6 | Affront

4.9K 524 6
                                    

Sampai sekarang Jisoo masih merasa ada yang janggal dengan kepergian sang adik. Seperti ada sesuatu yang Jennie tutup rapat dari keluarganya dan itu menimbulkan tanda tanya besar di kepalanya.

Informasi yang ia dapatkan dari anak buahnya mengenai Jennie berhasil membuat jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat.

Jisoo mengosongkan jadwalnya hari ini demi bertemu seseorang. Rambut panjang hitam yang digeraikan. Blazer hitam kotak-kotak ditambah kacamata di hidung mancungnya menampilkan aura baddas dan CEO yang kuat.

 Blazer hitam kotak-kotak ditambah kacamata di hidung mancungnya menampilkan aura baddas dan CEO yang kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     ( Bayangin aja ada kacamatanya )

"Maaf terlambat" seorang pria tampan berahang tajam datang dan duduk berhadapan dengannya.

"Ada gerangan apa kau memintaku ke sini?" Jisoo melepaskan kacamata hitamnya lalu memandang jenuh laki-laki itu.

"Jujur saja, kau pria yang telah menodai adikku kan?" Pria itu mengernyit seakan tak paham apa yang Jisoo katakan.

"Kau menuduhku? Hati-hati! Aku bisa menuntutmu atas pencemaran nama baik" malas berbicara Jisoo mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan sebuah foto.

"Maksudmu"

"KAU BUTA ATAU MEMANG BODOH!" Bentak Jisoo mengundang atensi pelanggan.

"Tenanglah Ji aku bisa jelasin" paniknya sambil melirik ke arah orang-orang yang memperhatikan mereka.

"Karena tak bisa mendapatkan ku kau melampiaskannya pada adikku?" Tebak Jisoo tepat sasaran. tanpa perlu dijawab ia sudah mendapatkan jawabannya dari ekspresi wajah sang mantan.

"Nde" ucapnya mengakui perbuatannya membuat Jisoo menahan mati-matian laju air matanya.

"Aku tidak bisa terima kau mencampakkanku demi pria lain. Apa yang tidak aku punya sedangkan Seokjin punya? Aku tampan dan juga mapan"

"Apa kau tidak bercermin diri. Kau itu playboy dan suka mabuk-mabukan" balas Jisoo.

"Dulu kau berjanji untuk selalu menerima diriku apa adanya tapi sekali melihat kilauan emas matamu beralih pandang" ucapnya sendu dibalas putaran mata oleh Jisoo.

"Aku menikah dengan Seokjin bukan karena harta maupun reputasinya melainkan karena sifatnya yang lembut dan pandai mengayomi"

"Sudahlah! aku tidak ingin berdebat denganmu, Sekarang aku minta nikahi adikku dan pertanggung jawabkan perbuatanmu" laki-laki itu tertawa membuat Jisoo bingung.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?"

"Aku akan melaporkanmu ke polisi" balas Jisoo tak takut sedikitpun.

"Oh ya? Kau tidak ingin melihat adikmu itu bernapas lagi?" Jisoo mengepalkan kedua tangannya kuat sampai buku-bukunya memutih.

"Jangan mengancamku!"

"Aku tidak pernah bermain-main dengan ucapan ku Jisoo-ya" Jisoo menelan salivanya susah payah. Laki-laki ini terlalu bahaya untuk diajak kerjasama.

"Oke, tapi aku minta jauhi dia dan jangan pernah lagi datang ke dalam kehidupannya atau kau berurusan denganku" ancam Jisoo menajamkan matanya lalu meninggalkan cafe.

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang