Karna bukan hanya sahabat untuknya, ia juga merupakan sosok kakak untuknya. Karna selalu menemani Sara belajar dan membaca buku, ia juga yang menjadi partner latihannya dalam berpedang dan memanah, ia melatih Sara dengan sabar. Bahkan ketika Sara demam dan sakit, Karna akan merawatnya dengan telaten.
Dia lebih dari sekedar sahabat.

"Biar aku tutup lukamu, aku tidak menerima penolakan!"
Sara menggenggam tangan Karna dan menyalurkan energinya, pemuda itu memejamkan matanya ketika merasakan aliran energi segar nan nyaman yang masuk kedalam tubuhnya, luka di pahanya pun mulai membaik dan tertutup tanpa bekas, tak ada rasa sakit yang ia rasakan.

"Aku tak suka melihatmu terluka Karna."

Perkataan Sara yang tulus itu membuat hati Karna menghangat, Karna menatap teduh pada gadis itu.
Dengan gerakan lambat namun pasti jemarinya mulai meraih jemari Sang Putri, dia menggenggam jemari yang bersuhu segar itu, padahal telapak tangan ini sering menggenggam pedang dan mengerjakan urusan dapur, tapi mengapa telapak tangannya begitu halus bagaikan daun teratai yang mahal.

Pemuda itu terkikik geli melihat gadis itu menguap berkali-kali, apalagi mata birunya yang tak berhenti berkedip-kedip. gadis itu sedang mengantuk berat, mungkin karena ia sering terjaga di malam hari dan berlatih saat dini hari.

Pemuda itu segera mengalihkan pandangannya saat mata berlian biru itu tiba-tiba menatap manik matanya,
"Aku mengantuk Karna, pinjam bahumu sebentar, bukan hanya Tuan Guru saja yang diperbolehkan tidur di pangkuanmu." Gadis itu langsung memposisikan dirinya untuk tidur, ia merasa mengantuk dan lelah.

Karna tertawa lepas, apakah tuan putrinya itu sedang mencemburui gurunya? Dengan lembut Karna menarik kepala Sara agar semakin bersandar padanya, ia juga mengusap-usap puncak kepala Sara.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang