5🍁

126K 11.8K 134
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁

Malam ini langit terlihat sangat cantik, berhias ribuan bintang yang berkilau menemani bulan.

Arana duduk di gazebo yang berada di taman belakang rumahnya. Mengenakan piyama bermotif bulan dan bintang. Walau malam ini cerah nyatanya sapuan angin malam berhasil membuat Arana berkali-kali menggosokan kedua tangannya.

Arana kembali memikirkan tentang kelanjutan nasibnya. Jika di tanya apakah dia ingin menuruti alur novel, Arana akan menjawab dengan lantang 'tidak'

Ohhh ayolah dirinya tidak ingin mati konyol hanya karena sebuah perasaan yang dinamakan cinta. Sangat bukan dirinya.

Dirinya harus bisa menyelamatkan nyawanya

Arana memandang jejeran bintang yang mempertontonkan keindahanya. Sangat cantik dengan kemilaunya.

Lalu, dirinya tersentak kala sebuah selimut kecil bersandar di bahunya. Reflek dia menoleh ke belakang.

"Dingin" ucap orang itu

Arana diam tidak berniat merespon dan berposisi seperti semula. Lalu orang itu menyusulnya.

"Belum ngantuk?" Tanya nya, mengikuti Arana menatap hamparan langit malam.

Arana menggeleng. Tanpa diduga dia bersandar pada bahu Hades. Pemuda itu sempet tersentak kemudian membiarkanya.

"Hades"

"Hm?"

Arana membasahi bibirnya.
"Menurut lo, hubungan kita ini apa?"

Pemuda itu menaikan salah satu alisnya. Kenapa gadis ini tiba-tiba bertanya seperti itu?
"Maksudnya?" Tanya nya dengan mata yang senantiasa menatap langit.

Arana berdebar, gadis itu menegakkan badannya.
"Selama kita menjalani hubungan ini, lo nyaman gak sih?"

Pemuda itu terdiam hingga Hades tersenyum miring setelahnya
"Menurut lo gimana?"

Arana menghela nafas panjang. Dia turut memandang langit malam menerawang jauh akan gambaran nasibnya di waktu yang akan datang

"Makanya gue tanya, karena yaaa gue gak tahu. Semisal lo terganggu dengan ikatan ini, gue gak papa kalo hubungan ini berakhir." Ucapnya tanpa melihat perubahan ekspresi Hades.

Rahang itu mengeras, walaupun wajahnya terlihat tenang tapi satu yang pasti dia sedang menyimpan amarah.

"Kalo lo gak enak buat ngomong sama para orangtua, gue yang bakal ngomong. Lo gak usah pusing soal itu."

Mendengarnya, membuat Hades terkekeh. Tangannya terulur merangkul Arana erat. Menyalurkan rasa hangat kepada gadis itu. Dan Arana menerima tanpa menolaknya. Entahlah, tapi Arana merasa nyaman.

"Sangat pengertian" bisik Hades.

Lalu dengan lancang dia mengecup kening Arana cukup lama yang membuat empunya terkejut.

Dia ingin marah tapi entah kenapa bibirnya kelu.

"Tidur ya? Lo kebanyakan ngelantur."

Tanpa aba-aba Hades membopong Arana.

"Hades-

"Sttttt"

Cup

Lagi-lagi kening Arana sebagai sasaran

"Malam, Ara"

🍁🍁🍁🍁🍁

Di lain tempat, seorang gadis tengah meringkuk pada sebuah kamar.
Matanya sembab rambutnya berantakan badannya bergemetar.

Cklekk

Mendengar pintu berdecit membuat ketakutan gadis itu semakin bertambah. Dirinya beringsut mundur sampai menabrak penyangga.

Sampai di depan gadis itu orang itu tersenyum lebar. Dirinya berjongkok menatap sang gadis dari bawah.

Sangat cantik pikirnya

Perlahan tangannya mengelus pipi sembab gadisnya.

"Makan, lalu tidur. Oke?"

"Hukumanya sudah selesai."

🍁🍁🍁🍁🍁

Tunangan AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang