Bab 1. Sang Pahlawan

10.7K 401 7
                                    

Aku pergi..

Aku terjebak di suatu pilihan
Dimana pilihan itu adalah mati.

Kalian berharga bagiku..
Makanya aku tidak takut mati melindungi kalian.
Tapi kata seseorang lebih sakit yang ditinggalkan daripada meninggalkan?

Apakah luka akan membekas di hati kalian ketika aku pergi?
Kalau iya aku harap luka itu dapat sembuh seiring berjalannya waktu.

aku berdoa pada Tuhan agar kalian selalu aman dan bahagia. Mungkin perlindungan Nya lebih baik daripada perlindungan ku.

Tertanda Sara Leona Chastity

***

Namanya adalah Sara Leona Chastity, seorang tentara wanita muda berusia 26 tahun. Dia bertempur digarda terdepan untuk melindungi negaranya dari serangan musuh.

Dia berasal dari keluarga militer.
Ayahnya seorang tentara yang disegani, kakaknya Cristian juga seorang tentara genius yang sangat menjunjung nilai kebenaran, adik laki lakinya calon tentara berbakat, serta ibunya yang merupakan dokter militer.

Suatu hari ketika matahari  berada di penghujung waktu ada seorang pria bertingkah mencurigakan, ia tiba-tiba memberhentikan mobilnya dipusat keramaian. Terlihat pria itu keluar dari mobilnya sambil berjalan tergesa, tingkah pria itu tak luput dari pandangan Sara. mata biru samudera nya  terlihat menajam, Diapun menggeram sambil mengutuk pria itu.

Sara pun memasukkan alat musik kalimba kedalam saku jaketnya, lalu ia masuk kedalam mobil yang ditinggalkan pria itu.

Matanya melirik mencari sesuatu,
dan benar ia menemukan sesuatu yang mencurigakan. ada bom didalam nya, dan bom itu tidak bisa dilepaskan seperti menyatu dengan mobil itu.

"Sialan!" umpatnya.

Dan sialnya dia bukan tentara penjinak bom, akankah dia membawa lari mobil ini atau dia melarikan diri bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri? Pecundang!

Diapun menatap bom itu yang sudah siap meledakkan diri.
13 menit 12 detik lagi.
Kalaupun dia memanggil tentara penjinak bom, dapat dipastikan sebelum tentara itu sampai para penduduk sudah pergi menemui ke hadirat Tuhan.

Bagaimana ini?
Keputusan apa yang akan aku pilih?
Pikirnya,

Kemudian matanya tak sengaja menangkap pemandangan dimana kakak dan adiknya itu sedang saling tonyor kepala, serta ibunya yang tertawa melihat tingkah kedua putranya.
Lalu mata birunya beralih menatap ke seorang ibu yang sedang mengendong anaknya, serta lansia yang termakan waktu dan anak-anak yang berlarian kesana-kemari dengan riang.

Oh, mana mungkin dirinya akan menghancurkan kebahagiaan di wajah mereka, ia harus mengambil keputusan.

Ditengah pikirannya yang kalut ada seseorang yang mendekat kearah nya.
"Ada apa Putriku?" tanya seorang pria yang usianya mendekati setengah abad.

Gadis itu menatap ayahnya dengan sendu. Mata biru samudera nya terlihat berair,
"Ayah! Ungsikan orang-orang ke tempat yang aman! Ada bom dimobil ini! Aku akan membawa mobil ini ketempat yang tak berpenghuni! Dan cari laki laki berjaket hitam, pelakunya masih disekitar sini!" suaranya terdengar tegas walau begitu ada nada sendu didalamnya.

"Apa?" Ayahnya terlihat kaget dengan perkataan mendadak dari putrinya.

"Percaya padaku ayah! dan ini permintaanku tolong sampaikan pada ibu, kak Ris dan El bahwa aku selalu menyayangi mereka." Ujar Sara, gadis itu tersenyum tulus dengan mata yang berlinang.

"Pasti ada cara lain putriku?" ujar ayahnya parau. Dia menatap lekat putri satu-satunya, harusnya dia tidak membiarkan putrinya itu mengikuti jejaknya.

"Untuk melindungi keluarga dan rakyat, adalah tugasku ayah!" Tegasnya.

Sara melihat untuk terakhir kalinya kearah ibu, kakak dan adiknya.
Beginikah caraku meninggalkan kalian tanpa pamit? Padahal hari ini kalian terlihat bahagia.
batinnya.

"Aku selalu menyayangi mu ayah"
itu adalah kata terakhirnya sebelum dia mengemudikan mobil dan pergi menjauh dari keramaian.

Sara menatap pantulan ayahnya di kaca spion, terlihat ayahnya bersipuh sambil meraung memanggil nama putrinya. Padahal baru saja dia berada didekatnya, tapi kini putri berharganya akan pergi jauh darinya untuk selamanya.

Air mata Sara terus menetes, inilah pengabdian terakhirnya untuk keluarga, rakyat dan negaranya.
Tidak! Ini merupakan kehormatan baginya.

10 menit 33 detik..
waktu bom ini sebelum meledak sekaligus waktu hidup Sara sebelum bertemu dengan Sang Pencipta.

Sara mengemudikan mobil itu dengan ugal-ugalan. sesekali ia melihat maps yang menjadi lokasi tujuannya, tempat dimana dia akan menghembuskan nafas terakhirnya sebagai pahlawan.

Di akhir waktunya, Sara mencoba mengisi pikirannya dengan memori-memori indah,
memori tentang keluarga dan teman temannya.

Pelukan hangat ayah dan ibunya,
Kejahilan kakak iblisnya,
Wajah manja adiknya,
Dan jangan lupa omelan-omelan mereka juga, serta candaan dan kesetiaan dari teman-teman seperjuangannya.

Walaupun air matanya terus mengalir,
gadis itu malah tersenyum tulus seolah dia telah mengikhlaskan nyawa dan masa depannya untuk keselamatan keluarga dan rakyatnya.

Percayalah aku melakukan ini karena pilihanku sendiri, hati dan ragaku juga menyetujui pilihanku.
Batinnya.
Semua itu pasti akan mendapatkan balasan dari Sang Pencipta, akan ada karma baik untuk bayarannya.

Sara menenggelamkan mobil itu di danau mati yang sudah lama tak terpakai, danau itu sepi tanpa penduduk yang berada di kota terbengkalai.
Sara juga ingat, kerugian bom diair lebih rendah dibandingkan di darat.

20 detik lagi.
Sara memejamkan mata birunya, dia sudah ikhlas dengan apa yang akan terjadi.
Perlahan dapat dia rasakan air dingin yang memenuhi rongga hidung dan sekujur tubuhnya.
Hanya kegelapan, kedinginan, dan kesepian yang terus menyelimutinya.

Dia menggenggam alat musik Kalimba kesayangannya yang merupakan pemberian dari kakaknya.

Rupanya benda ini yang menemani ku mati? Haruskah aku memainkannya dulu sebelum mati?
Bahkan aku mati sebelum menikah dalam keadaan perawan pula dan kelaparan.

Suara ledakan terdengar sangat keras hingga telinga Sara berdengung, Sara merasa ledakan ini sangat hebat bahkan dalam jangkauan yang cukup luas.

Kini semua terasa gelap dimatanya, dia tak merasakan kesakitan apapun saat ledakan itu mengoyak dan menghancurkan tubuhnya.
Bahkan Tuhan masih memiliki rasa sayang padanya, malaikat pencabut nyawa pun mencabut nyawanya dengan hati-hati.

Langit menjadi mendung dan hujan turun dengan derasnya, bahkan pohon-pohon menunduk mengheningkan cipta seakan-akan alam sedih atas kepergian Sang Pahlawan dari alam semesta ini.

***
Seminggu berlalu,
Tanpa Sara Leona Chastity ketauhi, berita tentang aksi heroiknya telah sampai keseluruh penjuru negaranya. Semua orang mendoakan sang pahlawan muda itu yang telah menyelamatkan tak terhitung banyak nyawa.

Betapa banyak yang mencintai pahlawan wanita itu.
Sedangkan keluarganya masih menangisi kepergiannya.
Haruskah keluarganya bangga dengan putri mereka?
Tapi apakah pencapaiannya itu harus menjadi maut untuk putri satu-satunya yang mereka sayangi?

Bahkan Ibunya terus menangisi kepergian putrinya hingga ia jatuh sakit dan meninggal.

Ayahnya menjadi sosok pribadi lain yang dingin dan penuh dendam.

Adiknya menjadi pendiam dan penyendiri.

Bahkan kini kakaknya Cristian mengamuk dan bersumpah akan membunuh pria si biang keladi itu.

Gadis itu berhati lemah, dia tidak segan-segan melindungi yang ia cintai walaupun nyawa bayarannya.

"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain."
Dan Sara Leona Chastity adalah salah satunya.

To be continue...

Jangan lupa hargailah karya orang lain dan berilah nilai untuk usaha orang lain okey😉 makacih

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang