part 25

2.1K 139 5
                                    

Tengah malam Shani merasakan mual hebat hingga dia muntah muntah, namun lagi lagi hanya cairan bening yang ia keluarkan sehingga mulutnya terasa pahit.

Shani terduduk lemas setelah berusaha memuntahkan isi perutnya karena mual hebat itu namun tak ada yang keluar selain cairan bening itu dia tiba tiba lapar dan ingin makan sesuatu.

Zee yang menyadari Shani tidak ada di sampingnya, segera beranjak dari tidurnya mencari istrinya

"Sayang kamu dimana?"

Melihat kamar mandi yang terbuka, Zee yakin jika Shani berada di sana dia segera menghampiri shani. Terlihat istrinya tengah terduduk lemas di dekat wastafel, Zee nampak panik melihat wajah sang istri yang mulai pucat.

"Astaghfirullah sayng, kamu kenapa?"

"Mual banget perut aku, tapi gak keluar apa apa waktu aku muntahin. Jadi lemes banget" jawab Shani lesu

"Masih mual gak? Sini aku bantu pijitin kamu biar bisa enakan muntahnya"

Shani menggeleng pelan, ia menjulurkan kedua tanganya meminta untuk di gendong

"Mau gendong" ucap manja Shani

"Gendong depan apa belakang?"

"Gendong depan!"

Zee pun meraih tangan shani dan membawa tubuh istrinya dalam gendongan ala koala. Shani memeluk leher Zee agar tidak terjatuh, Zee menggendong Shani ala koala sampai di atas ranjang

"Mau di elus elus perutnya" pinta shani dengan nada manja

Zee pun menuruti, ia duduk di samping Shani dan mengusap usap perut Shani yang sudah mulai membuncit dengan lembut. Wanita itu merasa nyaman saat Zee mengusap perutnya yang terdapat calon buah hati mereka di dalam sana

Shani menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Zee, tampa membuat Zee menghentikan elusan nya di perut shani

"Anak kita ternyata minta di elus sama daddy nya ya?"

Shani mengangguk pelan dengan mata terpejam karena nyaman. Tiba tiba rasa lapar menyerangnya lagi diapun menoleh sedikit mendongak menatap zee

"Sayang aku lapar"

"Kamu lapar? Mau makan apa?" Tanya Zee

Shani terlihat berpikir sebentar, ia lapar tapi tidak ingin makan nasi. Ia ingin sesuatu yang pedas,namun yang sedikit aneh.

"Aku pengen martabak manis super pedas, yang banyak cabainya"

Zee mengernyitkan alisnya heran meralat ucapan Shani "martabak telur kali? yaudah aku beliin ya sekarang"

Shani segera menggeleng cepat. "Bukan martabak telur! Aku maunya martabak manis super pedas, pokoknya martabak manis yang pedas!"

Zee menghela nafas panjang. Ada ada saja kemauan bumil kali ini. Martabak manis super pedas gimana rasanya? Bener bener aneh.

"Kamu yakin mau martabak manis super pedas? Gimana nanti rasanya sayang?" Tanya Zee memastikan kembali

"Iya aku mau itu! Pokoknya mau martabak manis super pedas!. Ini juga kemauan baby kita loh, kamu gak mau beliin?"

"Iya iya, aku beliin dulu. Kamu sama baby baik baik di rumah ya" pinta Zee

Laki laki itu beranjak dari duduknya mengambil jaket dan kunci motornya, sebelum pergi dia mencium kening istrinya terlebih dahulu. Sedangkan shani kembali tertidur karena masih mengantuk, tapi dia tidak nyaman tidurnya karena tidak ada Zee di sampingnya.

"Sayang bangun dulu, ini martabak yang kamu mau. Tadi aku minta penjualnya kasih cabe yang banyak"

Zee sedikit mengguncang tubuh Shani agar istrinya bangun. Untung saja masih ada yang jualan martabak di jam segini, penjualnya tadi juga sempat heran mengapa Zee memesan martabak manis super pedas, tapi dia bilang untuk istrinya yang sedang hamil.

My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang