Bab 29

882 79 14
                                    

Law menatap tumpukan kertas yang berserakan di atas meja kerjanya dengan jenuh, sebenarnya Law sangat tidak perduli dengan berkas berkas yang berada di atas mejanya.

Law termenung di atas meja kerjanya dengan pikiran campur aduk, banyak bal yang menyita pikiran nya tapi,ada yang membuat nya lebih gundah adalah Luffy-ya merajuk padanya.

Ia masih ingat betol bagaimana Luffy-ya nya itu tidak ingin pergi ke acara pesta milik sahabat nya, Law sudah membujuknya tapi sangat sulit hingga ia membuat janji,jika rapat nya dengan para kolega selesai maka ia akan datang menjemput nya,baru Luffy mau pergi,tapi tetap saja dengan wajah cemberut.

Ia bisa menghadapi puluhan bahkan ratusan musuh sekaligus,dari senjata cornershot yang paling simpel hingga tracking point yang paling susah.

Cornershot yang canggih,yang memungkinkan pengguna melepaskan tembakan dari sudut siku tanpa terlihat lawan yang ada di sisi lainnya, senapan yang berfungsi sebagai senjata otomatis, peluru granat, bahkan bisa di pisah menjadi pistol semi otomatis, bukan apa-apa baginya.

Ia bahkan mampu membongkar dan memasang Glock 20, dengan 15 peluru diameter 10mm kurang dari 60 detik, padahal Glock 20 memiliki mekanisme bongkar pasang yang cukup susah.

Tapi mengapa ia begitu sulit mengatur Luffy-ya nya itu, ingin memarahinya namun jika Law mendengar suara milik Luffy-ya nya,ia tak mampu mengendalikan dirinya sendiri.

"Shit."

Law berjalan perlahan ke arah jendela kaca yang menampakkan keramaian kota saat itu, setidaknya dengan melihat pemandangan yang ada di depan matanya pikiran nya jadi lebih tenang.

"Tuan Trafalgar."

Terdengar suara deheman yang memaksa Law mengalihkan pandangannya.

"Ada apa?."tanya Law datar, wajahnya sedikit mendongak dan kedua telapak tangan nya berada di balik saku celana, menatap Aisa seakan wanita itu tidak lebih penting dari berkas yang berserakan di meja kerjanya.

Aisa berusaha untuk tetap tenang meski jantungnya berdebar kencang,bos besarnya itu meski nampak manis jika bersama dengan istri nya,namun bisa berubah menakutkan jika sudah berada di ruang CEO Trafalgar's Corp.

"Sa,, saya,sa,,,saya mohon izin untuk bekerja setengah hari Tuan, kekasih saya pulang dari luar negeri."ujar Aisa terbata-bata

"Lalu apa hubungannya pekerjaan dengan kekasih mu yang pulang?."

Law menatap Aisa dari ujung rambut hingga ujung kaki,bila wanita lain pasti akan tersenyum menggoda,namun Aisa hanya berdiri kaki menelan salivanya,itu lah yang Law sudah dari sekretaris nya itu,tidak, Law tidak menyukai nya lagi karena sekretaris nya itu sudah merebut kasih sayang istri nya.

"Besok kekasih saya akan kembali lagi,jadi hari ini kami akan pergi berkencan."
"Kau akan pergi berkencan?."Law membalikkan badan,ia berjalan santai ke arah meja kerjanya lantas duduk di kursi putar nya.
"Iya Tuan."
"Di mana?."tanya Law yang membuat Aisa tersentak,sejak kapan bosnya itu perduli dengan kencan pegawai nya.

"Di taman hiburan Tuan,kata orang jika kita naik bianglala bersama pasangan itu sangat romantis Tuan."jawab Aisa sambil menelan ludahnya saat Law menatap nya dengan tajam.

"Romantis?,apa semua orang menyukai itu?."pertanyaan Law membuat Aisa mengangguk kepalanya.

"Tentu Tuan,semua orang menyukai pasangan nya yang romantis."jawab Aisa tegas dan sigap
"Dan mereka semua menyukai taman hiburan?."
"of course."
"Seperti anak kecil."ujar Law

Aisa mencebik,ia bagai di lambung kan ke atas langit lantas di jatuhkan begitu saja,sakit.

"Kau boleh pergi."suruh Law sambil mengibaskan tangannya
"Arigatōgozaimasu Tuan."

Noda(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang