Bulan bulan berikutnya pada akhirnya Shani lulus kuliah dengan predikat pujian, walopun menggunakan toga dengan kondisi berbadan dua.
Bulan berikutnya Zee juga lulus sekolah dan langsung melanjutkan ke jenjang pendidikannya berkuliah sembari bekerja.**
Shani dan Zee baru saja kembali dari berbelanja malam hari ini. Kandungan Shani kini memasuki bulan ke 5, namun perut Shani sudah sebesar 7 bulan nan. Tubuh Shani pun ikut mengembang karena kehamilan nya kalo ini lebih besar
Shani sudah tertidur pulas di atas ranjang mungkin karena kelelahan
Zee langsung bergegas ke kamar mandi, setelah selesai mandi dengan hanya menggunkan handuk yang melilit di pinggangnya dan rambut yang masih basah
Zee menoel Noel hidung Shani dengan gemas, membuat Shani terusik dalam tidurnya dan perlahan membuka mata
"Ih ganggu aja deh, aku capek mau tidur!" Ucap Shani kesal
Wanita itu hendak berbalik badan namun lupa kalau perutnya sudah membesar dan akan kesakitan jika tidur dengan posisi miring
"Bangun dulu sayang sholat isya dulu"
"Iya iya, bantuin aku bangun dong"
Setelah kelar sholat berjamaah mereka merebahkan badanya di ranjang kasur miliknya
"Sayang kamu nggak lupa sama janji kamu kan? Aku mau minta bayaran" ujar Zee
"Enggak kok, aku nggak lupa. Tapi besok aja yah, aku cape banget hari ini mau tidur"
"Kamu lelah kenapa sih Hem? Dari tadi perasaan aku yang habis ngampus, terus kerja dan menemani kamu berbelanja membawakan barang barang kamu kadang juga menggendong kamu kalo kamu lelah berjalan, harusnya aku yang ngeluh lelah bukan kamu" jawab Zee menarik hidung Shani dengan gemas
"Aduh sakit ih! Iya deh si paling lelah! Tapi apa kamu masih memiliki tenaga untuk malam ini Hem? Aku Ngak mau di atas lagi, susah perut aku sudah besar gini" ketus Shani
Zee tersenyum miring mendengarkan hal itu, langsung memeluk Shani dari samping dan menenggelamkan wajahnya pada leher Shani
"Tentu aku masi punya banyak tenaga jika untuk permainan kita malam ini" balas Zee dengan tangan yang mulai bergerilya menyentuh bagian bagian tubuh Shani yang sudah menjadi titik sasaran kelemahan wanita
Shani yang juga sangat mendambakan sentuhan suaminya itu tak dapat menahan diri, dia ikut mendesah pelan saat Zee mulai menjalankan aksinya itu
Perlahan Zee naik menjadi berada di atas tubuh Shani agar lebih leluasa, dia melakukanya dengan sangat hati hati karena tidak ingin menyakiti Shani dan baby mereka di dalam sana
Tampa memperhatikan tempo permainannya mereka bisa meraih puncak kenikmatannya bersama
Karena Shani sering merasa cepat kelelahan pada kehamilan nya saat ini, jadi mereka hanya Melakukan sampai 2 kali pelepasan
Setelah menuntaskan hasrat mereka masing masing, tubuh mereka di penuhi peluh akibat permainan panas malam ini, Zee mengusap wajah Shani yang nampak berkeringat itu dengan telapak tanganya
Lalu membawa Shani kedalam pelukannya bersandar pada bagian kepala ranjang, tangan Zee mengusap lembut perut Shani yang semakin besar dan keras. Dia mengecup pucuk Shani berkali kali sedangkan wanita itu yang sudah kelelahan hanya bisa menyandarkan kepalnya pada dada bidang zee yang keduanya masih sama sama polos saat ini
"I love you sayang, makasih ya untuk malam ini" ucap Zee meraih tangan shani untuk di cium
"Apasih pake makasih segala, ini kan udah kewajiban kita satu sama lain. Lagipula aku juga menikmatinya. Sangat sangat menikmatinya" ujar Shani sedikit memukul dada Zee pelan
"Baby kita baik baik aja kan di dalam sana? Gak ada yang sakit atau apa?" Tanya Zee khawatir
Dia takut saat permainan panas Dengan sang istri tadi dapat menyakiti baby mereka di dalam sana karena zee tidak cukup jika hanya satu kali
"Enggak kok tenang aja, baby kita baik baik saja didalam sana, dia kan kuat"
Zee tersenyum lega, ia kembali mengusap perut Shani untuk menyapa baby nya di dalam sana. Namun Zee merasa sedikit heran mengapa perut Shani sudah sebesar ini padahal kandungannya baru berusia 6 bulan
"Ay kamu ngerasa ada yang aneh enggak?" Tanya Zee pada Shani
Shani yang hampir terlelap itu seketika membuka matanya kembali
"Aneh kenapa sayang?"
"Kamu ngerasa ngk sih, kehamilan kamu kali ini lebih besar, padahal usia kandungan kamu baru bulan ke 5 bulan ini tapi kenapa kaya kelihatan udah kaya 7 atau 8 bulanan gini ya? Jangan jangan.. ada maslah di kandungan kamu?" Tanya Zee seketika khawatir
Shani mencubit dada Zee reflek saat mendengar asumsi suaminya
"Hust! jangan ngaco deh kamu! Kandungan aku baik baik aja kok, mungkin baby kita di dalam sana terlalu bahagia karena selalu di temani dady nya"
"Hmm iya juga sih, tapi kaya aneh aja sayang. Besok kita pergi ke dokter ya kalo perlu USG sekalian untuk tau jenis kelamin baby kita" ujar Zee
Namun Shani segera mengeleng cepat, "nggak mau ah! Aku nggak mau USG untuk mengetahui jenis kelamin baby kita, biar suprise aja bulan lalu kan kita udah periksa dan kandungan aku baik baik aja kan? Aku juga rutin minum vitamin, susu ibu hamil, mengonsumsi makanan sehat, istirahat teratur dan lain lain. aku juga ngerasa baik baik aja, gak ada gejala buru apapun" jelas Shani
Tiba tiba Zee kepikiran akan sesuatu yang membuat matanya berbinar
"Jangan jangan baby kita di dalam sana kembar! Bisa aja kan sayang? Papah aku juga kembar, biasanya kalo orang kembar itu kemungkinan kecil untuk melahirkan bayi kembar karena gen kembar sudah habis di mereka yang kembar itu. Dan kemungkinan besar yang yang bisa buat anak kembar adalah keturunan si kembar itu?"
Zee berkata seperti itu karena dia banyak tau Tentang pelajaran biologi semasa SMA pelajaran biologi adakah pelajaran yang ia suka apalagi tentang reproduksi.
"Hm nggak tau juga deh, aku nggak paham tentang ilmu seperti itu. Semoga aja dugaan kamu benar, tapi.. aku kok takut ngelahirin bayi kembar" jawab shani
"Loh kok takut kenapa?"
"Pasti akan sakit banget. Bukan hanya itu, nanti aku juga akan bingung membedakan satu sama lain, dan yang terpenting adalah aku bingung membagi kasih sayang aku sama rata sama si kembar. Aku takut nanti kasih sayang yang aku berikan nggak seimbang membuat salah satu dari mereka merasa terabaikan Dan benci sama aku nantinya" jelas Shani
Zee hanya tersenyum simpul, meyakinkan istrinya jika memilki anak kembar tidak akan seburuk itu
"Udah kamu jangan mikir yang aneh aneh dulu. Kalo memang benar kita akan punya anak kembar kita harus bisa membagi Kasih sayang yang adil. Jangan membandingkan satu Sama lain karena keduanya sama sama buah hati kita. Kita rawat dan berikan kasih sayang yang sama rata. Kamu nggak sendirian sayang, ada aku yang selalu ada di samping kamu" ujar zee
Shani tersenyum senang sedikit lega mendengar penuturan Zee lalu kembali berkata
"Sayang, seandainya jika kita punya anak kembar dan aku tidak berlaku tidak adil pada satu sama lain. Tolong ingetin aku ya ay, aku ingin semua anakku mendapatkan kasih sayang yang sama, tapi aku juga belum bisa menjadi wanita yang sempurna apalagi Menjadi sosok ibu yang sempurna"
Zee mengangguk senang mendengar perkataan Shani, ia sedikit berbalik untuk mencium kening Shani dalam dalam
"Iya sayang, disini kita sama sama belajar untuk menjadi orang tua yang baik dan adil untuk anak anak kita nanti. Jika salah satu dari kita ada yang melakukan kesalahan dalam Mendidik ataupun memberi kasih sayang tidak adil, harus saling mengingatkan satu sama lain"
****
End
Makasih yang sudah baca, vote dan komen🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife
Fanfiction⚠️⚠️ "semua ini terjadi bukan salah Zee tapi bukan juga salah shani. Mungkin yg sesungguhnya bersalah adalah keadaan di hari itu" Kalo mau follow dulu juga boleh😊 AREA 18+ Kalo gak suka skip aja