Sinar cahaya matahari memasuki celah celah ventilasi sebuah kamar yang berisi kedua anak manusia berbeda jenis tengah bergumul dalam satu selimut yang Tampa mengunakan sehelai benang di tubuh mereka
Pusing di sekujur tubuh, lengket, tak bisa bergerak,dingin dan merasa dalam dekapan sesorang, hal itu yang pertama kali gracio rasakan setelah sadar namun belum membuka matanya. Perlahan matanya terbuka untuk mengetahui apa hal yang terjadi ia berharap kejadian semalam hanyalah mimpi belaka
Mata lelaki itu terbuka lebar saat mengetahui Anin sedang tertidur memeluk tubuhnya. Dengan pelan ia mencoba untuk melepas pelukan wanita itu namun membuat tidurnya terusik dan mulai membuka matanya
"Eh kamu udah bangun cio"
"Nin tolong jelasin apa semalam kita melakukan itu"
Anin hanya membalas anggukan dan sedikit tersenyum
"Ini gila nin, bahkan aku saja tidak mengingat jelas apa yang terjadi semalam" ucap gracio sambil memijit pelipisnya yang masih terasa pusing. Dia mengingat ingat kembali apa yang terjadi semalam mengapa dia bisa berada di sini dengan anin
"Tapi memang kenyataanya begitu! Bahkan kamu sudah mengambil harta satu satunya yang aku punya, mahkota yang selama ini aku jaga untuk suamiku kelak. Malah kamu ambil seenaknya saja"
Gracio terkekeh pelan mendengarkan penjelasan anin, tentang apa yang dia barusan bilang? Gracio telah mengambil mahkotanya? Yang benar saja bahkan Anin sendiri bekerja di club malam, apa mungkin wanita seperti Anin masih perawan.
"Jangan Ngada Ngada deh mana mungkin kamu masih perawan"
"Jaga ucapan kamu! Jangan kamu pikir aku bekerja di club malam terus aku sudah tidak perawan? Jelas aku masih perawan dan semalam kamu telah mengambilnya"
"Aku gak percaya mana buktinya kalo kamu masih perawan?"
"Lihat saja di balik selimut"
Gracio menurut, ia sedikit membuka selimut yang membungkus tubuhnya dengan tubuh anin matanya membulat terkejut saat melihat bercak darah di sana
"Sekarang kamu percaya kalo aku masih perawan semalam? Dan kami yang mengambilnya.. hiks.. hiks.. kamu jahat cio"
Gracio kembali mengacak acak rambutnya frustrasi, ternyata Anin tidak bohong darah itu terlihat masih baru dia kini percaya jika Anin masih perawan sebelum gracio mengambilnya semalam.
Sekarang dia harus gimana?
Gracio memang cukup populer di kalangan kampus dan banyak sekali wanita yang mengajaknya berkencan namun semua itu ia urungkan karena dia memiliki kekasih yang cukup sempurna.Sekarang dia telah merusak wanita bahkan sahabatnya sendiri di kampus. Dalam hati gracio merasa bersalah terhadap Anin karena telah mengambil harta paling berharga miliknya itu, karena sebelumnya ia belum pernah melakukan hal itu
Gracio menutup telinganya mendengarkan tangisan Anin yang semakin keras, ia harus mengambil keputusan sekarang. Bagaimana pun dia juga sala, telah merusak anin
"Diam lah berhenti menangis! Aku akan bertanggung jawab"pinta gracio
"Bertanggung jawab? Dengan cara apa kamu bertanggung jawab? Memangnya dengan bertanggung jawab akan mengembalikan keperawanan ku"bentak anin
"Aku akan menikahimu"
Anin langsung menimpuk kepala gracio dengan bantal hingga mengenai wajahnya
"Mikir apa sih kamu! Memang aku mau menikah dengan orang yang tidak mencintaiku"
"Terus apa yang harus aku lakukan sekarang? Udah baik aku mau bertanggung jawab malah kamu gak mau"
"Balikin keperawanan aku! Aku gak mau kita nikah hanya karena terpaksa, jadi kamu harus balikin keperawanan ku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife
Fanfiction⚠️⚠️ "semua ini terjadi bukan salah Zee tapi bukan juga salah shani. Mungkin yg sesungguhnya bersalah adalah keadaan di hari itu" Kalo mau follow dulu juga boleh😊 AREA 18+ Kalo gak suka skip aja