15🍁

86.7K 8.7K 96
                                    


🍁🍁🍁🍁🍁

Seorang pemuda memasuki gudang sekolah yang berada di samping lab biologi dengan menyeret seorang gadis. Dengan kasar dia menghempaskan gadis itu hingga membuat sang gadis jatuh tersungkur.

Brakkk

Pemuda itu menutup pintu dengan kasar.

Gadis itu ketakutan, dengan badan gemetar dia beringsut mundur hingga menabrak tumpukan kardus yang entah berisi apa.

Pemuda di depan nya menatap tajam, langkah tegasnya menghampiri sang gadis. Hingga pada saat dia berdiri tepat di depan gadis itu pemuda itu berjongkok.

Gadis itu hanya bisa menunduk takut. Rambutnya yang tergerai menutup wajah sembabnya.

Tangan pemuda itu terulur mencengkram pelan dagu gadis di hadapan nya.

"Lo tau kesalahan lo apa?" Desis pemuda itu

Gadis itu hanya bisa menangis tanpa suara. Dirinya tersentak kaget ketika tangan pemuda di hadapan nya membelai pipi putihnya. Pemuda itu melakukanya sangat lembut namun lama-lama belaian lembut itu berubah menjadi cengkraman.

"Jawab sayang" tekan pemuda itu

"Hiks maaf"

Cihh

Mendengarnya membuat pemuda itu berdecih sinis

"Lo udah ngelanggar perjanjian yang kita buat jadi-

Pemuda itu menyeringai seram, tatapan tajam nya berubah berbinar namun penuh ejekan.

"Selamat menantikan hukumanmu my rose"

Gadis itu menggeleng ribut

"Hiks Malvin maaf"

🍁🍁🍁🍁🍁

Arana tersenyum canggung, memakan pempek yang tadi dipesankan oleh Puput. Dengan tak selera dia mengaduk asal kuah pempek di mangkuknya. Bibir gadis itu tanpa sadar mengerucut.

"Malunya masih kerasa anjir" gumam pelan gadis itu.

Melihat tingkah gadis di sampingnya membuang Hades mendekatkan tubuhnya

"Kenapa?" Bisik pemuda itu.

Arana menoleh lalu menatap pemuda itu sebal. Gadis itu mengacungkan garpu yang di pegangnya persis di hadapan sang tunangan.

"Diem" bisiknya judes

Hades terkekeh geli.
"Kenapa sih, mau lagi?"

"Sialan"

Berbeda dengan Arana yang mati-matian menahan malu. Lia justru anteng fokus pada makanan nya. Padahal yang lain sedang asik bercanda. Sangat bukan Lia.

"Kenapa lo Li?" Lia tersentak menatap Arana. Lalu menggeleng pelan dan memainkan ponselnya. Sasti yang melihatnya menahan tawa lalu Puput hanya menggeleng heran.

"Lo lupa atau gimana Ran? Lia kan-

"Sasti diemmm!" Lia membekap mulut temanya itu
"Kalian kan udah janji gak bakal ngomong!"

"Mphhh" Sasti menyingkirkan tangan Lia.

"Huhh tangan lo bau pete"

Mata Lia membulat tak percaya, temanya ini tidak kah dia tahu kalo Lia sedang jaga image. Dengan sebal dia mencium tangan nya sendiri

"Bau jigong"

"Nihh cium tangan gue aja, bau kentut."

Lia mati kutu ketika tangan Zaki membekap mulutnya. Matanya melotot kaget. Sungguh kenapa harus?

Tunangan AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang