part 9

3K 199 6
                                    

Zee dan kynal duduk bersama dalam satu meja makan, posisinya saling berhadapan-hadapan. Mejam makan yang mereka punya tidak terlalu besar dengan memiliki bentuk meja yang melingkar jadi enak ketika bangku terisi banyak orang

Mereka makan terlebih dahulu, setelah itu memulai pembicaraan dengan kasus yang sedang Zee hadapi

"Zee papah mau tanya? Kamu sudah siap dengan konsekuensinya?" Tanya kynal

"Sudah pah, Zee sudah siap dengan semuanya tapi aku masih bingung untuk bercerita dan meminta maaf kepada kedua orang tua Shani" jawab Zee

"Dengan gracio kamu sudah siap untuk menghadapi?"

"Kalo itu belum tau pah ngikut alurnya saja, toh semua sudah terlanjur terjadi"

"Yaudah kalo itu biar menjadi urusan papah lebih baik kamu diam saja!, papah ingin kamu bersikap dewasa walau umur kamu masih muda, kamu bukan lagi anak kecil yang selalu papah suapin dan papah lindungi terus, umur papah semakin hari juga tambah menua aku ingin kamu bisa menggantikan papah"pinta kynal

"Iya pah makasih, maafkan Zee pah, aku juga belajar banyak dalam kasus ini"

"Laki laki itu tanggung jawabnya besar nak, Jika tidak bisa menjadi laki laki yang yang bijak dan baik janganlah menjadi lelaki yang pecudang dan munafik. Belajar dari kesalahan, ini adalah cerminan gaya hidup kamu. Masalah pekerjaan kamu kan sudah punya bisnis sendiri, pergunakan hasil bisnismu itu buat menafkahi istri dan anakmu kelak sebagai seorang kepala rumah tangga!"

"Atau kamu mau kerja di perusahaan papah, kamu tinggal pilih mau bekerja di posisi yang mana? Tapi dengan satu catatan papah tidak akan memberikannya dengan mudah"ujar kynal

"Mungkin Zee akan mengembangkan perusahaan terlebih dahulu, nanti misakan kalo papah butuh bantuan Zee. aku akan siap membantu mengurus perusahaan papah" ucap Zee

"Pah, jadi gimana untuk besok kita berangkat jam berapa?"tanya Zee

"Itu terserah kamu papah ada waktu pagi, kalo sore papah ada ketemu dengan WO yang akan mengurus pernikahan kamu"

"Serius pah, jadi nikah lusa nih aku?" Tanya Zee

"Oh ya Zee kalo urusan mamah kamu biar papah yang berbicara, lebih baik kamu kabari shani bahwa besok pagi kita sekeluarga mau bersilahturahmi ke rumahnya"

"Iya pah, nanti aku kabarin"

Setelah obrolan singkat mereka selesai, sebenarnya ada rasa yang di takuti Zee mengenai gracio. Tapi soal bajet pernikahan tidak ada yang perlu Zee khawatirkan selama 2 tahun kebelkangan ini Zee sudah mengumpulkannya lewat penghasilan sendiri Dan uang saku yang di berikan kynal setiap bulanya selalu ia sisihkan separuhnya. Dan sekarang sudah terkumpul cukup banyak  cukup untuk menjalani hidup baru Tampa bantuan kynal

Itulah hebatnya menabung, Zee mulai tersadar dari ucapan kynal untuk belajar bersikap lebih dewasa lagi. percakapan mereka berhenti sampai disitu kynal pergi ke ruang tengah sedangkan Zee pergi ke kamar untuk mengirimkan pesan singkat kepada shani melalu aplikasi WhatsApp

"Sayang selamat malam? Kamu lagi apa? udah makan apa belom?"

Shani ceklis dua tapi tak kunjung juga membalas pesan dari Zee, dia berinisiatif untuk meneleponnya langsung

"Halo ci, kenapa wa aku gak di bales"

"Lagi malas, ada apa sih malam malam gini telpon"

"Ya berkabarlah, oh iya kata papah besok pagi mau silahturahmi kerumah Cici"

"Kamu bener sudah bercerita ke orangtuamu?"

"Iya sudah hanya papah sedikit kesel karena aku tidak bersikap dewas"

"Memang kamu belom dewasa dan kamu sedikit egois"

"Kok gitu sih ci! Terus respon keluarga Cici gimana"

"Sama aku juga kena semprot sama ayahku dan lebih parahnya lagi sampai sekarang chika belom mau ngomong sama aku kalo respon ibu aku baik baik dia selalu menenangkan aku. Ayahku marah sama kamu karena kamu bikin aku hamil"

"Iya maaf, lagian aku gak sengaja"

"Yasudah jangan di bahas lagi udah terlanjur kejadian"

"Cici memang mau di nikahin Sama aku? Aku sayang sama cici dan aku sudah niat untuk bertanggung jawab menikahi cici"

"Syukurlah jangan jadi laki laki pengecut kamu sayang"

"Yah sapa bilang aku pengecut ci? Aku gak kaya gitu kok, cuma aku masih bingung buat hadapin ayahmu"

"Haha mampus, nanti kamu di marahin sama di pukulin habis habisan. Berani beraninya hamilin anak orang"

"Mau gimana lagi, pasti bakal aku hadapin dengan lapang dada. Udah dulu ya ci aku udah ngantuk"ujar zee

"Entar dulu baru jam 9 udah ngantuk aja, ini anak kamu mau di kasih nama siapa?"

"Yaelah masih jauh kali ci, urus aja dulu dedek bayinya"

"Yah kamu bapaknya masa gak mau tau sih?"

"Yaudah terserah Cici aja mau di kasih nama siapa, cuci juga kan ibunya"

"Eh ini bocah pengen mau enak enaknya saja, giliran dimintain nama anak aja susah"

"Ya prosesnya emang suka banget, lagian enak. Siapa sih yang gak suka proses bikin anak, apalagi kalo di kasih cuaca dingin"

"Ya itulah memang isi otak lelaki makannya di luar sana banyak keluarga yang anaknya banyak tapi tidak di urus dengan baik"

"Gimana kan semakin banyak anak semakin banyak rejekinya juga"

"Udah nggak cocok lagi sekarang pake semboyan itu. Mending kalo beneran banyak anak banyak membawa rezeki satu jadi dokter satu jadi ABRI satu jadi guru dan sebagainy. Kalo nggak? Udah pas dua anak lebih baik, biar dapet kasih sayang dan dapat pola asuh yang baik"

"Iya dah terserah ibunya aja" ujar Zee sedikit kesal

"Ya lagian sih di tanya baik baik jawabannya enggak jelas banget"

"Udah yah ci, aku mau tidur, ngantuk banget sampai ketemu besok"

"Yaudah gih sana tidur. selamat malam calon suaminya aku muachhh" ujar Shani dengan manja

"Selamat malam juga calon istriku, mucahh" jawab Zee dengan kecupan

Setelah menelpon Shani, Zee merasa kehausan karena ngomong sambil agak berteriak-teriak, kemudian Zee berjalan menuju ke dapur dan menghabiskan dua gelas air putih

Zee mencoba merebahkan badanya kembali di ranjang kamarnya meluruskan kakinya dan memejamkan matanya, namun perasaanya tidak enak rasanya seperti deg degan saja karena besok Zee akan bertemu dengan keluarga Shani

Zee merasa takut jika terus terusan merahasiakan ini orang lain akan berprasangka buruk dengan hal ini, ya siapa yang tidak aneh dan meras terheran heran seseorang yang akan di nikahinya merupakan kekasih dari kakaknya tiba tiba saja Zee yang sebagai adik dari kekasihnya ingin menikah dan berkomitmen denganya

Sedangkan Zee masih menyimpan rapat rapat rahasia itu, Zee juga menginginkan jika acar itu tidak akan melibatkan orang lain dan hanya mengundang sodara deketnya saja, papahnya Zee dan Shani sepakat untuk menyelesaikan masalah itu dengan jalan pernikahan

Sedangkan Zee sendiri belum mengetahui keputusan orang tua Shani seperti apa, Terutama ayahnya. Apakah dia akan merestui Zee yang sudah menghamili putri pertamanya.

Entahlah, itu yang sedang Zee pikirkan sekarang sehingg membuat matanya sulit sekali terpejam sampai sampai membuat kepalanya begitu pusing di buatnya, menit demi menit berlalu sekarang sudah pukul 12 malam














TBC




Jangan lupa vote dan komen
See you next time

My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang