bab 17

2.8K 170 11
                                    

"kamu sudah siap sayang, pindah ke rumah baru?" Tanya Shani sambil tersenyum

"Iya sayangku kita pindah kesana. Supaya kamu seneng dan kita bisa hidup mandiri bersama sama" jawab Zee kepada wanita cantik berparas bidadari sambil memeluknya.

"Kenapa kalian senyum senyum? Tumben kamu Shani sebahagia ini jarang jarang?" Tanya ibu nya Shani

"Ini Bu kemarin aku sudah mensurvei rumah baru. Jika ibu ingin melihat rumahnya seperti apa, boleh sebentar lagi ikut saja dengan kami kesana" ujar Zee

"Iya Bu ikut saja ya, jaraknya tidak terlalu jauh ko dari sini jadi ibu masih bisa bertemu aku atau mengunjungi ku ketika ibu sedang kangen" ujar Shani

"Bisa aja kamu, iya mau kapan berangkatnya? Ibu juga pengen lihat bagaimana kondisi rumahnya?"

"Aku juga boleh ikut kan ci?" Tanya Chika tiba tiba

"Boleh, setengah jam lagi kita berangkatnya" jawab shani

Zee POV

Setelah ikut berbincang dengan mereka, aku pun langsung duduk di teras depan sambil meminum kopi Tampa rokok. Pagi ini aku merasa tidak nyaman berada di sana, tidak banyak yang bisa aku lakukan

Jadi ketika berkumpul dengan mertuaku hanya berdiam diri saja, menunggu momen yang tepat untuk bercerita ataupun ngobrol dengan mereka. Selebihnya hanya menonton tv sambil menyimak perbincangan mereka

Aku Tidak bisa bermalas malasan dan makan sesuka hatinya. Semuanya sudah di atur dan sudah diperhitungkan oleh keluarga mereka Dan itulah yang membuatnya sedikit tidak nyaman. Terlebih lagi ketika malam pertama saja, ketika aku mau bersetubuh dengan istrinya malah kepergok.

Rasanya sangat tidak etis kepergok saat malam pertama. Aku sendiri menjadi sedikit kikuk ketika berada di dekatnya Chika. Ya karena setelah kejadian itu membuatku sedikit takut saja takut dia marah kepadaku atau sejenisnya

Umurnya adiknya istriku itu masih seumuran dengan ku dan tidak jauh berbeda bahkan kami duduk di bangku sekolah yang sama, Apa lagi sepat dengar gosip bahwa Chika suka kepada ku.

POV end

"Sudah siap? Mari kita berangkat" ajak Zee kepada mereka

"Sudah sayang, kamu sudah siap Chik?"jawab Shani sambil bertanya kepada Chika

"Sudah ko, ayo jalan" jawab Chika singkat

Mereka berangkat ke lokasi rumah baru tepat pukul 9 pagi. Zee membawa mobilnya dengan kecepatan pelan, karena jaraknya tidak terlalu jauh lagi pula dia sedang membawa anggota keluarganya jadi tidak perlu lah ngebut.

Hanya menghabiskan 20 menit, sekarang mereka sudah tiba di depan gerbang rumah tersebut dan terlihat ada beberapa orang yang sedang membersihkannya. Zee kemudian langsung saja memasukan mobilnya ke halaman rumah dan memarkirkannya

"Selamat pagi mas, gimana kabarnya?" Tanya mandor proyek yang beberapa hari sebelumnya di temuinya dan menjabat tangan mereka satu persatu

"Baik pak, ini rumahnya baru di bersihkan ya?"tanya Zee

"Iya mas, takutnya masih ada debu dan kotoran yang tidak nyaman, jadi saya menyuruh anak buah saya untuk membersihkan, supaya lebih bersih lagi"

"Saya pikir rumahnya akan langsung di tempati, jadi untuk memastikan bahwa ini sudah bersih sempurna jadi saya kerahkan seluruh anak buah saya untuk membersihkannya, mohon tunggu sebentar, mungkin 10 menit lagi selesai" ujar mandor proyek.

Setelah menunggu 10 menit rumah pun selesai di bersihkan dan sekarang sudah mulai tercium aroma harum di setiap penjuru ruangan, tidak ada debu ataupun bau semen bangunan baru.

"Saya tinggal dulu mas, semoga nyaman, aman dan tentram memilikinya dan bermanfaat untuk mengarungi rumah tangganya"

"Iya terima kasih juga pak. Amin semoga saja"

Setelah pak mandor yang bernama acun itu pergi, mereka ber 4 di dalam rumah berbincang sebentar sambil berkeliling di sana

"Sayang kamu mau suka kamar yang mana? Kamarnya ada 4, ini satu kamar yang besar dan yang sisanya ukurannya sedang?" Tanya Shani

"Ya kalian lebih baik tempatin yang besar, biar nyaman. Yang sedang itu buat anak anak kalian atau buat kamar tamu jika ada yang datang. Ibu sama Chika nanti berkunjung di sini bisa nginep di kamar itu" jawab ibunya Shani

"Iya sayang, mending kita tempatin yang besar Saja. Lagi pula semua kamar tidurnya sama ko sudah ada toilet di dalamnya dan semuanya sudah berjalan dengan baik" jawab Zee

Singkat cerita hari itu adalah hari kebahagiaan yang Shani rasakan, mungkin dia merasa bahwa sekarang dia tidak sendirian dan selalu ada Zee di sampingnya setiap saat, kemudian mereka punya rumah baru yang walaupun tidak terlalu besar namun milik sendiri.

Mereka kemudian membereskan rumah tersebut dan kemudian mengunci pintunya dengan rapat. Mereka pulang sore dan Zee masih tinggal di rumah mertuanya hingga Minggu depan.

Setelah makan malam bersama Zee langsung masuk ke dalam kamar dan kemudian duduk di atas ranjang sambil membuka handphone untuk menghitung sisa uang dan beberapa kebutuhan lagi yang akan di beli, zee belum membeli perabotan rumah dan yang lainya

"Kamu lagi apa sayang ko baru makan langsung masuk ke dalam kamar?" Tanya Shani kebingungan

"Iya sayang, aku lagi ngitung pengeluaran dan sisa Uang untuk keperluan kedepannya" jawab Zee singkat

"Memang apa yang belum? Palingan juga perabotan rumah kan?" Tanya shani

"Iya sih hehe" jawab Zee menarik Shani duduk

Zee mendudukkannya perlahan, Shani sedang mengenakan kaos putih yang lumayan ketat dengan rambut yang di kuncir dan celana pendek kolor selutut. Zee membelainya perlahan dan memainkan rambutnya

Shani tidak merespon apa apa hanya tersenyum kepadanya seperti yang mengerti keinginan suaminya tersebut. Hanya menggunakan gestur tubuh dan langsung saja mulut mereka bersentuhan, bercumbu mesra dalam dekapan hangat zee

"Aku mencintaimu dengan tulus sepenuh hati, sudah aku berikan Seluruhnya untukmu sayang. Tidak ada lelaki lain di dalam hatiku selain kamu, belailai aku, cumbulah aku sesukamu"

"Aku sangat beruntung memiliki kamu seutuhnya sekarang" ujar Shani

"Aku mencintaimu, mari kita bersama, naik kapal ke danau saling mencinta dan saling mencoba membahagiakan satu sama lain. Aku tahu kamu pun begitu sebaliknya sebelum kita memiliki anak, kita puas puasin terlebih dahulu"

"Kamu ingin punya anak berapa? Biar aku lebih semangat" ujar Zee kepada shani

"Tidak usah banyak banyak, kamu yang enak. Aku yang harus mengandung 9 bulan" jawab Shani agak kesal

Zee Tampa pikir panjang lagi langsung saja mencumbu bibirnya yang indah itu dengan kedua tanganya yang mulai aktif meremas remas buah dadanya yang masih terbungkus bra dan kaos putih.

Tidak di sangka pintu terdorong kembali dan munculah Chika di balik pintu, untung saja mereka tidak lagi bersenggama. Zee lagi lagi di buat kaget dengan kemunculan Chika yang tiba tiba.

"Chika! Kok nggak ketuk pintu lagi! Harusnya kalo mau masuk kamar ketuk pintu dulu, inget sekarang Cici sudah gak sama lagi kaya dulu, Cici sudah menikah dan mempunyai suami!" Ucap Shani setelah melepas tautan bibir

Shani tidak perlu melihat ke belakang untuk mengetahui siapa yang membuka pintunya karena sudah pasti kebiasaan buruk Chika.













TBC

Vote dan komen🙏

My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang