Bab 4. Bertemu Mereka

3.7K 320 5
                                    


Hallo Guys, selamat membaca. jangan lupa vote dan komen ya..makasih banyak☺️

Sara dan Bisma telah tiba di depan pondok yang berada di tengah hutan, pondok itu terlihat terawat dan nyaman di tinggali. Walaupun pondok itu terlihat sederhana, tapi Sara yakin, bila pondok itu dijual pasti memiliki harga yang tinggi. Pondok itu terbuat dari kayu jati berkualitas dengan beberapa anyaman bambu dan rotan di pembatas ruangan.

Pintu pondok itu terbuka menampilkan ketiga sosok manusia dewasa, dengan langkah elegan mereka menemui sang Resi agung itu.

"Salam Ayah." ucap mereka sopan sambil menyentuh kaki Bisma.

"Bagaimana kabar kalian Pandu, Kunti, Madrim?" Tanya Bisma, dia menatap putra dan kedua menantunya dengan teliti.

Sara menatap mereka satu persatu, jujur rasa penasaran nya muncul akan sosok mereka. Tunggu wajah itu?! Wajah yang ia rindukan selama bertahun-tahun, wajah orang yang paling ia sayangi.

Seketika pertahanannya roboh, matanya mulai memanas dan tenggorokannya terasa tercekat. Tak disangka dia bertemu dengan orang tuanya di masa lalu.

"A-yah. Ibu." Panggilnya serak, matanya tak henti menampilkan kerinduan yang begitu mendalam.

Segera perhatian ketiga orang itu tertuju pada gadis kecil yang sedang bersipuh di tanah sambil menangis.

Tubuh Pandu seolah bergerak sendiri untuk mendekati bocah itu,
"Hei kenapa menangis gadis cantik? Siapa anak ini Ayah?" Tanya Pandu,
dia langsung menggendong Sara dengan lembut.

"Dia Dursala, keponakanmu" balas Bisma.

"Ah, jadi ini putri dari kakak tersayang ku itu." Ucapnya sambil tersenyum.

"I-ini aku Ayah! Sara-mu, maaf saat itu aku meninggalkan mu." gadis itu semakin meraung-raung, dia tidak berhenti menangis.

"Hei tenanglah, jangan menangis."
Ucap Pandu dengan lembut, entah kenapa dia merasa sangat rindu pada gadis kecil yang baru ia temui ini.

"Kau tidak akan terlihat cantik kalau menangis nak. " Ucap Kunti sambil mengelus rambut sehalus sutra milik Sara. Kunti juga merasa familier pada gadis mungil itu, bahkan diluar kendali nya mata Kunti tiba-tiba terasa memanas dan berair.

"Bagaimana bila bibi kenalkan pada putra-putra kami, ada yang seumuran denganmu?" Tawar madrim sambil menatap gemas pada bocah perempuan yang sedang bergelayut pada suaminya.

Bila diingat Nakula dan Sadewa seumuran dengan Sara.
Sara menganggukkan kepalanya sambil terisak, air matanya masih terus mengalir.

"Hei ingusmu itu mengotori pakaian ku?" Keluh Pandu.

"Aku tidak ingusan." Balas sara tak terima.

"Benarkah? Kalau begitu berhentilah menangis?" Kata Pandu sambil mengusap air mata Sara, dia tidak suka melihat keponakannya itu menangis.
Bisma tersenyum melihat interaksi mereka.

Tak berselang lama kelima bocah laki-laki berpakaian sederhana itu datang menghampiri mereka, lalu dengan penuh tata krama kelima bersaudara itu memberi salam pada Resi Bisma Yang Agung.

"Ayah perkenalkan ini putra-putra ku." Perkataan Pandu itu membuat Sara menoleh menatap mereka satu per satu.

"Ini Yudistira dia anak sulungku"
Yudistira bocah berumur 11 tahun, dia memiliki wajah yang tenang serta berkulit putih.

"Ini Bimasena"
Bocah bertubuh gempal berusia 10 tahun, wajahnya terlihat galak dan sangar.

"Ini Arjuna"
Sara menatap lekat wajah Arjuna, dan rupanya bocah itu memiliki paras pria cantik, dia memiliki wajah yang menawan nan menarik, mungkin bila ia menyamar menjadi seorang wanita, Sara pasti akan tertipu.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang