Bab 32

690 72 6
                                    

Dor-dor-dor.

Law memasuki villa milik Enel dengan kening mengernyit,ia terlihat waspada,meski tidak ada raut takut sedikitpun di wajah nya yang tampan,saat menatap puluhan pengawal milik Enel yang sudah di siap menyambut nya di halaman samping villa, dengan berondongan peluru tajam.

Beberapa dari mereka sudah tergeletak tertembus timah panas pada bagian organ vital tubuhnya,hingga tak berapa lama terdengar suara teriakan yang menyuruh mereka untuk berhenti saling menembak.

"Berhenti, mereka tamu kita."kata pria di belakang kerumunan para pria berbaju hitam dan bertubuh kekar itu.

Enel jelas tahu,jika ia memaksa untuk menyerang tamu istimewa nya itu malam ini,habislah dia.

Ia harus menerima konsekuensinya untuk kehilangan banyak pengawal sia-sia, karena ia sangat tahu jika tamu istimewa nya kali ini adalah pria dengan pengawalan para sniper terlatih dengan bayaran termahal di dunia.

Well, Trafalgar D Water Law, ternyata memang sesuai dengan rumor yang beredar selama ini,pria yang tidak tersentuh.

"Selamat datang Tuan Trafalgar."suara Enel terdengar nyaring ketika ia menyibak kerumunan anak buahnya untuk menyapa Law dengan senyum miringnya.

Law berhenti,pria itu mengangkat salah satu tangannya sembari matanya menatap tajam sosok pria yang berdiri angkuh tak jauh darinya.

Dia adalah Enel.

Pria itu merentangkan kedua tangannya ramah lalu melangkah mendekati Law dengan perlahan."Ada yang bisa di bantu tuan Trafalgar?,suatu kehormatan bagi saya, Anda datang ke villa kecil saya malam ini."

Law menaikkan sudut bibirnya,pria itu berdiri tegak dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku celananya.

"Tak usah basa-basi Tuan Enel, seharusnya kamu sudah tahu apa yang aku inginkan hingga datang kesini?,jadi serahkan Luffy-ya,dan aku akan menganggap tidak ada dendam di antara kita."

Enel terkekeh."Anda turun tangan hanya untuk menjemput nya,pria kecil mu yang tidak berharga itu, bahkan jika aku berikan pada pengawal ku,aku yakin mereka juga tidak mau."sinis Enel

Law masih dalam posisi yang sama dan ekspresi wajah yang sama,datar tanpa ekspresi,akan tetapi rahang yang kokoh itu perlahan mengeras, darah nya berdesir ketika Enel mengejek istri nya.

"Kau tahu kenapa aku membunuh Monet?."tanya Law melupakan sopan santun dengan pria licik di depannya.

Enel nampak mengedikkan kedua bahunya seolah tak perduli kekasihnya itu hidup atau mati.

"Sebenarnya aku tidak ingin membunuhnya, tetapi aku menyesal ketika membiarkan nya hidup,dia malah menyakiti orang yang paling aku sayangi,maka mati adalah pilihan yang terbaik untuknya."Law tersenyum sinis."kau tahu kenapa?."

"Karena jika aku membiarkannya hidup,dia akan menjadi duri bagiku."
"Menghukum nya sedikit,dan melihat nya menjerit kesakitan,serta bermain-main dengan kematian,bukan kah itu menyenangkan, tentu."

Enel tertawa keras."tentu,itu sangat menyenangkan, apalagi jika kita bisa membuat musuh tak berdaya dan bertekuk lutut di bawah kaki kita."

"Dan itulah yang akan ku lakukan sekarang."ucap Law tenang.

Tangan Law perlahan merambat turun meraih pistol miliknya dan langsung mengarahkan tepat dke arah kepala Enel.

"Sekarang kau tertawa lah."sesis Law tajam dan seketika halaman samping villa itu menjadi hening tanpa suara.

"Sebelum aku mencabut duri yang lainnya,dan itu kau."

"Wow,,,calm down Tuan Trafalgar,kita bisa berbicara dengan tenang sambil minum teh di dalam."bujuk Enel setelah tawanya berhenti,ia sangat mengenal senjata yang ada di tangan Law.

Noda(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang