Zee masuk ke dalam rumah dan ikut bergabung dengan kedua orang tuanya duduk di kursi ruang tamu. Disan juga sudah ada keluarga lengkap dari shani. Dia mencoba mengambil sikap bias aja tidak ingin terlihat gugup atau cemas, namun sulit di pungkiri buat Zee menghindar dari hal itu, seketika keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya.
Mereka duduk bersama tidak ada ekspresi wajah yang menandakan amarah ataupun rasa dendam satu sama lain. Kedua keluarga mereka asik berbincang bincang tentang perkenalan, asal usul, pekerjaan dan lain sebagainya
Zee hanya diam saja, hanya mengikuti alur pembicaraan dan menyimak dengan baik. Sampai ketika 10 menit berlangsung tidak ada perbincangan mengenai masalah yang sedang di hadapi
"Jadi seperti ini pak, buk maksud dan tujuan kami kemari bermaksud menjalin silahturahmi antar keluarga. Bapak dan ibu mungkin sudah mengetahui tentang hubungan anak anak kita" ujar kynal dengan tenang
"Iya pak, sampai sampai anak saya bunting gara gara anak bapak" jawab ayahnya Shani
Arah pembicaraan mulai serius, nada bicara sudah mulai meningkat. Zee di buat semakin takut, mungkin ini awal mula akan terjadinya pertikaian
"Sabar dulu pak! Biar saya selesaikan perkataan saya terlebih dahulu. Memang saya juga merasakan hal yang sama jika anak saya di hamil oleh orang lain. Tapi dengarkan saya terlebih dahulu"
"Iya silahkan pak di lanjut"
"Jadi kedatangan saya beserta keluarga datang ke sini tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menjalin silahturahmi dan mempertanggung jawabkan perbuatan anak saya. Mungkin saya sebagai papahnya Zee meminta maaf sebesar besarnya karena merasa sudah gagal mendidik Zee"
"Mungkin ini juga bukan sepenuhnya kesalahan saya dan mereka, tapi tidak penting lagi siapa yang benar siapa yang salah sekarang. Karna sudah saya konfirmasi juga mereka melakukanya atas dasar ketidak kesengajaan"
"Tidak ada paksaan darinya. Mungkin Zee bisa menjelaskan lebih lanjut, silahkan nak" ujar kynal sembari menepuk lututnya
"Jadi seperti ini om......."Zee menjelaskan dengan detail dan jelas
"Saya tidak ingin bertele tele dalam bercerita, singkat saja om dan tante saya datang kesini beserta keluarga dengan maksud untuk melamar shani, bukan karena perkara saya bertanggung jawab semata melainkan saya niatkan dari hati saya. om Tante"
"Bener Shani kamu melakukanya dengan ya karena ketidak kesengajaan? Kamu tidak dipaksa Zee kan?"
"Iya benar ayah, Shani mengaku salah dan tidak ada sama sekali paksaan dari Zee"
"Yaudah kalo begitu. Tapi tetap saja kamu itu kurang ajar, bisa bisa nya menghamili anak orang seenaknya"
"Iiya maaf om, sekali lagi saya minta maaf"
"Minta maaf saja tidak cukup, lihat kondisi anak saya? Apa kamu lihat?"
"Kamu itu lelaki, seharusnya kamu bisa menghargai wanita! Betapa sedihnya anak saya ini! Shani rela diri mengandung bibit kamu. Membekas dan rusak!"
"Sedangkan kamu? tidak ada yang berubah dari kamu? Kemaluanmu? Pagi hari masih tetap sama bukan? Berbeda dengan yang di alami anak saya"
"Tadi apa kata kamu? Tanggung jawab? Menikahi Shani? Yang benar saja apa nanti Shani tidak trauma menikah dengan kamu"
Zee hanya terdiam tertunduk dan hanya berdiam menunggu ayahnya Shani memarahinya. Kynal dan Veranda sengaja tidak mau ikut campur akan hali itu
"Sekarang begini saja. Shani memangnya kamu mau menikah dengan laki laki yang berani beraninya menghamili kamu ini"tanya ayahnya Shani padanya
"Iya ayah, aku mau"
"Sudah yah! Jangan terlalu terbawa suasana. Biar ini menjadi pelajaran berharga buat kita semua tidak ada yang perlu di khawatirkan, semua akan baik baik saja"ujar ibunya Shani
"Benar itu Bu, mumpung usia kehamilan Shani belum lama dan perutnya belum membesar jadi kita segerakan saja menikah"jawab Veranda
"Aku mohon om, kasih aku kesempatan dan menjadikan Shani sebagai istri aku" ucap Zee
Ayahnya Shani tidak langsung menjawab dia hanya melihat Zee dengan tatapan tajam yang penuh amarah
"Menurut om dan Tante bagaimana? Apa kalian memberikan restu untuk kami? Kira kira kapan pernikahan ini akan di gelar?" Tanya Shani dengan penuh senyuman
"Kalo om sendiri setuju setuju saja, om tidak ada masalah dengan Shani. Selama Zee bahagia bersama kamu kenapa tidak?
