Bab 26. Benang Merah Dursala

2.7K 253 31
                                    

Happy reading, jangan lupa vote dan komen terimakasih banyak 🥰

Di tengah pusat kota, seorang gadis itu melangkahkan kakinya. Dia berpakaian sederhana dengan cadar tipis yang menutupi wajahnya, dia sedang melakukan tugasnya sebagai Dewi Hujan, dan memberikan berkat nya di setiap wilayah Hastinapura.

Bila Kerajaan Dwaraka menjadi makmur dan kaya berkat adanya Dewi Laksmi yang mengambil wujud sebagai Rukmini, Ratu kerajaan Dwaraka.
Maka begitupun dengan Kerajaan Hastinapura yang selalu bebas penyakit dan kekeringan, karena ada Dewi Mariamman ditengah-tengah mereka sebagai putri Hastinapura.

Di tengah gang sempit, gadis itu melihat seorang wanita berkulit hitam manis sedang dirubung beberapa pria, pria itu bertindak kurang ajar padanya,

"Bagaimana bila kau menghabiskan hari yang menyenangkan bersama kami nona cantik." goda salah seorang dari mereka.

"Tolong tuan, biarkan saya pergi." Wanita itu terlihat ketakutan.

"Kami akan melepaskan mu, setelah kau bermain bersama kami cantikku." Godanya, pria itu memberikan sentuhan pada bibir wanita itu.

Wanita itu mulai hilang kesabaran, dia menampar pipi pria kurang ajar itu.
Pria itu terlihat kaget, dia mulai marah,
"Beraninya jalang seperti mu, menamparku!!" Bentaknya, dia bersiap akan menampar balik.

Sebuah tangan menggenggam erat pergelangan tangannya, dia segera menghempaskan tangan pria itu,
"Dasar pria hidung belang." Umpat seseorang misterius, dia mengeram di balik cadarnya.

"Beraninya kau menganggu kesenangan kami."
Keempat pria itu terlihat jengkel, mereka segera mengeluarkan belati dan pedangnya.

"Justru kalian lah yang menggangu mataku." Timpal gadis bercadar itu,
Ia telah bersiap mengeluarkan pedangnya.

Pertarungan kecil itu pun tak terelakkan, mereka berempat menyerang dengan membabi buta. Gadis itu juga balas menyerang dengan gerakan pedangnya yang anggun, gerakan pedangnya seperti seorang samurai dari negeri matahari terbit.

Gadis ini sangat kuat dan memiliki stamina yang sangat bagus, mereka kewalahan menghadapinya.
Tiba-tiba salah seorang diantara mereka menarik cadarnya, dan membuang cadar itu ke tanah.

"Kalian! Sungguh lancang!" Hardik gadis itu, wajah rupawan gadis itu terpampang di mata mereka, setelah melihat kecantikan nya, mereka baru mengerti apa arti kecantikan yang sesungguhnya.

Dengan air liur yang menetes dan mata yang berkilat nafsu mereka berkata,
"Nona cantik, bagaimana bila kau saja yang bermain bersama kami. Kami akan memperlakukanmu bak ratu kami yang berharga." Jawabnya, matanya menatap mesum pada tubuh dan rupa gadis bermata biru didepannya.

"Menjijikkan, kalian pikir aku sudi." Geramnya, gadis itu kembali menyerang mereka dengan pedangnya, dia berhasil melumpuhkan dua di antara mereka berempat.

Tapi dengan liciknya mereka menyandera wanita berkulit hitam manis itu, pria itu tersenyum penuh kemenangan,
"Bila kau tidak menuruti permintaan kami, maka kami akan memotong lehernya." Kata pria itu, dia semakin menekan belatinya ke leher wanita itu.

"Sialan! Dasar ular melata tak punya taring." Umpat gadis itu.

"Jadi gadis cantik, kau ingin melihatnya mati disembelih atau meletakkan pedangmu sayang? " Ancam pria itu.

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang