Bab 24. Putra Mahkota Yudistira

2.3K 221 6
                                    

Happy reading...
Jangan lupa vote dan komentar terimakasih banyak 🥰


"Paman Drona, Guru Drona."
Seorang gadis itu berlari sambil memanggil-manggil nama Guru Drona.

"Ada apa Tuan Putri?" Tanya Resi Drona,
Ia menatap lekat gadis didepannya, gadis itu menampilkan paras ayunya serta sikap bersahajanya.

Padahal di jaman ini para wanita akan saling berlomba memakai berkilo-kilo perhiasan untuk mempercantik dirinya. Tapi di tubuh gadis ini tak melekat satupun emas selain kalung meraknya, dia hanya menggunakan hiasan bunga-bunga yang disulam dan dijadikan sebagai gelang, anting dan jepit rambut.
Dia lebih menyukai bunga-bunga ketimbang set perhiasan, Ia seperti cerminan kesederhanaan dari Dewi Saraswati dan Dewi Radha.

"Paman Drona maaf..."
"Ah salam." Kata gadis itu sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

Dia memanggil nama dulu baru mengucapkan salam bila teringat.
Sungguh sudah kebiasaannya selalu terlambat mengucapkan salam, hal itu membuat Resi Drona tersenyum melihat tingkahnya. Siapa sangka bahwa gadis ini adalah adik seperguruannya, mengingat Guru Drona juga murid dari Parasurama.

"Salam" balas Guru Drona,
"Ada apa Tuan Putri Dursala?" Tanya ulang Guru Drona.

Dursala menatap wajah Resi didepannya, perasaan sang Resi itu terlihat baik, mungkin karena kenaikan taktha Putranya Aswatama yang menjadi Raja di Panchala Utara.

"Anu, bisakah anda juga memuji para kakak Kurawa. Walaupun mereka gagal melakukan tugasnya, tapi mereka tetap berusaha melaksanakannya bahkan sampai menjadi tawanan di Panchala ." Pinta Dursala.

Ini adalah cara yang Sara cegah agar rasa kecemburuan Kurawa pada Pandawa tak semakin berkobar, mengingat Kurawa adalah para pria kekanakan yang haus akan pujian dari guru yang mereka sayangi.

"Aku mohon"
"Dahulu Tuan Guru selalu memujiku bila aku mau melaksanakan perintahnya, walaupun kadang aku gagal melakukan-
nya beliau tetap memujiku. Dan aku berharap paman Drona mau melakukannya juga, agar hati mereka menjadi senang dan lebih lega." Rayu Dursala.

Oh ya Dewa, manis sekali sikap gadis ini pada kakak-kakaknya itu, sampai-sampai Guru Drona tak mampu menyembunyikan senyum lebarnya.

"Baiklah aku akan memuji mereka." Jawab Resi Drona.

Apakah kau tahu ketika Basudewa Krishna menunjukkan wujud aslinya, semua orang silau akan cahaya keagungannya.
Tetapi hanya ada 3 orang suci yang mampu melihat bentuk rohaninya dengan jelas yaitu Resi Bisma, Widura, dan Resi Drona.

Begitupun dengan apa yang Resi Drona lihat saat ini, saat melihat Dursala. Walaupun ia tak menunjukkan wujud aslinya tapi aura kedewianya terpancar, hal itu di tandai dengan bunga-bunga yang selalu bermekaran di setiap Dursala melewatinya.
Tapi Drona tak mampu menebak Dewi manakah itu?

"Terimakasih paman Drona, kalau begitu aku permisi, maaf bila aku menganggu waktumu." Ucapnya sopan, gadis ini berbalik dan berjalan seorang diri.

Aneh bukan biasanya para tuan putri selalu diikuti oleh para dayang di belakang mereka, tapi khusus tuan putri Hastinapura itu selalu sendirian tanpa di temani para dayangnya.
Entah karena ia seorang wanita mandiri atau para dayangnya yang kewalahan mengikuti langkahnya yang seaktif tupai,
Ia seperti tak memiliki rasa lelah sedikitpun.

"Astaga tuan putri rupanya anda berada disini? Seorang putri harus berjalan pelan dan bermakna di setiap langkahnya! Jangan berlari-lari!"
Seorang dayang itu datang dengan langkah tergopoh-gopoh.

"Mana bisa aku berjalan begitu?! kakiku ini sudah disetel kaki kelinci bukan kaki keong." Kata putri hiperaktif itu yang selalu membuat orang-orang jadi memiliki penyakit hipertensi.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang