Bab 30. Mereka Kembali Dekat

2.3K 242 32
                                    


Happy reading
Jangan lupa vote dan komentar terimakasih 🥰
.
.
.
.
.

Gadis itu duduk di ruangan kakaknya, dia memainkan rambutnya sambil menatap dongkol kakaknya.

Yudistira mendudukkan dirinya di sebelah adik perempuannya, tapi adiknya itu malah bergeser memberi jarak,
"Saudaraku Dursala, besok ajarilah aku bermain dadu agar pandai sepertimu." Pinta Yudistira.

Kau berani berkata begitu?! Setelah membuat gurumu jatuh miskin.
Mengapa perlu modal besar untuk menjadi gurumu kak?! Batin gadis itu.

"Saudaraku Yudistira, sepertinya aku memundurkan diri untuk menjadi gurumu." Balas Sara sambil tersenyum.

"Mengapa? Kau merajuk padaku? Bukankah tadi aku ada sedikit perkembangan?" Balas Yudistira tidak terima.

Yudistira memang menang satu kali, dan uangnya pun langsung ia sumbangkan ke rumah anak yatim korban peperangan. Sara tidak memarahinya, ia hanya marah pada kepayahan Yudistira dalam bermain dadu dan uangnya yang dikuras olehnya.

"Baiklah, tapi jangan adukan aku bila aku mengajakmu pergi ke kasino. terutama pada Ibu, kakek dan Kak Yuyutsu." Kata Sara.

"Aku berjanji Sara, aku penyimpan rahasia yang baik." Balas Yudistira.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan berkali-kali dan perlahan pintu itu terbuka menampilkan keempat pemuda di baliknya,

"Kak Yudistira."
"Kak Yudistira, kau harus mendengar ceritaku, Arjuna baru saja menangkap..." Celotehan Bima itu terhenti setelah melihat sosok gadis itu di ruangan kakaknya, begitupun para Pandawa yang lain, mereka terdiam. Hanya keheningan dan kecanggungan yang menjadi penguasanya.

Menyadari ketidaknyamanan itu membuat Dursala segera berdiri dari duduknya, dia memberikan salam formal pada keempat pemuda itu, gadis itu juga meminta diri untuk pamit.

"Emm Sara, kau tidak mau minum teh dan mengobrol ringan dengan kami dulu?" Tawar Yudistira, ia mencoba memperbaiki hubungan Sara dengan adik-adiknya.

Padahal hubungan Dursala dengan para Pandawa sangat baik dan terikat mendalam sejak kecil. Tapi semenjak kehadiran Raja Angga, gadis itu semakin jauh dan hanya dekat dengan Yudistira saja.
Jujur mereka rindu sosok Sara yang dulu, adik perempuan mereka yang manis dan riang yang selalu menempeli mereka. Sara adalah Satu-satunya orang yang memihak mereka di istana ini.

"Iya."
Dursala dengan ragu duduk di antara mereka, dia memilih duduk diantara Yudistira dan Bima. Para pelayan mulai menuangkan teh dan menyuguhkan camilan.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Nakula.
Mereka mencoba memastikan keadaan Sara setelah hal buruk yang baru saja tertimpa padanya, tapi mereka bersyukur hal buruk itu tidak terjadi padanya.

"Aku baik-baik saja." Balas gadis itu, dia memilih fokus pada kudapannya.

"Sepertinya kakak dan Sara baru saja pergi?" Tanya Sadewa.

"Rupanya kalian sangat dekat ya? Memang pergi kemana sampai harus berdua saja?" Tanya Arjuna sambil tersenyum, entah kenapa ada nada sindiran didalamnya.

Uhukk
Dursala tersedak tehnya, bagaimana bila ia sampai ketahuan membawa Yudistira ke tempat bandar judi, tamat riwayatnya ditangan para Pandawa.

"Minumlah pelan-pelan Sara, dasar kau ini." Dengan perhatian Yudistira menepuk-nepuk punggung adiknya.

Mereka berempat masih menunggu jawaban, tapi Yudistira segera mengalihkan pembicaraan.
"Oh ya, Bima tadi kau bercerita tentang apa?"

Bima dengan segala kecerewetan segera menanggapi, dengan semangat ia memulai ceritanya,
"Jadi begini kak. Aku, Arjuna, Nakula dan Sadewa sedang berburu di hutan. Dan kami menemukan seekor rusa yang sangat indah, tanduknya megah seperti mahkota Raja. Dia memiliki bulu berwarna cokelat keemasan. kami ingin menangkapnya tapi tak tega membunuhnya, dan untungnya Arjuna memberi strategi untuk menangkapnya hidup-hidup dengan memasang perangkap menggunakan jaring."

Second Life SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang