1🍁

162K 12.4K 155
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁

Sinar matahari menerobos masuk memasuki celah jendela sebuah kamar dengan nuansa abu-abu.

Perlahan mata lentik itu mengerjab memindai sekeliling.

"Gue masih hidup?"

Bagaimana tidak heran? Dirinya baru saja mengalami kecelakaan pesawat. Kenapa bisa ia masih hidup? Terlebih dengan badan yang sehat bugar.

"Shhhh" gadis itu bangun dari tidurnya, matanya berkeliling memindai setiap sudutnya.

Sebuah kamar yang cukup besar dengan nuansa abu-abu. Di dindingnya terdapat beberapa bingkai yang berisi lukisan abstrak dan pemandangan alam.

"Ini dimana?" Gumam gadis itu pada dirinya sendiri.

Cklekk

Suara pintu terbuka, lalu tampaklah seorang wanita paruh baya dengan pakaian daster dengan rambut yang di cepol asal.

"Udah bangun ternyata, cepetan mandi di bawah ada Hades." Lalu wanita itu pergi disusul Dengan pintu yang tertutup rapat.

Melihatnya membuat Rena mengernyit bingung.

Banyak pertanyaan di benak Rena

Tadi itu siapa? Dan siapa Hades?

Ini dimana?

Apa dirinya telah diculik?

Tapi kan seharusnya dirinya sudah mati

Siapapun tolong beri Rena jawaban..!!

"CK ini dimana sihh?!" Rena menyibak selimut yang membungkus dirinya lalu bangkit dari ranjangnya. Kakinya mendekat ke arah jendela. Ahhhh ternyata kamar ini berada di lantai dua.

Di bawah sana tampak taman dengan berbagai jenis bunga yang bermekaran

Sangat indah pikirnya

Lama dirinya termenung dalam pikirnya, gadis itu terkejut takkala sebuah tangan melilit di perutnya.

"Aaaaaa" teriak Rena takut

Sontak Rena berbalik lalu mendorong sosok itu agar menjauh.

Nafas Rena tercekat, kenapa Rena tidak menyadari jika ada orang yang masuk ke kamar ini?

"Si-siapa lo?!" Remaja laki-laki itu mengerutkan dahi. Lalu tanpa dipinta dia duduk pada sebuah meja belajar. Memandang Rena intes.

"Mandi" ucapnya dengan gerakan dagu mengarah pada sebuah pintu yang Rena tebak adalah kamar mandi.

Alih-alih menuruti perintah remaja laki-laki itu Rena beringsut menjauh dengan berjalan mundur, lalu berlari kencang keluar kamar,    meninggalkan remaja laki-laki yang kini menatap jendela bekas Rena berdiri dengan tatapan rumit.

🍁🍁🍁🍁🍁

Rena berlari hingga keluar rumah, nafasnya ngos-ngosan dengan degub jantung yang bertalu-talu.

Ini aneh, kenapa Rena bisa tidak nyasar saat ingin keluar rumah?

Apa kepanikan memberi kekuatan tak terduga?

Berpikir jika ini adalah sebuah kebetulan, Rena mendekat pada seorang wanita paruh baya yang sedang menyirami tanaman. Dia bukan wanita yang tadi, tapi dilihat pakaiannya sepertinya dia adalah pembantu di rumah ini.

"Per-permisi?" Wanita itu menoleh.

"Nona? Anda butuh sesuatu?" Jawabnya.

"Saya mau tanya, ini di mana ya?" Sekejab wanita itu menatap Rena bingung di susul tawa kecil yang membuat Rena menatap wanita itu aneh.

"Nona mau ngeprank saya lagi ya? Maaf ya kali ini gak akan kena?"

Ngeprank gundulmu, kenal aja kagak

Rena merasa dongkol. Sudah bangun di tempat asing, ketemu orang-orang aneh pula. Sial sekali hidupnya.

Ehh dirinya ini masih hidup atau sudah mati sihh..?!

"Maaf ya mbak tapi saya serius, atau jangan-jangan mbak yang lagi ngeprank saya ya?" Tuduh Rena menahan kekesalanya.

"Sudahlah nona Rana, menyerahlah kali ini saya gak akan kena."

Apa tadi, Rana? Hey namanya Rena

"Maaf ya mbak kita kenal saja enggak,buat apa saya ngeprank anda. Dan lagi nama saya Rena bukan Rana."

Rena menunjuk mulutnya lalu menyebut namanya dengan nada menekan

"Rrreeeeennnaaaaa.... R-e-n-a..!!"

"Sejak kapan nona Rana ganti nama? Perasaan tuan dan nyonya gak pernah nyuruh saya bikin bubur." Santai wanita yang Rena duga adalah pembantu rumah ini dan kembali fokus menyirami tanaman sang majikan.

Lagi-lagi Rena dibuat bingung dengan jawaban wanita aneh ini. Aisshhh kenapa kepalanya kini malah nyut-nyutan.

"Orang aneh" gumam Rena dongkol

"Ya Nona?"

Rena menatap wanita itu malas.

"Disuruh siapa sih mbak?" Dengus Rena kesal

"Hah?"

Rena menggeleng lirih. Dirinya lalu duduk dengan kedua lutut yang ditekuk.

Tiba-tiba kepalanya merasakan sakit. Dirinya memegang kepala yang terasa nyut-nyutan serta perut yang terasa mual

Semakin lama sakit kepalanya semakin menjadi. Rasanya seperti di tusuk oleh sesuatu yang tajam.

"Shhhhh" desis Rena kesakitan

Wanita tadi kelabakan. Dengan sembarang dia membuang selang di genggamannya.

"Ehhh nona kenapa?" Paniknya

"Sa-sakittt..."

"Nona...nona Rana kenapa..!?"

Perut Arana semakin mual. Rasanya ada sesuatu di perutnya yang terdorong ke kerongkongan.

Laluuu

"Huwekkkk...huwekkkk"

"Nonaa..!!"

Setelah itu semuanya gelap.

🍁🍁🍁🍁🍁

Kau bermasalah jiwa
Aku pun rada gila
Jodoh akal-akalan neraka kita bersama....

Memang dunia sudah gilaaaa
Jadi wajar saja aku Menjadi gila di dunia yang gila ini....:)

Di part ini mungkin belum keliatan perubahanya selain ada penambahan kata.

Akan terlihat di bab 3 (sepertinya)

Tunangan AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang