22🍁

65.6K 6.7K 82
                                    


🍁🍁🍁🍁🍁

"Hades, gue kok deg degan ya?"

Mendengarnya Hades tersenyum. Lalu tangannya bergerak mengelus tangan Arana dan membawanya dalam pangkuannya.

"Tenang, papa gak gigit kok" ujar pemuda itu dengan tatapan rumit.

Entah kebetulan atau apa, hari ini sekolah bubar lebih awal karena katanya salah satu guru SMA Cendana ada yang menikah.

Arana tidak tau pastinya, lagi pula dia tidak begitu mengenal guru guru di sini.

Hades langsung membawa Arana untuk pulang ke rumahnya sesuai permintaan papanya.

"Tetap aja hadessssuu, gue grogi"

Bagaimana tidak? Dia akan bertemu calon mertua kan?

"Kenapa harus? Ini bukan pertemuan pertama kalian."

Gadis itu terdiam. Mungkin ini adalah kesekian kalinya untuk Arana asli. Tapi dia hanyalah jiwa yang tersesat. Di kehidupan pertamanya saja dia tidak pernah di ajak cowok untuk bertemu orangtuanya.

"Hehehe iya juga ya?" Arana tertawa canggung. Hampir saja

"Hades"

"Hm?"

"Tidak jadi" jika Arana bertanya mengapa mereka bisa bertunangan apakah Hades akan berpikiran aneh tentang Arana?

"Gak jelas"

Arana tertawa garing mendengar penuturan sang tunangan. Dunia ini yang membuat gadis itu stress menjerumus gila.

Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam akhirnya mereka sampai pada rumah besar bergaya eropa klasik.

Arana terkagum-kagum melihatnya. Baru luarnya saja sudah semewah ini. Apalagi dalamnya?

Penjaganya saja tak dapat dihitung menggunakan jari.

Seperti rumah mafia di novel novel batin Arana

"Rumah lo jauh juga ya? Kalo mau sekolah berangkat jam berapa?"

Mata Hades memicing
"Lo lupa? Gue tinggal di apartment"

Arana terdiam mendengarnya. Mungkin lebih baik dia diam. Ingatkan dia jika dia adalah orang hilang di dunia antah berantah ini.

"Ayo"

Ketika mereka berjalan, tiba-tiba ada mobil hitam melaju meninggalkan rumah mewah ini.
Mata Arana menyipit. Dia seperti pernah melihat mobil itu, tapi di mana?

"Ara" mendengar suara bariton itu membuat Arana buru-buru menyusul Hades.

"Kalian sudah datang?" Seorang pria paruh baya menyambut mereka di ruang tamu.

Lagi-lagi Arana dibuat melongo oleh aksen di setiap sudut ruangan.

"Arana apa kabar?"

Arana tersenyum. Gadis itu berjalan mendekat pada pria paruh baya itu yang Arana pikir adalah papanya Hades.

"Kabar Arana baik om"

"Baguslah."

"Mau makan dulu Arana? Om belum makan temani ya?"

"Arana sud-

"Apa ada tamu?" Tiba-tiba seorang wanita paruh baya dengan dress ala rumahan datang dari tangga.

"Kenapa tidak pakai lift sayang, kau pasti lelah." Wanita itu memutar bola matanya malas mendengar penuturan suaminya.

"Jangan lebay deh"

Tunangan AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang