"jadi gimana Zee dengan rumah nya" tanya ayah mertuanya
"Baik kok yah, walopun tidak terlalu besar tapi cukup bagus kok"
"Kamu sudah mengecek semua, air, listrik dan lainya sudah berfungsi?"
"Sudah ayah, kami sudah mengeceknya, suami ku juga sudah melihat dengan jelas serta berkas berkas nya" jawab Shani dengan pelan
"Iya mas semuanya sudah komplit, tidak ada yang perlu di khawatirkan, aku kemarin juga ikut bersama mereka mengecek rumahnya" saut ibunya Shani
"Baguslah kalo begit, jadi kapan kalian mau pindah?" Tanya ayah mertua
"Tadinya mau tinggal di sini terlebih dahulu tapi ternyata rumah yang akan kita tinggali ternyata sudah rampung. Jadi besok pagi sepertinya kami akan pindah" jawab Zee seteh menghabiskan air putih satu gelas
"Lebih cepat lebih baik lah ya, semoga betah dengan rumah barunya. Untuk perlengkapan lainya bagaimana?"
"Kalo itu kemungkinan beres hati ini yah, tadi papah mengabari aku bahwa orang yang membawa barang untuk mengisi rumah sudah tiba di tempat tujuan"
"Yasudah kalo begitu aku pamit masuk ke kamar ya" ucap Zee pelan sambil tersenyum
"Iya silahkan" jawab ayah mertua
"Ayang duluan saja aku masih pengen ngobrol sama ibu" jawab Shani dengan senyum sumringah
Zee pergi ke kamar lalu kemudian melanjutkan menonton series yang tadi siang dia tonton hingga tak terasa matanya terasa berat dan mengantuk. Zee tertidur dengan sendirinya tidak tau jam berapa, mungkin beberapa menit setelah menonton
Keesokan harinya Zee terbangun dan melihat ada istrinya di sebelahnya dengan tangan yang memeluk tubuhnya layaknya sebuah guling. Cukup pagi ketika Zee melihat jam di dinding baru menunjukan pukul 4.
Zee membangunkan Shani dan kemudian pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudu. Setelah beres solat subuh Zee mengajak istrinya untuk mengeluarkan barang barang dan kemudian mempackingnya untuk di bawa pindah ke rumah baru
"Maaf sayang aku bangunin pagi pagi sekali, hari ini kan mau pindahan. Jadi harus bangun pagi supaya bisa packing barang barang yang akan di bawa nanti" ujar zee
"Iya ngga papa kok sayang, kamu bawa apa aja" tanya Shani
"Iya kalo disini paling bawa baju kamu aja, terserah mau semuanya apa sebagian. Terus perlengkapan kuliah kamu dan lain sebagainya"
"Aku bawa baju yang sering di pake aja terus sebagian barang barang yang aku pake make up, skincare dan lain sebagainya"
"Iya bebas deh, yang penting jangan sampai ketinggalan soalnya aku males bolak balik"
"Kalo ada yang ketinggalan nati lagi aja ambilnya atau nggak nyuruh Chika buat nganterin. Kalo barang penting ya harus segera aku ambil, jadi kamu harus siap dong nganterin aku bolak balik"
"Yasudah kalo begitu packing dulu saja" ujar Zee
"Ay kamu gak liat, memangnya aku lagi ngapain?" Ucap Shani sambil kedua tanganya melipat baju
"Aku mau telpon papah dulu ya sayang, aku mau infoin dulu Kalo aku sebentar lagi mau pindah ke rumah baru"
"Buru buru amat si sayang, sabar sebentar kenapa sih aku juga belum kelar packing ini masa udah mau pergi aja. Lagi pula belum juga sarapan belum beres juga ini udah mau berangkat aja"
"Iya sayang buat mastiin doang, papahku kan sering lupa, jadi sekalian ngingetin" ucap Zee sambil berusaha menghubungi papahnya melalui telpon
"Enggak di angkat, sayang" ujar Zee kepada shani yang sedang sibuk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife
Fanfiction⚠️⚠️ "semua ini terjadi bukan salah Zee tapi bukan juga salah shani. Mungkin yg sesungguhnya bersalah adalah keadaan di hari itu" Kalo mau follow dulu juga boleh😊 AREA 18+ Kalo gak suka skip aja