"Lebih cepat lebih baik shani, kalo kamu sudah siap mungkin mingu depan sudah bisa di langsungkan pernikahan ini" jawab Veranda
"Menurut saya juga demikian tidak perlu lah di bawa emosi. Sekarang Shani juga sudah menerima keadaan dan kondisi ini sebaik baiknya. Tinggal kita saja berusaha buat menutupi semuanya agar tidak tersebar di publik" ujar ibunya Shani
"Yasudah terserah kalian kapan acaranya di gelar. Hanya itu saja yang saya sesali, mungkin benar dengan cara seperti inilah perlahan semua Maslah teratasi"
"Kamu harus menjadi lelaki yang bertanggung jawab dan menjadi kepala keluarga yang baik untuk keluarga kecilmu kelak, ingat itu!"ujar ayahnya Shani dengan tegas
Kini tak ada yang Zee khawatirkan lagi kedua belah pihak sudah menyetujui
Pernikahan sudah di sepakati dan akan di gelar Minggu depan"Baik pak saya ucapkan terimakasih. Kedua belah pihak sudah mencapai kata sepakat untuk menikahkan Zee dan Shani Minggu depan" ujar kynal
"Iya pak, kami sepakat. Mohon maaf jika tadi marah marah sama kalian" jawab ayahnya Shani
Jadi selepas itu Zee sekeluarga berpamitan untuk pulang kerumah mereka. Obrolan itu berhenti pada pukul 11 siang kemudian berpamitan pulang. Kali ini mereka pulang kerumah dengan cepat karena tidak ada macet sama sekali. dengan perasaan yang lebih baik Zee dan keluarga tidak ada yang harus di khawatirkan lagi.
Sesampainya di rumah, zee langsung pergi ke kamar dan membuka seluruh pakaian. Menghidupkan AC dan kemudian tidur di atas kasur sambil memejamkan mata dan menyaksikan pertarungan dirinya dengan isi kepala
POV zee
Seperti ini kah hidup? Hanya berkutat pada selangkangan? Namun Tampa selangkangan, manusia tidak dapat hidup bukan?
Sebenarnya, jika aku mau aku tidak perlulah lah bersikap ramah dan berputar putar baik di depan keluarganya ci Shani. Terlebih lagi ayahnya itu. Aku bisa saja berontak dan tidak meneruskan hal ini
Namun sekali lagi aku masih memiliki perasaan dan hati nurani dan setiap orang pasti memiliki hal tersebut. Alasan ku hanya satu Shani. Aku tidak ingin membuatnya tambah kecewa dibuatku. jika aku tidak menikahinya lantas siapa lagi? Dia tidak pernah di sentuh oleh lelaki manapun termasuk pacarnya sendiri yaitu KA gracio
Masa iya dia hamil karena aku dan harus menikah dengan kak gracio? Tidak mungkin. Mana ada lelaki yang mau dapet getahnya saja?
Aku dan ci Shani enak enak bikin anak sampai hamil, terus dia nikah dengan laki laki lain yang tidak tau apa apa tentangnya sangat miris. Aku takut dia di perlakukan tidak baik dan kalau pun ada lelaki yang menikahi ci Shani Tampa mempermasalahkan ia bunting dan mengandung anak siapa itu bullshit.
Itu anak kandungku dan bibit unggulku yang aku berikan pada ci shani. Ketika lahir, dan dia menikah dengan orang lain, lalu bikin anak lagi dan lahirlah anak baru. Nah, itu anak pertamaku jadi anak tiri bagi orang lain dan lebih mementingkan anak kandungnya di bandingkan anak tiri. Dunia memang seperti itu, kejam.
Sudahlah, pembahasannya menjadi panjang lebar seperti ini, intinya aku menikahi Shani tidak ingin membuatnya kecewa dan membuat anak ku menjadi menderita di kemudian hari.
POV end
TBC
Vote & komen🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife
Fanfiction⚠️⚠️ "semua ini terjadi bukan salah Zee tapi bukan juga salah shani. Mungkin yg sesungguhnya bersalah adalah keadaan di hari itu" Kalo mau follow dulu juga boleh😊 AREA 18+ Kalo gak suka skip aja