"Kau membunuhnya huh?" Tanya Hades menatap tajam sang pembuat ulah.
Kevan yang ditatap seperti itu hanya terkekeh lucu. Sungguh kenapa dia jadi mengingat masa mudanya?
Akhh memang ya, buah jatuh tak akan jauh dari pohonya.
"Apa kau sedang berduka?" Pria paruh baya itu menatap Hades jahil.
Hades melengos malas. Sebenarnya sih dia bodo amat jika psikiater itu harus mati. Memangnya siapa dia? Ini juga karena kesalahanya yang membiarkan si brengsek Kevin membawa ibunya pergi.
Walau, sebenarnya psikiater itu tak hanya bekerja untuknya, namun seluruh keluarga Giovandrick. Setiap perintah dari orang bermarga Giovandrick adalah mutlak dan wajib dilaksanakan.
Jadi pantaskah Hades menyalahkannya? Heyyy dia hanya bekerja. Catat hanya bekerja
Memang ya, dunia novel tidaklah masuk akal.
"Los Angeles ya? Kevin saudara kembarku membawa Daisy ke Los Angeles." Papar Kevan
"Bukan urusan mu"
"Heyy tentu saja ini urusan ku. Daisy adalah cinta sejatiku kau tahu."
Hades menatap pria di depanya ngeri. Orang sesangar Kevan bisa alay juga ternyata.
"Sebaiknya kau ikut aku. Kita akan pergi ke istana Giovandrick."
Hades mendelik "buat apa? Ibuku dibawa ke Los Angeles bukan ke neraka itu"
Kevan memutar bola matanya malas.
"Dasar bodoh.""Dia sudah berhasil menculik cinta sejatiku, jadi aku akan menculik jalangnya."
Mendengarnya Hades mengeryit tak mengerti.
"Maksud mu?""Kita culik Yuna."
Hades terkaget sejenak. Akhh iya, kenapa dia tidak kepikiran jika tua bangka itu meninggalkan sampah kesayanganya di istananya.
Yuna, orang yang juga berperan besar dalam kehancuran ibunya. Gara-gara wanita jalang itu keluarga palsunya hancur.
Hades sangat membenci Yuna dan anaknya.
Anaknya yang penipu dan berani merebut posisinya dari hidup seseorang.
Hades menyerigai lebar. Akhh sangat menarik.
🍁🍁🍁🍁🍁
Seorang wanita berjalan dengan anggun, menjinjing tas brandednya.
Keluar dari mobil berwarna hitam, dirinya nampak anggun.Tangannya berada di telinga dengan memegang handphone. Menandakan jika dirinya sedang berbincang dengan seseorang dari wilayah yang berbeda.
"Iyaa, iya aku mengerti."
"....."
"Kau pikir aku bodoh huh?" Wanita itu mendengus mendegar perkataan dari orang di seberang. Entah apa yang mereka bicarakan.
"Hm, urus saja dia. Dan cepat kembali. Dan ya, awas saja jika kau malah bermesraan dengannya."
Tut
Panggilan itu dimatikan sepihak oleh sang wanita. Wajah cantiknya perlahan tersenyum lebar. Senyuman yang seperti mendapatkan mainan baru.
Sepertinya bermain sedikit tidak apa.
Wanita itu berbalik menatap dua bodyguard yang selama ini di tugaskan suaminya untuk mengawalnya.
Kedua bodyguard itu menunduk tak berani menatap sang majikan secara langsung. Oh ayolah mereka masih sayang mata mereka.
"Saya akan berbelanja, dan seperti biasanya kalian tunggu di mobil saja" katanya tegas.
"Tapi nyonya-
"Jangan membantah, atau kau tau akibatnya."
Lalu, tanpa mendengarkan jawaban dari para bawahannya. Dia melenggang pergi menuju gedung pencakar langit yang ramai dihiasi manusia.
Sampai di dalam dirinya memilah sejumlah dress rumahan yang menurutnya cukup menarik. Tak lupa ia datang ke toko perhiasan untuk membeli liontin incaranya.
Di tengah kesibukanya memilah dress tiba-tiba dirinya ingin ke kamar mandi.
Menghela nafas malas. Dirinya menuju kamar mandi Mall itu.
Usai dengan hajatnya dia menata kembali riasanya. Memperbaiki rambutnya dan memperjelas kembali lipstick nya. Dirasa sudah sempurna dia berbalik.
Namun belum sempat membuka knop pintu ada yang seperti menusuk di lehernya. Dirinya melihat ke samping.
Matanya memburam hingga tak melihat jelas sang pelaku. Lalu tubuh seksi itu ambruk.
"Ck sangat merepotkan"
"Cepat angkat dia"
🍁🍁🍁🍁🍁
Jam pulang sekolah, Arana mencari Malvin di kelasnya. Namun kata teman-temannya Malvin sudah pergi bahkan sebelum bel pulang berbunyi.
Tak mau menyerah, Arana bertanya kepada beberapa siswa yang lewat.
Dan ada yang menjawab, jika dia melihat Malvin berjalan ke arah rooftop sekolah.Arana pun mencari sang kekasih. Menaiki anak tangga, gadis itu menuju rooftop yang dimaksud siswa tadi.
Sampai di sana, ia melihat Malvin yang sepertinya sedang marah besar. Terlihat dari raut pemuda itu yang suram.
Perlahan Arana mendekati tempat di mana Malvin berdiri. Namun pergerakannya terhenti ketika dia juga mendengar isak tangis.
"Gue udah bilang, jangan temui gue jika ada Arana di sana!" Bentak Malvin pada seorang gadis yang amat Arana kenal.
"Hiks...aku salah apa? Memangnya kenapa jika aku menemui suami aku sendiri?"
Deg
Jantung Arana seakan berhenti berdetak mendengar itu. Apa yang barusan Mira katakan?
"Pernikahan ini hanya pernikahan paksa. Sejak awal gue gak mau. Tapi lo tetap ngotot kan?" Malvin membalas dengan dingin.
Hati Arana berdenyut sakit. Matanya memanas. Susah payah gadis itu menelan salivanya.
Malvin dan Mira....
Mereka menikah?
Saat mereka masih sekolah?
Dengan gemetar, kaki Arana melangkah mundur. Namun karena tidak melihat jalan dengan benar, gadis itu menabrak tong sampah hingga menimbulkan suara gaduh.
Kedua remaja yang sedang bertengkar itu menoleh. Seketika mata Malvin membola melihat siapa yang menguping pembicaraannya dengan Mira.
"Arana--" nafas Malvin tercekat
Arana yang tertangakap basah, memutuskan untuk lari. Malvin mengejar Arana. Hingga tiba di tangga, Arana tergelincir. Gadis itu jatuh dan terguling dari tangga.
"Arana!!"
🍁🍁🍁🍁🍁
Huwaaa maapkeun up nya ngandet-ngandet.
Sebagai gantinya aku bakal double up langsung.
Tapi jangan lupa Komen n vote ya?
Nyenengin orang dapet pahala lohh
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunangan Antagonis
De TodoLink untuk pembelian novel gratis ongkir ada di bio! Menurut Rena terperangkap dalam tubuh seorang tokoh novel hanyalah dongeng dari sebuah cerita. lalu bagaimana jika ia mengalami kejadian yang menurutnya hanya sebuah dongeng tak nyata itu? ***** A...